Daftar Startup Indonesia yang Tutup Sepanjang 2024

pada 1 bulan lalu - by
Advertising
Advertising

Uzone.id -  Kondisi ekonomi melemah yang menghantam berbagai sektor industri termasuk startup masih terasa sampai sekarang. Tak hanya badai PHK, bisnis startup di Indonesia pun kian loyo hingga banyak yang terpaksa gulung tikar.

Berikut beberapa startup Indonesia yang terdampak dan memutuskan untuk menutup bisnisnya di tahun 2024.

Zenius

Zona Edukasi Nusantara (Zenius) dikenal sebagai startup edutech yang menyajikan layanan pendidikan interaktif dalam format video berbahasa Indonesia yang dapat diakses secara online melalui website dan aplikasi pada ponsel. 

Pada tahun 2020, Zenius berhasil mencapai angka 20 juta pengguna. Namun pada November tahun 2023, startupedutechini tercatat hanya memiliki 4,1 juta pengguna.

 

 

Setelah beroperasi selama total 20 tahun di Indonesia dan sempat dikabarkan akan dijual, sayangnya Zenius harus menutup operasional perusahaannya pada awal tahun 2024, akibat dari tantangan operasional yang dialami.

Pernyataan resmi mengenai penghentian operasi perusahaan tersebut diumumkan melalui mitra Zenius, pemilik lokasi bimbingan belajar offline, Primagama pada 31 Januari 2024.

GetPlus

GetPlus berada di bawah naungan PT Global Poin Indonesia, selama ini dikenal sebagai program loyalitas dan manajemen pelanggan multimerek B2C, yang memungkinkan penggunanya untuk mendapatkancashbackdanrewardsdalam setiap transaksi di berbagaimerchant.

Namun, penyedia layanan program loyalti tersebut berhasil menggegerkan publik melalui pengumuman penutupan layanannya di akun Instagram resmi @getplusid pada 14 Oktober lalu.

Sayangnya hingga saat ini, belum adastatementmengapa layanan tersebut berhenti beroperasi.

“Dengan berat hati, kita harus berpisah, karena GetPlus akan tidak lagi beroperasi mulai 6 Desember 2024. Kami dari tim GetPlus, mohon maaf jika selama ini ada kekurangan,” terang manajemen GetPlus.

TaniFund

TaniFund adalah perusahaanpeer-to-peer lending(P2P) yang berfokus untuk menghubungkan pemangku kepentingan dalam sektor pertanian dengan modal kerja yang memanfaatkan teknologi digital. PT. Tani Dana Madani Indonesia atau TaniFund merupakan anak perusahaan dari TaniHub Group.

Per tanggal 3 Mei 2024, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencabut izin usaha TaniFund, karena perusahaan tidak memenuhi ketentuan ekuitas minimum dan tidak melaksanakan rekomendasi pengawasan dari OJK.

 

 

“Pencabutan ini dilakukan karena TaniFund telah dikenakan penegakan kepatuhan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, yaitu tidak memenuhi ketentuan ekuitas minimum dan tidak melaksanakan rekomendasi pengawasan OJK,” kata Kepala Departemen Literasi, Inklusi Keuangan dan Komunikasi, Aman Santosa dalam sebuah pernyataan pada Rabu, (8/05).

Investree

Investree merupakan perusahaan yang bergerak di bidang teknologi finansial (fintech). Perusahaan ini menyediakan layanan perantara untuk proses transaksi pinjam meminjam uang ataupeer-to-peer lending(P2P). Sama seperti TaniFund, OJK juga mencabut izin usaha PT Investree Radhika Jaya pada Senin, (21/10) karena melanggar ekuitas minimum dan beberapa ketentuan lainnya.

 

 

“Pencabutan Izin Usaha Investree terutama karena melanggar ekuitas minimum dan ketentuan lainnya sebagaimana diatur dalam POJK Nomor 10/POJK.05/2022 tentang Layanan Pendanaan Bersama Berbasis Teknologi Informasi (LPBBTI), serta kinerja yang memburuk yang mengganggu operasional dan pelayanan kepada masyarakat,” tulis OJK dalam siaran persnya.

GoViet by Gojek

Pertumbuhan Gojek yang begitu pesat membuat startup ini memberanikan diri melakukan ekspansi ke berbagai negara di Asia Tenggara, salah satunya Vietnam. Di negara ini, nama Gojek diubah menjadi GoViet. 

 

 

Sayangnya, eksistensi Gojek di Vietnam harus berhenti secara efektif per 16 September 2024 tahun ini. Perusahaan milik PT Gojek Tokopedia (GoTo) ini, harus terhenti imbas kerugian yang dialami induk perusahaan dalam beberapa waktu belakangan serta tingginya kompetisi dengan layanan transportasi lain.

Kabar penutupan GoViet ini disampaikan langsung oleh pihak GoTo, Koesoemohadiani selaku Sekretaris perusahaan dalam keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu, (4/09) lalu.

“Gojek telah memutuskan untuk menutup kegiatan bisnis di Vietnam, terhitung sejak tanggal 16 September 2024,” jelas Koesoemohadiani.