Alasan Siaran TV Analog Harus Disetop, Ganti Siaran TV Digital
Ilustrasi (Foto: Sven Scheuermeier / Unsplash)
Uzone.id- Indonesia akan mengucapkan selamat tinggal pada siaran TV analog karena akan digantikan oleh siaran TV digital dengan tahap awal berlangsung paling lambat tanggal 17 Agustus 2021, kemudian untuk tahap akhir paling lambat 2 November 2022.
Tentu saja, bagi kamu yang punya televisi tapi belum dilengkapi alat penangkap siaran TV digital, maka televisi kamu perlu didukung oleh alat Set Top Box (STB).
Kami melihat harga STB di situs e-commerce mulai dari Rp200 ribuan. Namun, kamu harus tahu bahwa Kominfo sudah mengumumkan merek STB yang sudah tersertifikasi, yakni Nexmedia tipe NA1300/DVB-T2 MPEG4 HD, Polytron tipe PDV 600T2, Ichiko tipe 8000HD, Akari tipe ADS-2230, Akari tipe ADS-210, Akari tipe ADS-168, dan Venus tipe Brio, Tanaka tipe T2.
Menteri Kominfo Johnny G. Plate sudah membuat gugus tugas migrasi TV analog ke digital yang fokus memindahkan 728 siaran TV analog yang ada di Indonesia untuk menjadi siaran TV digital.
BACA JUGA:Cara Setting STB di TV Analog untuk Menangkap Siaran TV Digital
Ada 12 provinsi di Indonesia juga disebut-sebut telah memulai siaran simulcast (TV analog dan digital bersiaran secara bersamaan). Ditargetkan, 34 provinsi sudah mengoperasikan siaran TV digital tahun ini.
Siaran TV digital jadi solusi untuk mengatasi keterbatasan dan inefisiensi pada penyiaran TV analog. Pasalnya, untuk siaran TV digital, satu kanal siaran dapat diisi dengan jumlah siaran yang lebih banyak.
Sehingga akan menciptakan digital dividen. Jadi, sisa frekuensi yang tidak dipakai lagi oleh siaran TV analog, nantinya dipakai untuk telekomunikasi sehingga akan tercipta penguatan internet 5G, transformasi digital atau layanan kebencanaan.
Menurut Menteri Kominfo Johnny G. Plate, TV digital menjamin siaran yang jauh lebih berkualitas, sehingga masyarakat bisa menikmati tayangan TV lebih jernih dan interaktif.
Menurutnya, masyarakat juga nantinya akan memperoleh keuntungan, di antaranya akses internet yang lebih cepat karena adanya efisiensi dalam penggunaan spektrum digital dividen frekuensi untuk penyiaran.
Johnny juga mengatakan, jika masyarakat Indonesia tetap berada di siaran TV analog, penggunaan frekuensi akan sangat boros.
"Tetapi ketika kita beralih ke digital, maka kita bisa sepersepuluhnya menghemat frekuensi yang ada ini," kata Johnny saat itu.