AI Super Cerdas Ini Jadi Alasan Sam Altman Dipecat OpenAI?
Uzone.id– Meskipun Sam Altman sudah kembali menjabat sebagaiCEO OpenAIusai dipecat dadakan pada Jumat, (17/11) lalu, tapi alasan dibalik huru-hara pencopotan jabatan ini masih menjadi perdebatan.
Dalam keterangan yang dibagikan OpenAI pada saat pemecatanSam Altman, dewan direksi mengungkap kalau selama ini Altman tidak jujur saat berkomunikasi dengan jajaran direksi dan tidak memenuhi tanggung jawabnya sebagai seorang CEO.
“Direksi juga tidak lagi percaya akan kemampuannya untuk lanjut memimpin OpenAI,” tulis OpenAI dalam keterangan yang dibagikan dalam blog resmi mereka.
Namun, banyak yang kurang percaya akan alasan ini. Bahkan, seorang sumber menyebut ada alasan lain yang menyebabkan Sam Altman dan teman-temannya dicopot dari posisi mereka.
Usut punya usut, ada alasan lain yang kemungkinan menjadi alasan kenapa dewan direksi cepat-cepat memecat Altman. Kabar ini dilaporkan oleh orang dalam yang mengetahui kondisi perusahaan sebelum pemecatan terjadi.
Melansir dariReuters,Kamis, (23/11), 4 hari sebelum Sam Altman dipecat, beberapa staf peneliti menulis surat ke dewan direksi dimana mereka memberi peringatan terkait penemuan teknologi AI yang menurut mereka bisa mengancam umat manusia.
Penemuan Teknologi AIpowerfulini diberi nama Q* atau Q Star. Surat dan algoritma AI yang tidak dilaporkan ini adalah sebuah perkembangan utama yang terjadi di perusahaan sebelum dewan direksi memecat Sam Altman.
Menurut sumber yang sama, teknologi ini disebut sebagai salah satu faktor yang menyebabkan dipecatnya Altman dari posisi CEO. Alasannya, karena para dewan dan staf khawatir jika nantinya teknologi ini dikomersialisasi tanpa memahami konsekuensinya lebih dulu.
Kekhawatiran ini merujuk pada pernyataan beberapa anggota tim OpenAI yang percaya kalau Q* ini sudah mencapai tahap komputer supercerdas dengan inteligensia lebih tinggi dari manusia, yang dikenal dengan nama artificial general intelligence (AGI).
AGI ini mampu menggeneralisasi, mempelajari dan memahami sesuatu, salah satunya AGI bisa mengerjakan soal matematika tertentu, yang mana keberhasilannya dalam tes-tes ini membuat peneliti yakin kalau Q* akan sukses di masa depan.
Matematika memang menjadi patokan pengembangan AI Generatif, yang mana AI dinilai akan memiliki kemampuan penalaran yang besar layaknya kecerdasan manusia ketika menguasai kemampuan mengerjakan matematika.
Nah, berrbeda dengan kalkulator yang dapat menyelesaikan sejumlah rumus terbatas, AGI dapat menggeneralisasi, mempelajari, dan juga memahaminya.
Selain membahas kehebatannya, para peneliti juga membahas soal bahayanya dimana salah satu bahaya yang mungkin ditimbulkan AGI adalah ketika mereka terlalu cerdas dan memutuskan untuk menghancurkan umat manusia untuk kepentingan mereka.