Cara Militer Myanmar Batasi Akses Internet Usai Kudeta
Warga Myanmar menggunakan smartphone (Foto: Guilherme Romano / Unsplash)
Uzone.id- Jenderal Min Aung Hlaing telah melakukan kudeta terhadap pemerintah Myanmar. Militer pun sudah menangkap pemimpin sipil Aung San Suu Kyi dan Presiden Win Myint pada Senin (2/2/2021).
Kemudian, pada hari itu juga militer melakukan pembatasan akses ke internet.
Militer Myanmar bisa melakukan gangguan terhadap internet dengan memerintahkan penyedia layanan internet (ISP) untuk membatasi akses.
Tindakan itu bisa memblokir situs tertentu, seperti platform media sosial populer. Pesan "server tidak ditemukan" atau "situs ini telah diblokir oleh administrator jaringan" akan muncul.
Metode lain dikenal sebagai "throttling" - ketikabandwidthke situs web terbatas, membuat internet lambat dan sulit digunakan.
BACA JUGA:Konten TikTok Kini Bisa Ditonton di Android TV
Terakhir, penyedia telekomunikasi bisa menutup semua akses ke internet.
Di hari militer melakukan kudeta, konektivitas internet telah turun hingga 50% dari tingkat normal pada Senin pukul 08.00 waktu setempat karena warga terbangun dengan berita tentang kudeta militer.
Menurut cuitan dari wartawanReuters, tentara telah memutus siaran TV dan radio media pemerintah, saluran telepon, dan internet dinonaktifkan di seluruh negeri.
Data dari layanan pemantauan internet Netblocks menunjukkan gangguan pada operator jaringan, termasuk Myanma Post and Telecommunications (MPT) milik negara dan operator internasional, Telenor.
Netbloks menemukan adanya mekanisme gangguan yang diatur secara terpusat.
Kemudian, pada Senin tengah hari, konektivitas internet telah kembali ke 75% aktivitas normal.
Namun, pada Rabu, militer telah memblokir akses ke Facebook, yang telah digunakan oleh para aktivis untuk mengoordinasikan oposisi terhadap kudeta.
Pasalnya, mayoritas warga Myanmar memanfaatkan Facebook sebagai sarana utama mengakses internet.
Beberapa pengguna juga berhasil menghindari larangan menggunakan Facebook dengan memanfaatkan VPN, yang mengenkripsi koneksi internet sehingga lokasinya tidak bisa diidentifikasi.
Dampaknya, pengguna VPN di Myanmar meningkat hingga 4.300%, menurut TP10VPN.com.
Militer pun akan memblokir Facebook hingga 7 Februari.
Pemerintah Myanmar sebelumnya sudah melakukan pembatasan akses internet, terutama di negara bagian Rakhine dan Chin, tempat militer memerangi kelompok-kelompok lokal.
Pada tahun 2013, pemerintah Myanmar mengesahkan Pasal 77 UU Telekomunikasi untuk memutuskan telekomunikasi selama keadaan darurat nasional. (BBC)
VIDEO Review Samsung Galaxy A02s Seharga Rp2Juta