Cara Indigo Biar Startup di Indonesia 'Gak Cuma' di Pulau Jawa
Uzone.id -Indonesia merupakan negara dengan jumlahstartupterbesar di Asia Tenggara, dan nomor 5 secara global di bawah Amerika Serikat, India, Britania Raya, dan Kanada. Kendati total perusahaan rintisan di Indonesia mencapai 2.346startup(berdasarkan data Startup Ranking 2022), tapi sebagian besarnya berada di Pulau Jawa.
Menurut Ragil Widiharso selaku Manager Indigo Integration & Community Engagement, sekitar 70 persenstartupdi Indonesia berada di Pulau Jawa. Dari persentase tersebut, malah 39 persen di antaranya berada di Jakarta saja.
“Memanggap-nya 70 persenstartupdari 2.000-an secara total di Indonesia adanya di Pulau Jawa, dan 39 persen di antaranya di Jakarta,” katanya, dalam Uzone Talks edisi Kamis (5/1) berjudul ‘Tantangan Startup Merata di Indonesia, Minim Technopreneur?’
Indigo sebagai inkubatorstartup, kata Ragil, berupaya untuk melakukan pemerataanstartupdi tanah air melalui sejumlah program dantreatmentkhusus. Salah satunya adalah Indigo Space yang tersebar di seluruh Indonesia, tak cuma di Pulau Jawa saja.
Baca juga:Selamat Datang 2023! Ini Tentang Startup Bakar Duit hingga Modal Investor
Indigo Space merupakan sebuah fasilitas untuk mendorong talenta digital Indonesia agar bisa menghasilkan inovasi yang menjawab permasalahan unik di daerahnya.
“Terbaru ada di Semarang. Di Pulau Sumatera ada di Aceh, Medan, Padang, dan Pekanbaru. Indonesia paling timur ada di Makassar. Ke depannya, kami juga akan menambah Space di Sumatera lagi pada tahun 2023,” terang Ragil.
Ragil mengatakan, Indigo Space rutin mengadakaneventkhusus setiap bulannya, sepertiworkshopmaupuncoaching clinicbagi siapapun yang tertarik di dunia digital maupun ingin mengembangkanstartupsendiri.
Workshopbertajuk ‘Indigo Series’ yang diadakan memberikan ragam materi penting bagi siapapun yang berniat terjun ke duniastartupdan menciptakan inovasi atau produk yang menarik. Adapun untukcoaching clinic, Indigo didukung oleh mentor-mentor profesional yang sudah berpengalaman di dunia perusahaan rintisan.
“Di sini sangat open, kalian mau datang gratis, asal bukan cuma nebeng internet buat ngerjain tugas saja. Serius untuk belajarstartupmaupun inovasi digital,” katanya.
Baca juga:Periskop 2023: Apakah PHK di Industri Startup Akan Berlanjut?
Lebih lanjut, sepanjang tahun 2022, ada sekitar 210-aneventyang digelar oleh Indigo Space di seluruh Indonesia. Beberapa di antaranya seperti Indigo Challenge, kompetisihackathondengan tema tertentu yang mencakup tema logistik,aquaculture, perikanan, hingga pertanian.
Lalu ada Indigo Betalist, sebuah kompetisi antarstartupuntuk memenangkanfundingdari Indigo Space. Melalui Betalist,startupyang berpatisipasi saling meningkatkangrowthperusahaan yang mereka bangun melalui modal dantoolsyang diberikan.
Di luarworkshopdancoaching clinic, Indigo Space rutin membuka seleksi di setiap tahunnya. Ada ratusanstartupyang mendaftar, namun hanya 10 sampai 15 perusahaan rintisan saja yang mendapatkan dukungan dari Indigo Space per tahunnya.
“Semuanya dilihat dari inovasi,market fit-nya juga.Startupitu bukan lagi terkait murah atau ngasih bonus atau apa, tapi harus memperhatikan bahwastartupini yamarket fit,” ucap Ragil.
Baca juga:Kaleidoskop 2022: Fenomena Startup yang Trending di Tahun 2022
Ia pun berharap, Indigo Space bisa mencetakstartupberkualitas tak cuma di Jabodetabek saja, tapi dari daerah-daerah.Startupatau perusahaan rintisan harus siap menangkap peluang dan mulaiawareterhadap masalah di daerahnya.
“Jadi bukan dari Jakarta lagi, Pulau Jawa lagi atau dari luar negeri, tapi bisa ditanganistartuplokal di daerah,” pungkasnya.
“Kita mendorong teman-teman di daerah, bukan di Jakarta atau Jabodetabek saja, bahwa ‘ini ada masalah lho’, dan masalah di tiap daerah itu unik-unik. Masalah lokal bisa digunakan olehstartupuntuk menciptakan inovasi digital,” pungkasnya.