Fortuner Jadi Ikon Mobil Arogan di Jalanan, Kalau Motor? Yamaha XMax!
Uzone.id-Kenapa yang besar-besar selalu identik dan memicu arogansi? Kejadian terbaru yang mendadak viral ketika oknum aparat TNI menendang motor yang sedang dikendarai ibu-ibu membonceng anaknya.
Aksi arogansi di jalanan kembali terjadi dan ternyata tidak hanya melibatkan mobil-mobil seperti Toyota Fortuner atau Mitsubishi Pajero Sport yang sudah jadi ikon arogansi jalanan.
Secara singkat, video viral yang meramaikan media sosial baru-baru ini memperlihatkan oknum anggota TNI terlihat mengendarai Yamaha XMax 250 dan mendekati motor ibu-ibu tersebut yang berjalan pelan di Jatiwarna, Bekasi. Kemudian ia melayangkan tendangannya ke ibu tersebut hingga hampir terjatuh.
Jadi, kalau mobil diwakili oleh duo Fortuner-Pajero, maka untuk motor sepertinya Yamaha XMax jadi ikon baru aksi arogansi di jalanan.
Bagaimana tidak, dengan dimensinya saja, motor ini sudah bisa memicu pengendaranya untuk melakukan tindakan arogansi di jalanan.
Yamaha XMax punya dimensi panjang 2.180mm, lebar 795mm, dan tinggi 1.460mm. Sumbu rodanya 1.540mm danground clearence135mm. Tinggi joknya sendiri 795mm dan bobotnya 181 kg.
Dari spesifikasi dimensi tersebut, terlihat kalau secara ukuran Yamaha XMax memang jauh lebih besar ketimbagn skutik-skutik yang banyak beredar di jalanan di Indonesia.
Jusri Pulubuhu, Praktisi Road Safety dan Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) pernah mengatakan, mengendarai kendaraan berukuran bongsor—tidak hanya mobil, ternyata motor juga—berpengaruh terhadap perilaku seseorang ketika berkendara.
Arogansi di jalan, atau diistilahkan Jusri sebagairoad ragemerupakan perilaku arogan yang ditunjukkan oleh pengendara kepada pengguna jalan lainnya.
Tindakanroad rageseperti penghinaan kasar dan verbal, berteriak, ancaman fisik atau perilaku mengemudi berbahaya yang ditargetkan kepada pengemudi lain, dalam upaya mengintimidasi atas kekesalan.
Apalagi yang melakukanroad ragetersebut berseragam aparat TNI dan objek lawannya ibu-ibu yang bahkan sedang membonceng seorang anak. Jadi, teoriemak-emakraja jalanan tidak berlaku pada kondisi Yamaha XMax yang dikendarai seorang aparat.
Menurut penjelasan Jusri, pemicu pengemudi agresif di antaranya berhubungan dengan kekuasaan seperti pejabat, organisasi masyarakat, instansi hukum, rombongan seperti iring-iringan jenazah, motor fans club, dan sebagainya.
“Tak hanya itu dimensi kendaraan yang lebih besar, aspek mahal dan mewah juga berpotensi jadi pemicuroad rage,” ujarnya.
Faktor di jalan juga turut memengaruhi, seperti kecakapan mengemudi, dimana biasanya para pelaku road rage tidak mau mengalah di jalan dan tidak mau mematuhi aturan hukum.
"Kesadaran aturan hukum dan tata tertib berlalu lintas di jalan yang lemah. Kesadaran berbagi [empati] yang lemah. Dan penegakan hukum paska kejadian yang kurang tegas," tutup Jusri.