Facebook Paling Banyak Sebarkan Hoaks Soal Vaksin di RI
Ilustrasi (Foto: Priscilla Du Preez / Unsplash)
Uzone.id- Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah mengidentifikasi 111 isu hoaks yang berkaitan dengan Vaksin Covid-19. Semua isu hoaks itu tersebar di 578 platform digital.
Dalam penanganan hoaks itu, Kementerian Kominfo melibatkanmultistakeholdersdari kementerian, lembaga, pemerintah daerah.
Koordinator Pengendalian Internet Ditjen Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo Anthonius Malau menjelaskan, dari 111 hoax itu disebarkan melalui Facebook sebanyak 471, Instagram 9, Twitter 45, YouTube 38 dan TikTok 15 sebaran.
"Semuanya sudah di-takedownoleh Tim AIS Kominfo," tutur Anthonius Malau dalam Diskusi Teknis Penanganan dan Penegakan Hukum Disinformasi/Hoaks Covid-19, yang berlangsung secara virtual di Jakarta, Selasa (23/02/2021).
Menurutnya, ada kecenderungan hoax terutama mengenai vaksin Covid-19 terus meningkat. Jika hoax mengenai vaksin dibiarkan bisa berdampak pada capaian kesuksesan vaksinasi oleh pemerintah.
BACA JUGA:Amanda Manopo Diteror, Netizen Gaungkan #SejutaSayangUntukAmanda
Malau menambahkan, Tim AIS Ditjen Aptika Kementerian Kominfo menggandeng kementerian, lembaga dan pemerintah daerah membahas strategis menangkal hoaks mengenai Vaksin Covid-19.
Kementerian Kominfo, menurut Anthonius Malau meminta pandangan dari berbagai pemangku kepentingan dengan tujuan agar secara bersama-sama mengatasi persoalan hoax vaksin yang sampai saat ini masih menimbulkan rasa ketakutan pada masyarakat.
“Dari Polri tadi jelas mengatakan bahwa mereka akan menangani kasus ini sesegera dan secepat mungkin, tapi syaratnya adalah kalau laporan masyarakat harus lengkap supaya cepat dapat ditindaklanjuti.” ujarnya
Sedangkan dari kementerian terkait seperti Kementerian Kesehatan memiliki kewenangan untuk memberikan klarifikasi hoax yang berkaitan dengan vaksin.
Libatkan Puskesmas
Malau mengatakan, ada bahan masukan yang sangat bagus bahwa terkait dengan hoaks vaksin Covid-19 ini bisa dibuatkan poster untuk ditempel di puskesmas-puskesmas. Di dalam poster itu berisi informasi terkait dengan klarifikasi.
Poster yang akan dipasang di puskesmas maupun fasilitas layanan kesehatan lainnya bisa bermanfaat untuk memberikan klarifikasi atas beredarnya hoax tentang vaksin dan vaksinasi yang diberikan oleh otoritas terkait.
“Itu bagus sekali sehingga masyarakat ketika datang ke puskesmas dapat membaca bahwa ternyata (informasi vaksin berbahaya) ini ternyata hoax, tidak benar,” jelasnya.
Dalam poster itu diberi keterangan apabila masyarakat menemukan hoax bisa dicek atau dilaporkan melalui website resmi otoritas yang berwenang.
"Ini saya pikir suatu langkah yang bagus, karena puskesmas kan menjadi urusan pemerintah daerah.” kata dia.
VIDEO Unboxing Redmi 9T Seharga Rp2,39 Juta