Antisipasi Internet Lambat, First Media Akan Gabung Kabel Laut Facebook-Google?

pada 4 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Ilustrasi (Foto: Telin)

Uzone.id- Pelanggan sempat mengeluhkan layanan internet PT. LinkNet milik First Media mengalami penurunan kecepatan akses pada Senin (5/4/2021).

Pasalnya, dua sistem kabel laut mengalami putus. Yang pertama, Komunikasi Kabel Bawah Laut Jakarta-Bangka-Batam-Singapore (SKKL B2JS) yang dikelola PT. Ketrosden Triasmitra terputus di bawah laut pada 1 April 2021.

Edward Sanusi, Chief of Technology & Product Officer PT Link Net Tbk, menjelaskan bahwa perbaikan SKKL B2JS belum selesai sampai sekarang karena untuk restorasi bawah laut butuh waktu 2-3 minggu.

"Kami dapat estimasi itu tanggal 15 April akan mulai tersambung," kata Edward saat diwawancarai via virtual, Selasa (6/4/2021).

Kemudian, menyusul dan SKKL Jawa-Kalimantan-Batam-Singapore (Jakabare) yang dikelola PT Indosat putus karena tanah amblas di area Changi, Singapura, pada 5 April 2021.

Kedua SKKL itu selain dipakai oleh First Media, juga dipakai beberapa provider internet lainnya.

BACA JUGA:Pelanggan Teriak Akses Internet Lambat, First Media: Gangguan Kabel Bawah Laut

Edward Sanusi, Chief of Technology & Product Officer PT Link Net Tbk, menjelaskan terputusnya dua SKKL jarang terjadi. Bahkan, sudah 10 tahun bergabung dengan Link Net, baru pertama kalinya dua SKKL di Indonesia terputus.

Oleh sebab itu, First Media cuma mengandalkan SKKL Matrix yang dikelola oleh PT NAP Info Lintas Nusa.

“Terus terang ini akan kami review kembali mengenai kebijakan konvergensi ini apalagi mengingat biasanya penyebabnya itu pihak ketiga ya, kena jangkar kapal kemaren, tanah amblas. Jadi akan kita coba manajemen risikonya apakah memang dibutuhkan ada tambahan lagi,” tutur Edward.

Untuk meminimalkan risiko kabel laut putus, Edward menyinggung proyek SKKL yang dibangun Google-Facebook untuk menghubungkan Indonesia dengan Amerika Utara.

“Kemaren Google-Facebook juga mau bikin dari Indonesia ke Amerika misalnya ya, memang kalau bagi kami sih bilang begitu kami butuh satu lagi. Tentu saja kami harus cari satu lagi ini yang mana ya. opsinya terus terang gak banyak sih,” kata dia.

Saat ditanya, apakah First Media tertarik gabung dengan SKKL Google-Facebook, Edward mengatakan bahwa meskipun nantinya memilih satu SKKL lagi, First Media harus memilih SKKL dengan rute yang banyak berbeda.

“Kalau saat ini kami antisipasinya punya tiga. Nah, yang ketiga ini kami tambah kapasitasnya, kalau ada kejadian dua cut (putus) lagi pun dengan yang sekarang kondisi konfigurasi sekarang harusnya jadi cukup, jadi kita akan coba lakukan tetap pakai tiga, kapasitasnya kita tingkatkan,” tutur Edward.

SKKL Bifrost

PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk melalui anak perusahaan PT Telekomunikasi Indonesia International (Telin) bersama Keppel Telecommunications & Transportation Limited (Keppel T&T), melalui anak perusahaannya, Keppel Midgard Holdings Pte. Ltd. (KMH) dan anak perusahaan Facebook Inc. (Facebook) akan membangun SKKL yang menghubungkan Indonesia dengan Singapura dan Amerika Utara secara langsung.

SKKL bernama Bifrost Cable System (BCS) merupakan SKKL pertama di dunia yang secara langsung menghubungkan Singapura ke pantai barat Amerika Utara melalui Indonesia, lewat Laut Jawa dan Laut Sulawesi.

CEO of Telin, Sukardi Silalahi menyatakan bahwa perkembangan ekonomi digital di Indonesia selama ini memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

"Terlihat dari tingginya penggunaan layanan online secara masif, dengan munculnya bisnis online sebagai yang terdepan bagi ekonomi digital tanah air.”

“Kolaborasi melalui Bifrost Cable System akan memenuhi permintaan internet yang sangat besar dari Indonesia ke dunia dan sebaliknya, serta untuk mewujudkan visi Telin sebagai Global Digital Ecosystem Enabler,” kata Sukardi dalam pernyataannya di akun Facebook milik Telin.

Sebagai informasi, BCS akan menghubungkan Indonesia, Singapura, Filipina, Guam, dan pantai barat Amerika Utara. BCS diharapkan selesai pada tahun 2024, mencakup lebih dari 15.000 km. Hal ini sejalan dengan visi Telin untuk menjadi Penggerak Ekosistem Digital Global.

VIDEO Review Realme C25 Indonesia