Clubhouse Menyadarkan Kita, Kasta iPhone dan Android Itu Nyata
Ilustrasi. (Foto: Unsplash)
Uzone.id- Ada begitu banyak konten audio yang bertebaran saat ini, mulai dari lagu, obrolan lucu, cerita hantu, sampai wawancara serius. Kita pun bisa menikmati semuanya di berbagai platform, mulai dari radio, Spotify, dan lainnya yang juga menyediakan konten audiovisual, seperti YouTube, Instagram, Netflix, dan sebagainya.
Belum lagi, kebanyakan dari kita sekarang bekerja dan belajar dari rumah dengan mengandalkan platformvideo conference, seperti Zoom dan Google Meet. Di situ, lagi-lagi, kita kembali dijejali konten audiovisual.
Seakan dahaga belum terpuaskan, orang kini beramai-ramai mencoba aplikasi baru dengan layanan obrolan radio (radio chat), yaitu Clubhouse. Seperti kita tahu, platform ini benar-benar mendadak populer hanya dalam hitungan hari.
CEO perusahaan mobil listrik Tesla, Elon Musk memang menjadi sosok penting di balik ketenaran Clubhouse.
Ia menyelenggarakan obrolan di Clubhouse dengan CEO perusahaan jasa keuangan Robinhood, Vlad Tenev. Kemudian, obrolan itu diunggah ke YouTube dan langsung mendorong popularitas Clubhouse. Masyarakat tanah air pun semakin banyak yang gandrung dengan aplikasi ini.
Tak cuma gara-gara Elon Musk, sepertinya. Ahli keamanan siber dari Vaksincom, Alfons Tanujaya atau yang akrab disapa Alfons, mengungkapkan ada beberapa faktor yang membuat aplikasi ini begitu menarik minat banyak orang, meski dari sisi teknologi terdapat kemunduran.
Baca juga:Waspada Kalau Dapat Undangan Clubhouse untuk Android
“Kelihatannya memang aplikasinya salah satu alternatif yang menarik dari yang sudah ada, walaupun secara teknologi ya sebenarnya lebih mundur,” tuturnya dalam wawancara khusus denganUzone.idpada Kamis (18/2).
Menurutnya, yang dimaksud kemunduran adalah aplikasi tersebut menghilangkan konten video dan multimedia. Jadi, orang hanya benar-benar mengobrol via suara di Clubhouse.
“Kelihatannya sih memang adanichemarket, di mana kalau untukvideo conferencekan memang Zoom pemenangkan, kalau untukchattingkan WhatsApp pemenangnya, lalu di tengahnya ada Clubhouse, dan ibaratnya kayak gini, kalau saya lihat yang terjadi,” ungkapnya.
Faktor kedua yang membuat aplikasi ini menarik, yaitu banyak pengguna bisa mengobrol langsung dengan orang terkenal. Di Indonesia, beberapapublic figurebahkan sudah mejeng di Clubhouse.
Wishnutama, misalnya, yang baru saja menjabat sebagai Komisaris Utama Telkomsel ini terpantau hadir dalam salah satu acara diskusi berjudul "Ngobrol seru bahas startup" di Clubhouse pada Jumat (12/2).
Baca juga: Cegah Blokir di Indonesia, Kominfo Minta Clubhouse Daftar Diri
Pandji Pragiwaksono juga sempat mencuitkan link diskusi di Clubhouse. Ia bersama Faldo Maldini dan Rian Ernest membicarakan isu-isu politik bertajuk "Politik Tengah Malam: Buzzer, Media dan Demokrasi" pada Selasa (16/2).
“Jadi bisa adachatroomkhusus, terus misalkan ada orang yang inginchatyang cukup populer, dan banyak orangfollowdia dan mereka bisa punya kesempatan untuk ngomong dengan orang itu,” tutur Alfons.
Hal lain yang juga tidak boleh luput dari perhatian, yaitu aplikasi ini hanya tersedia di iPhone. “Ini masih eksklusif untuk iPhone. Jadi orang mungkin merasa ya keren juga pakai Clubhouse,” tegas Alfons.
Tak terhitung jumlah orang yang membagikan keseruan obrolan mereka di Clubhouse ke platform media sosial lain, seperti Instagram atau Twitter. Keseruan yang tidak bisa dinikmati para pengguna Android, tentunya. Clubhouse seakan menyadarkan kita bahwa kasta iPhone dan Android itu nyata.
Clubhouse sendiri sebenarnya sudah berencana untuk segera mengerjakan aplikasi mereka di Android. Namun, di tengah jeda penantian yang entah cepat atau lambat, para pengguna Android ibarat sekadar penonton atas kehebohan para pengguna Clubhouse.
VIDEO: Belanja Gadget-Gadget Unik