ByteDance, Induk TikTok Raih Keuntungan Rp44 Triliun pada 2019

pada 4 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

 

Uzone.id- ByteDance Ltd, yang menjadi induk platform TikTok atau di China bernama Douyin, telah meraup laba bersih USD3 miliar atau hampir Rp44 triliun (kurs Rp14.650 per USD1) dari pemasukan USD17 miliar atau sekitar Rp249 triliun pada tahun 2019.

Pendapatan ByteDance lebih dari dua kali lipat dibandingkan tahun 2018 di angka USD7,4 miliar atau sekitar 108,4 triliun.

Pertumbuhan yang pesat itu didorong lalu lintas pengguna sehingga menarik pengiklan. 

ByteDance telah muncul sebagai salah satu kisah sukses industri teknologi yang paling mengejutkan, sebuah perusahaan China yang inovatif yang menantang dominasi raksasa internet AS.

BACA JUGA:Bangun Infrastruktur Digital di China, Tencent Siapkan Satu Juta Unit Server

ByteDance memiliki pengguna aktif sekitar 1,5 miliar dalam satu bulannya. Itu mencakup layanan TikTok dan konten berita dan informasi Toutiao.

Pada Mei 2020, ByteDance telah membajak Kevin Mayer dari posisi chief executive officer (CEO) Walt Disney, dan menempatkannya pada posisi CEO TikTok.

Ke Yan, analis asal Singapura yang berbasis dengan DZT Research, mengatakan bahwa tidak ada perusahaan teknologi China yang mencapai tingkat kesuksesan ini di pasar global sebelum ByteDance.

Fakta bahwa memiliki rekening sebesar USD6 miliar atau sekitar Rp87,9 miliar, itu berarti ByteDance tidak akan terburu-buru untuk menawarkan sahamnya di pasar untuk meningkatkan modal.

"Karena itu kecil kemungkinannya untuk menawarkan saham dengan harga yang lebih masuk akal, harga untuk investor IPO," kata Ke Yan.

ByteDance sendiri bisa mendapat USD150 miliar atau sekitar Rp2.199 trilun hingga USD180 miliar atau sekitar Rp2.638 triliun ketika melakukan penawaran saham perdana.

BACA JUGA:Facebook Luncurkan Aplikasi Collab yang Mirip TikTok?

ByteDance telah meluaskan bisnisnya dengan merambah e-commerce dan game. Tahun ini, perusahaan itu mulai merekrut karyawan baru dengan jumlah sekitar 40 ribu orang.

Jumlah itu bisa menyamai jumlah perusahaan raksasa e-commerce Alibaba Group Holding Ltd. Padahal, perusahaan teknologi di seluruh dunia sedang melakukan efiseisnsi atau mengurangi karyawan.

ByteDance telah melakukan diskusi awal mengenai penawaran saham perdana pada 2019, namun mereka tidak buru-buru untukgo publicmengingat kinerja keuangannya.

ByteDance sendiri disokong oleh SoftBank Group Corp, General Atlantic, dan Sequoia. Menurut peneliti CB Insights, ByteDance menjadi startup paling bernilai di dunia.

Beberapa perdagangan swasta baru-baru ini menghargai ByteDance antara USD105 miliar atau sekitar Rp1.539 triliun dan USD110 miliar atau sekitar Rp1.612 triliun di pasar sekunder. (Bloomberg)

 

VIDEO Asus Resmi Rilis Zenfone 4 Max di Indonesia