Cara Suzuki Tekan Emisi Proses Produksi Mobil di Pabriknya

pada 3 bulan lalu - by

Uzone.id-Emisi kendaraan bermotor bukan hanya dari gas buang knalpot saja, tapi juga bagaimana proses produksi dari pabrikan. Nah,Suzukimengaku punya cara untuk menekan emisi saat proses produksi mobil-mobilnya di pabrik.

Suzukisemakin konsisten dalam menyediakan produk rendah emisi dan ramah lingkungan, serta proses produksi yang memperhatikan aspek pelestarian alam dan komitmen untuk mencapai target reduksi karbon dalam jumlah yang lebih besar pada tahun 2060 mendatang.

 

 

Selain teknologi hybrid dan desain mesin yang rendah emisi,Suzuki Indonesiatelah fokus membangun sistem produksi pabrik yang ramah lingkungan terhitung sejak tahun 2020 lalu.

Berbagai upaya ini diaplikasikan dengan strategi yang unik, memperhitungkan kondisi geografis sebagai negara kepulauan tropis dan kekayaan alam yang sesuai untuk mendukung agenda besar terhadap lingkungan ini.

Joshi Prasetya, Dept. Head of Strategic Planning PT SIS mengungkapkan bahwa prioritas utama perusahaan saat ini memang berfokus pada target reduksi karbon. 

“Suzuki Indonesia saat ini sangat fokus mengkaji dan menjalankan beragam strategi untuk mencapai target reduksi karbon perusahaan di tahun 2060 mendatang,” ujar Joshi saat Media Gathering Suzuki di Jakarta.

Dirinya menambahkan, beberapa langkah terintegrasi yang Suzuki kerjakan dalam perjalanan ini dapat dilihat lewat produksi kendaraan yang ramah lingkungan dan rendah emisi, maupun implementasi reduksi karbon di seluruh pabrik Suzuki.

Sistem reduksi karbon di lingkungan pabrik Suzuki didukung oleh sejumlah inisiatif yang penerapannya berfokus untuk mencapai upaya menekan emisi karbon dari hulu hingga ke hilir.

Pada tahapan awal, Suzuki Indonesia menjalankan Suzuki Green Procurement Guideline, yaitu panduan peraturan dan kesepakatan atas pengujian dan pengawasan terhadap seluruh vendor.

Jadi seluruh vendor yang menyuplai bahan produksi kepada pabrik Suzuki telah memiliki landasan hukum akan komitmen penjagaan lingkungan dan bebas dari 30 bahan kimia berbahaya yang sudah disahkan secara global.

Hingga tahun 2023, Suzuki Green Procurement Guideline telah mengawasi 464 vendor aktifnya, tujuannya agar konsumen dapat yakin dan tenang seluruh produk Suzuki Indonesia aman untuk digunakan dan telah berstandar global.

Selain itu, Suzuki Indonesia juga menargetkan setiap vendor untuk dapat mengurangi 5 persen emisi di keseluruhan proses produksinya setiap tahun, dimulai dari tahun 2024.

Sejak tahun 2020 hingga 2023 lalu, Suzuki Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk mereduksi penggunaan energi pada setiap proses produksi melalui metode Kaizen.

Di tahun ini dan kedepannya, Suzuki Indonesia menargetkan beberapa inisiatif diantaranya dengan upaya green energy, seperti upaya green electricity, yaitu penerapan teknologi yang digunakan di pabrik Suzuki.

Salah satu yang utama adalah pemanfaatan solar panel di beberapa titik pabrik Suzuki sebagai sumber energi listrik terbarukan.

Juga, Suzuki Indonesia akan menerapkan konversi energi dengan penggunaanwater boiler yang memungkinkan pemanfaatan ulang energi panas yang dihasilkan dari proses pengecatan kendaraan.

Hal ini dilakukan karena proses painting pada dasarnya merupakan penyumbang karbon terbesar dalam proses produksi kendaraan jika dibandingkan dengan proses lainnya seperti pencetakan, pengelasan, perakitan, dan pengecekan kualitas.

Sebelum menerapkan konversi energi, proses painting atau pewarnaan yang sangat steril ini menyumbang kurang lebih 50 persen karbon dalam proses produksi kendaraan.

 

 

Selain itu, sebagai rangkaian akhir proses produksi, pabrik Suzuki Indonesia juga berperan aktif dalam mengumpulkan limbah yang dihasilkan selama proses produksi, seperti baterai tidak terpakai, pasir bekas produksi, kaca, keramik, kayu, potongan metal, dan sampah lainnya.

Kemudian memastikan limbah produksi tersebut melalui proses daur ulang oleh pengelola limbah sehingga tidak mencemari lingkungan.

Dalam tiga tahun terakhir, Suzuki Indonesia berhasil mencatatkan lebih dari 9,000 ton sampah yang disalurkan untuk didaur ulang, guna mencegah dampak negatif terhadap lingkungan sekitar.