Debat Bos WhatsApp dan Telegram, Bocorkan Aib Masing-masing

pada 1 tahun lalu - by

Uzone.id– Persaingan antara WhatsApp dan Telegram memang tidak ada habisnya, dua aplikasi perpesanan yang populer di Indonesia ini saling mengklaim kalau platformnya paling aman dan diandalkan.

Bukan hanya penggunanya, bos-bosnya pun juga ikut debat dan membocorkan kelemahan masing-masing semenjak beberapa tahun lalu.

Kali ini, Will Cathcart, CEO WhatsApp yang cukup aktif di Twitter membagikan opininya soal keamanan Telegram.

Sambil mengutip tulisan dariWired,Cathcart menjelaskan kalau Telegram tidak terlalu aman bagi penggunanya.

“Jika kalian berpikir kalau Telegram ini aman, kalian harus baca tulisan ini dan memahami kebenarannya,” kata Cathcart dalam akun Twitternya.

Baca juga:Netizen Indonesia ‘Korbankan’ 29 Jam per Bulan Demi TikTokan

Ia pun mengkritik implementasi keamanan end-to-end encryption di Telegram, dimana menurutnya ada kekurangan.

“Telegram tidak secara default mengaktifkan enkripsi end-to-end dan tidak menghadirkan end-to-end untuk obrolan grup,” katanya.

Ia juga mengklaim kalau beberapa aktivis telah menemukan kalau obrolan rahasia mereka di Telegram kemungkinan telah dibaca pihak yang tak diinginkan. Cathcart juga menjelaskan kalau Telegram tidak transparan dan tidak bisa mengamankan pesan pengguna.

“Telegram blunder telah membahayakan penggunanya. Seperti, di awal perang, API lokasi Telegram bisa dipalsukan untuk menunjukkan menunjukkan dengan tepat pengguna mana pun dalam radius 2 mil jika mereka baru saja mengaktifkan lokasi mereka,” tambahnya.

Di akhirthread,Cathcart menegaskan kalau ada banyak aplikasi perpesanan dengan sistem enkripsi end-to-end selain Telegram.

“Kalau kalian tak mau pakai WhatsApp, pilih aplikasi-aplikasi tersebut. Tapi jangan pakai Telegram,” tutupnya.

Balasan Juru Bicara Telegram atas Tuduhan WhatsApp

Telegram tak mau diam saja melihat kritikan pedas Bos WhatsApp di media sosial. Lewat juru bicaranya, Remi Vaughn, Telegram membantah tegas temuan Wired dan juga omongan Will Cathcart soal keamanan aplikasi mereka.

Dikutip dari Gizchina, Jumat, (17/02), terdapat banyak kesalahan dalam klaim tersebut. 

Telegram mengklarifikasi kalau pelacakan lokasi hanya dimungkinkan jika pengguna secara eksplisit membuat lokasinya terlihat oleh publik. Vaughn mengatakan kalau hal ini hanya dilakukan oleh 0,01 persen pengguna,which isjarang digunakan banyak orang.

Baca juga:Berbagai Fitur Baru Telegram, Makin Mudah Chattingan Antar Negara

Soal privasi obrolan rahasia yang disenggol Cathcart, Vaughn menegaskan kalau Cathcart salah tentang protokol Enkripsi End-to-End (E2EE) Telegram yang tidak diverifikasi secara independen.

“Sebuah tim dari Universitas Udine Italia telah memverifikasi protokol MTProto 2.0 yang digunakan oleh Telegram untuk mengamankan chat pengguna,” tulisnya.

Sebelumnya, Bos Telegram Pavel Durov  juga membongkar kelemahan WhatsApp soal keamanan pesan pengguna.

Oktober tahun lalu, Durov memperingatkan pengguna agar tidak menggunakan WhatsApp. Menurutnya, Hacker bisa memiliki akses penuh di ponselnya pengguna WhatsApp.

Ia juga menjelaskan kalau WhatsApp telah mengawasi data-data pengguna WhatsApp selama 13 tahun, dan masalah keamanan di WhatsApp sebenarnya sudah direncanakan dengan sengaja. 

Telergram juga sempat menyenggol soal opsi mencadangkan pesan ke Google Drive, dimana opsi ini dapat menonaktifkan enkripsi dari cadangan pesan tersebut.

Selebihnya, Vaughn telah menghubungi pihak Wired dan menjelaskan 9 kesalahan tulisan tersebut, sekaligus menyebut kalau tulisan panjang dari Bos WhatsApp adalah hal yang menyesatkan.