5 Cara Digitalisasi di Era Pandemi Ala Kominfo

pada 4 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

(ilustrasi foto: Marvin Meyer / Unsplash)

Uzone.id-- Selain musibah, pandemi COVID-19 di Indonesia telah diakui oleh industri teknologi sebagai hikmah terselubung dalam percepatan digitalisasi Tanah Air. Kementerian Komunikasi dan Informatika pun membagikan 5 fokus yang menjadi cara agar akselerasi digital di Indonesia bisa bergerak secara merata.

Dijelaskan Ahmad M. Ramli selaku Dirjen Penyelenggara Pos & Informatika (PPI), fase new normal di mana banyak toko, kantor, mal, hingga restoran kembali dibuka menjadi momen pas untuk mengedukasi masyarakat agar terbiasa dengan aktivitas secara virtual.

“Dengan reopening dan new normal, sebenarnya ekonomi kita juga tidak langsung berlari lagi, karena optimalisasi ini baru 50 persen saja. Dalam keadaan inilah sebetulnya masyarakat butuh diedukasi bahwa mereka harus bergerak dari serba fisik menjadi virtual,” terang Ramli dalam diskusi webinar yang digelar secara online oleh Kominfo, Senin (20/7).

Baca juga:Kominfo Ngebut Benahi Layanan Internet di 12 Ribuan Desa

Dari sini, Ramli mengatakan kalau Indonesia memang membutuhkan beberapa cara untuk mendukung beberapa hal untuk percepatan digitalisasi, khususnya di era pandemi seperti sekarang.

1. Telko dan infrastruktur
Menurut Ramli, telekomunikasi sudah menjadi kebutuhan pokok masyarakat.

“Telekomunikasi itu bagai oksigen. Telekomunikasi bukan lagi kebutuhan mewah, tapi kebutuhan pokok bagai oksigen. Kalau sinyal hilang, rasanya seperti kehilangan oksigen, bukan?” katanya.

Peran telekomunikasi bagi transformasi UMKM dinilai sangat vital.

“Online shop, kelancaran usaha UMKM, hingga inisiasi seperti bantuan tunai ke daerah terpencil itu semua bisa lancar dan dapat terlaksana secara efektif jika jaringannya memadai dan sinyal stabil,” kata Ramli.

Peningkatan infrastruktur ini tentu akan ditopang oleh pemerintah melalui program BAKTI Kominfo serta kerja sama para operator seluler.

2. Quality of service
Ramli menilai, kualitas layanan di Indonesia harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kenyataan di lapangan, bukan berdasarkan standar atau melihat apa yang terjadi di luar negeri, khususnya negara maju.

“Kita harus melihat lebih jelas lagi, apa yang dibutuhkan negara, dari sini kita harus mendorong telekomunikasi dan layanan digital lain sesuai kebutuhan dan kemampuan masyarakat Indonesia, daripada memaksakan semuanya dan harga malah sangat mahal, justru malah memperlambat akselerasi digital ini,” tutur Ramli.

3. Marketplace
Menurut Ramli, ekosistem ekonomi digital seperti marketplace juga harus mendapat perhatian khusus, dari segi pengembangan hingga pemberdayaan UMKM di dalamnya.

“Keberadaan online shop sejak ada PSBB itu meningkat 400 persen. Jika melihat hari biasa saja, pengunjung mal bisa sampai 3 juta orang per bulan, sementara pengunjung marketplace 120 juta user per bulan. Kehadiran marketplace seperti Tokopedia dan lainnya bisa memperluas jangkauan bisnis,” kata Ramli.

4. Pemberdayaan UMKM
Hal ini berhubungan dengan poin nomor 3 di atas, Ramli meyakini di masa sulit seperti sekarang UMKM sudah harus mulai bergerak ke arah digital agar tetap bertahan dan menjadi penyumbang ekonomi negara juga.

“Contohnya, Kominfo memilki beberapa program seperti Masyarakat Cerdas Bertelekomunikasi yang mengedukasi tentang penipuan siber, dan lainnya agar pelaku UMKM lebih mengerti pentingnya menuju digitalisasi. Kalau belum digital, harus siap tertinggal,” ucapnya.

5. Kurir, pos, dan logistik
Aspek satu ini juga menjadi pelengkap dari ekosistem digital di Indonesia semakin efisien dan berlangsung tepat waktu.

“Tidak mungkin kegiatan online shop tidak menggunakan kurir untuk mengantarkan barang dari si penjual ke pembeli. Menurut saya hal ini juga layak dikembangkan agar rantai ekonomi digital dapat bergerak dengan baik,” tutup Ramli.