DarkSide Dituding Aktor Peretasan Jaringan Pipa BBM Raksasa
Ilustrasi (Foto: Alex Chumak / Unsplash)
Uzone.id- Grupransomewareyang terkait dengan upaya pemerasan atas peretasan jaringan distribusi bahan bakar minyak (BBM) raksasa ke seluruh Pantai Timur AS mungkin baru, namun bukan berarti peretasnya adalah amatiran.
Aktor sebenarnya di balik peretasan Pipe Colonial belum diumumkan secara resmi, akan rumit terutama di awal penyelidikan.
Seorang mantan pejabat AS dan dua sumber industri mengatakan kepadaReutersbahwa grup DarkSide termasuk di antara tersangka.
Pakar keamanan siber yang telah melacak DarkSide mengatakan bahwa para peretas itu terdiri dari penjahat maya veteran yang fokus memeras uang sebanyak mungkin dari target mereka.
BACA JUGA:Begini Cara Tim Tokopedia Mengoptimalkan SEO
"Mereka sangat baru namun sangat terorganisir," kata Lior Div, kepala eksekutif perusahaan keamanan Cybereason yang berbasi di Boston.
"Sepertinya seseorang yang pernah ke sana, melakukan itu."
DarkSide adalah salah satu sejumlah grup pemeras digital yang semakin profesional melaui milis, pusat pers hingga hotline korban.
Div mengatakan bahwa DarkSide kemungkinan terdiri dari veteranransomewaredan muncul entah dari mana pada pertengahan tahun lalu dan segera melepaskan gelombang kejahatan digital.
"Seolah-olah seseorang menyalakan sakelar," kata Div, yang mencatat bahwa lebih dari 10 pelanggan perusahaannya telah melawan upaya pembobolan dari grupransomewaredalam beberapa bulan terakhir.
Perangkat lunakransomewarebekerja dengan mengenkripsi data korban, biasanya peretas akan menawarkan korban kunci sebagai imbalan pembayarancryptocurrencyyang bisa mencapai ratusan ribu atau bahkan jutaan dolar AS.
Jika korban menolak, peretas semakin mengancam akan membocorkan data rahasia untuk menambah tekanan.
Situs DarkSide di web gelap mengisyaratkan kejahatan masa lalu atas peretasan mereka. Mereka mengklaim telah meraup jutaan dolar AS dari pemerasan dan karena perangkat lunak mereka baru.
"Itu tidak berarti bahwa kami tidak memiliki pengalaman dan kami datang entah dari mana". (Reuters)