Bupati Kirim Surat ke Kominfo Agar Blokir Mobile Legends, Free Fire, PUBG

pada 3 tahun lalu - by

Ilustrasi (Foto: Screen Post - Unsplash)

Uzone.id-  Mungkingamersakan menangis melihat kabar ini. Pasalnya, Bupati Mukomuko Sapuan, telah mengirim surat ke Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) agar memblokir game populer macam PUBG, Mobile Legends, Free Fire, Higgs Domino dan lainnya.

Permintaan pemblokiran itu dengan alasan bahwagame onlinetelah banyak dikeluhkan masyarakat Mukomuko. Apalagi, kata dia,game onlineitu banyak dimainkan oleh remaja yang masih duduk di bangku sekolah.

"Bupati telah menyampaikan surat permohonan agar Menkominfo memblokir game online di wilayah Kabupaten Mukomuko," kata Bustari Maller, dikutipUzone.iddariAntara, Selasa, 22 Juni 2021.

BACA JUGA:Cara Pakai Instagram Reels

Bustari mengatakan, anak-anak telah menjadi pecandugame onlinesehingga kondisi ini harus mendapat perhatian serius dari pemerintah pusar.

Selain itu, kata dia, anak-anak yang kecanduan game akan mengalami gangguan penglihatan, obesitas dande quervain syndrome.

Mengutip Alodokter, De Quervain’s tenosynovitis atau de Quervain syndrome adalah rasa sakit disertai pembengkakan di pangkal ibu jari dan pergelangan tangan. Rasa sakit ini disebabkan oleh peradangan pada selubung tendon yang terletak di pangkal ibu jari.

Tak cuma itu, kata Bustari, melihat sisi psikologis juga anak yang kecanduan game online akan menjadi lebih individual dan menjadi egois.

Menurut Bustari, Bupati mengirim surat kepada Kominfo agar memblokir game online karena pemerintah daerah setempat tidak punya kewenangan memblokir situs atau aplikasigame onlinetersebut.

Benarkah main game online bisa menyebabkan gangguan penglihatan, obesitas dan de Quervain syndrome? 

MelansirBusiness Insider, rupanya ada hasil penelitian dari Universitas Sains dan Teknologi Elektronik China breast Universitas Macquarie Australia yang dipublikasikan Nature dan menemukan bahwa ada korelasi antara bermain video game bergenre aksi dan peningkatan volume otak.

Para peneliti berfokus pada korteks insular - bagian dari korteks serebral yang terlipat jauh di dalam otak - dan telah lama menjadi subjek dari beberapa penelitian hingga saat ini.

Para peneliti juga melibatkan 27 ahli Action Video Game (AVG) yang sudah pernah mengikuti kejuaraan nasional League of Legends dan Dota 2.

Para ahli itu juga bermain dengan 30 pemain amatir. Peneliti pakai pemindai MRI untuk mengambil foto-foto rinci dari korteks insular partisipan.

Hasilnya, para pemain game profesional telah meningkatkan konektivitas fungsional dan volume otak di subkawasan insular mereka.

Penelitian itu menemukan bahwa peningkatan kecerdasan kognitif otak bisa dirangsang olehgame, namun dengan waktu tertentu.