5 Fakta Satelit Satria yang Bakal Sebarkan Internet di Pelosok Indonesia

pada 4 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

(Ilustrasi satelit. Foto: NASA / Unsplash)

Uzone.id-- Dari sekian banyak proyek pemerintah yang belum rampung, salah satunya adalah Satelit Satria. Diproyeksikan dapat menyebarkan akses internet di belantara Indonesia pada 2022, sudah sejauh mana proses pengembangan satelit ini?

Dijelaskan oleh Direktur Utama BAKTI Kominfo, Anang Latif, sejauh ini Satria masih dalam proses perampungan pembiayaan, karena proyek ini melibatkan beberapa negara lain.

Agar lebih jelas, berikut deretan fakta tentang Satelit Satria.

1. Proyek internasional dengan berbagai negara
Selama ini Satelit Satria diketahui berada di bawah proyek Satelit Multifungsi (PMF) dari pemerintah. Sementara untuk prosesnya dijalankan oleh BAKTI Kominfo.

Dijelaskan Anang, konsep Satria ini adalah Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), sehingga urusan pendanaan bukan berasal dari anggaran pemerintah semata.

“Untuk Satria ini, Kominfo menunjuk sebuah mitra, jadi mereka yang mencari pendanaannya, berbeda dengan proyek lain di mana negara menyiapkan dana. Nah, mitra kami ini memilih pabrikan terbaik untuk satelit Satria, serta pabrik peluncurannya,” tutur Anang pada kesempatan webinar yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) belum lama ini.

Baca juga:Satelit Satria Meluncur 2022 dengan Roket SpaceX?

Dari penuturan Anang, pemerintah Indonesia memilih mitra pabrikan asal Prancis, yakni Thales Alenia Space, serta satelit peluncurnya berasal dari SpaceX, Amerika Serikat.

“50 persen pembiayaan khusus komponen itu dari China, 50 persen dari China. Selama ini kami bekerja sama dengan badan usaha China dan Prancis dan telah berkomunikasi dengan intens,” ucapnya.

2. Pembiayaan tertunda karena pandemi
Diakui Anang, pandemi COVID-19 menyebabkan banyak urusan administrasi jadi tertunda.

“Urusan administrasi Satria mengalami penundaan karena COVID-19, jadi butuh beberapa round lagi, dan menunggu kelanjutan kabar dari Prancis yang juga di-endorse oleh pemerintah setempat. Kami harap kuartal ketiga ini bisa selesai proses pembiayaannya,” lanjut Anang.

3. Prioritas sebarkan internet di 3T
Satelit Satria ini diketahui memang dianggap sebagai proyek penting karena tujuannya untuk menyebarkan internet setidaknya ke 15 ribu titik di semua wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan, Terluar).

Artinya, pulau padat penduduk seperti Jawa bukan menjadi fokus dari Satelit Satria ini.

Baca juga:Sudah Ada Palapa Ring, Buat Apa BAKTI Bangun Satelit Lagi?

4. Berapa kapasitas internetnya?
Beberapa waktu lalu, Menkominfo Johnny G. Plate pernah mengatakan, kalau Satria ini dianggap sebagai infrastruktur pendukung dengan kapasitas yang ditargetkan mencapai 150 Gbps.

Itu semua untuk menutupi blank spot di Indonesia dan area terpencil di Indonesia Timur, Tengah, dan Utara.

5. Target meluncur?
Pemerintah menargetkan Satelit Satria dapat beroperasi pada kuartal keempat tahun 2022 menggunakan roket Falcon 9 dari SpaceX dan mengorbit di 146 derajat Bujur Timur.