Gaet KKP, Indosat Ooredoo Hutchison Bikin Program Konservasi Laut

pada 2 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Uzone.id– Dengan skala yang lebih besar dan finansial yang semakin kuat, Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) meluncurkan program CSR Konservasi Laut di Jembrana, Bali, yang berkolaborasi dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI.

Program ini memiliki 4 utama yang berfokus pada rehabilitasi habitat laut, pengelolaan sampah plastik di daerah pesisir, penguatan komunitas konservasi penyu, dan penguatan masyarakat di lingkungan sekitar.

Peluncuran Program Konservasi Laut ini dihadiri langsung oleh Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Sakti Wahyu Trenggono, Gubernur Bali, Wayan Koster, Bupati Jembrana, I Nengah Tamba, President Director and CEO Indosat Ooredoo Hutchison, Vikram Sinha, Director and Chief Regulatory Officer Indosat Ooredoo Hutchison, Muhammad Buldansyah, dan Chief Technology Officer Indosat Ooredoo Hutchison, Desmond Cheung.

Tak hanya merangkul KKP RI, IOH juga berkolaborasi dengan World Wildlife Fund (WWF) dan melibatkan beberapa komunitas pegiat lingkungan seperti Komunitas Kurma Asih serta beberapa wisatawan asing.

Baca juga: Dukung G20, Indosat Ooredoo Hutchison Gelar 5G di Bali

"Melalui program CSR Konservasi Laut di Jembrana, kami berkomitmen untuk berperan aktif dalam menciptakan kawasan konservasi laut yang lebih sehat dengan dukungan penuh dari Kementerian Kelautan dan Perikanan RI serta berbagai komunitas pegiat lingkungan,” tutur President Director & CEO Indosat Ooredoo Hutchison, Vikram Sinha.

Ia melanjutkan, “hal ini sejalan dengan UN Sustainable Development Goals (UN-SDGs) nomor 14: Ekosistem Lautan, melestarikan dan memanfaatkan secara berkelanjutan sumber daya kelautan dan samudra untuk pembangunan berkelanjutan."

Sementara itu, Menteri Trenggono juga menambahkan, salah satu kegiatan dalam program konservasi laut yang diluncurkan ini sejalan dengan Program Bulan Cinta Laut (BCL) yang digagas pihaknya. BCL merupakan program ekonomi biru KKP untuk mengurangi pencemaran sampah plastik di laut, dengan melibatkan multipihak.

Baca juga: Telkom-ITDRI Rangkul BRSDM KP, Bikin Inovasi Digital untuk Kelautan

“Saya harap program ini dapat menginspirasi pihak lain untuk bersama-sama menjaga ekosistem kelautan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat. Semakin banyak yang terlibat, tentu persoalan sampah semakin cepat kita tuntaskan. Dan Agustus nanti, kami akan menggelar pre-event BCL di Mandeh, Sumatera Barat dankick-offnya Oktober nanti di Bali," imbuh Menteri Trenggono.

Kawasan Jembrana dipilih karena memiliki potensi menjadi kawasan konservasi seluas 3.500 hektar yang memiliki target nilai konservasi tinggi untuk biota laut yang terancam punah (penyu dan hiu), habitat penting lautan (bakau, lamun dan terumbu karang), potensi perikanan (lemuru dan ikan karang), tempat budidaya ikan dan udang serta ekowisata bahari. Selain itu, Jembrana merupakan 1 dari 14 prioritas pantai lokasi peneluran penyu di Indonesia.

“Program ini juga bertujuan mendukung pemerintah dalam implementasi 3 agenda prioritas utama pertemuan G20 EDM CSWG yaitu mendukung pemulihan yang lebih berkelanjutan, peningkatan aksi berbasis daratan dan lautan, serta peningkatan mobilisasi sumber daya untuk mendukung perlindungan lingkungan hidup dan pengendalian perubahan iklim,” tutup Vikram.