Cara Kerja Iron Dome Milik Israel Hancurkan Rudal Hamas di Udara
Sistem Iron Dome milik Israel saat mencegat rudal Hamas (Foto: Instagram)
Uzone.id- Lebih dari 2.000 roket telah ditembakkan oleh Hamas dan kelompok pejuang lainnya ke Israel sejak Senin (10/5/2021).
Namun, sekitar 90 persen roket telah dicegat oleh sistem pertahanan rudal Iron Dome, menurut militer Israel.
Iron Dome dirancang khusus untuk melindungi dari berbagai ancaman jarak pendek yang masuk.
Sistem ini berakar pada perang Israel melawan pejuang Hizbullah di Lebanon pada tahun 2006. Ketika itu ribuan roket diluncurkan ke Israel hingga menyebabkan kerusakan besar. Saat itu ada puluhan orang tewas dan terjadi evakuasi massal.
Setelah itu, Israel mengatakan bahwa pertahanan rudal terbaru akan dikembangkan.
Iron Dome dibuat oleh perusahaan Israel, Rafael Advanced Defence System dan Israel Aerospace Industries dengan didukung oleh Amerika Serikat.
BACA JUGA:Aturan Rahasia Facebook tentang Kata "Zionis" untuk Hambat Kritik Israel
Iron Dome mulai beroperasi pada tahun 2011. Sistem ini dianggap salah satu paling canggih di dunia.
Iron Dome menggunakan radar untuk mengidentifikasi dan menghancurkan ancaman yang masuk sebelum menyebabkan kerusakan.
Sistem segala cuaca dirancang khusus untuk membantu memerangi senjata rudimeter jarak pendek seperti roket yang ditembakkan dari Gaza.
Iron Dome mahal untuk dikembangkan, namun pabrikan mengatakan itu hemat biaya karena teknologi yang dipakai bisa membedakan antara rudal yang kemungkinan menghantam wilayah vital atau tidak.
Unit statis dan bergerak hanya meluncurkan rudal pencegat untuk menembak jatuh apa pun yang dianggap berbahaya.
Satu dekade sejak Iron Dome beroperasi, Israel sekarang punya 10 baterai yang dikerahkan di seluruh negeri, masing-masing dengan tiga hingga empat peluncur yang bisa menembakkan 20 rudal pencegat.
"Jumlah orang Israel yang tewas dan terluka akan jauh lebih tinggi jika bukan karena sistem Iron Dome yang telah menjadi penyelamat hidup seperti biasanya," kata juru bicara militer Israel Letkol Jonathan Conricus, seperti dilansirUzone.iddariBBC.
Namun, beberapa analis mengatakan intensitas serangan baru-baru ini dari Gaza menunjukkan kelompok militan berusaha untuk menguasai Iron Dome - meningkatkan kekhawatiran tentang kemungkinan batasan sistem.
Hingga Minggu kemarin, dilaporkan sedikitnya 188 orang Palestina tewas di Jalur Gaza, dan 10 warga Israel tewas akibat pertempuran udara.