Facebook Makin Terpojok, Wistleblower Kedua Siap Bersaksi di Parlemen Inggris

pada 3 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Sophie Zhang (Foto: Twitter @szhang_ds)

Uzone.id- Mantan ilmuwan data di Facebook, Sophie Zhang, telah dipecat oleh perusahaan Mark Zuckerberg itu karena menyoroti kegagalannya memerangi campur tangan pemilu di Honduras dan berbagai negara lain.

Sophie Zhang akan memberikan bukti kepada anggota parlemen Inggris pada 18 Oktober, menurut pernyataan dari komite parlemen tentang RUU Keamanan Online, seperti dikutipUzone.iddariCNBC, Senin (18/10/2021).

Undang-undang yang diusulkan mengancam denda besar pada Facebook jika mereka gagal mengambil tindakan terhadap konten ilegal atau berbahaya.

BACA JUGA:Perilaku Putri Bill Gates dan Suami Muslimnya di Dunia Maya

Anggota parlemen akan menginterogasi Sophie Zhang soal pekerjaannya sebagai ilmuwan data untuk tim engagement (keterikatan) palsu Facebook Site Integrity, berurusan dengan akun bot, yang sering dioperasikan oleh lembaga yang didukung pemerintah di negara-negara seperti Rusia. Hal itu dikatakan Daiman Collins, yang memimpin komite.

Berita itu muncul setelah wistleblower Facebook pertama, Frances Haugen, mantan manajer produk Facebook yang membocorkan ribuan dokumen internal, setuju untuk memberikan bukti di parlemen. Anggota parlemen Uni Eropa juga telah memintanya untuk bersaksi.

BACA JUGA:Bagaimana Pengaruh Facebook Terhadap Kesehatan Mental Anak?

Frances Haugen telah menjadi berita utama pada pekan lalu saat dia memberikan kesaksian di Kongres soal studi internal Facebook yang menunjukkan dampak negatif Instagram pada remaja, serta pengecualian dari aturannya untuk pengguna profil tinggi.

Frances Haugen mengatakan bahwa kepemimpinan di Facebook mengutamakan "keuntungan di atas orang-orang", dan meminta anggota parlemen AS untuk campur tangan.

Sebagai tanggapan, CEO Facebook Mark Zuckerberg menggambarkan tuduhan Frances Haugen adalah "tidak benar".

Ini menandai salah satu krisis terbesar dalam sejarah sekarang ini bagi Facebook, tiba pada saat anggota parlemen di seluruh dunia ingin mengekang kekuatan dan pengaruh raksasa teknologi Amerika.