Gebrakan WhatsApp Cegah Penyebaran Hoaks Jelang Pemilu 2024

pada 1 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Uzone.id -WhatsApp mengadakan workshop literasi digital bertajuk ‘Lawan Misinformasi untuk Pemilu Sehat’, jelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Tujuannya untuk mengedukasi masyarakat agar terhindar dari penyebaran hoaks dan informasi palsu diplatformmedia sosial.

“WhatsApp berinvestasi dalam mengedukasi pengguna dengantoolsuntuk mendapatkan informasi terverifikasi dan menemukan informasi yang salah menjelang Pemilu,” terang Public Policy Manager WhatsApp, Esther Samboh, dalam keterangan resmi yang diterimaUzone.idpada Sabtu (15/7).

Aplikasichattingyang berada di bawah naungan Meta tersebut sadar pentingnya literasi digital bagi masyarakat Indonesia. Terlebih jelang pemilihan umum yang kerap dimanfaatkan orang-orang tak bertanggung jawab untuk melempar isu hoaks dan disinformasi.

Oleh karenanya, WhatsApp pun menjalin kerja sama dengan Kementerian Kominfo, ICT Watch, Bawaslu, dan Siberkreasi, untuk menjangkau masyarakat di beberapa wilayah dengan risiko tinggi berdasarkan Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) dan pemilihan tahun 2024.

 

 

“Ini merupakan kelanjutan dari upaya literasi digital kami di Indonesia, yang telah menjangkau lebih dari 8 juta orang dalam kurun 3 tahun melalui pelatihan dan workshop yang bekerja sama dengan ICT Watch dan Kominfo,” jelas Esther.

Workshop literasi digital ini akan dimulai di Ternate pada 11 Juli, berlanjut ke kota Manado, Jakarta, Bandung, Samarinda, Pekanbaru, Jayapura, dan Kupang dari Juli hingga Oktober 2023. 

Pembicara bersama peserta di workshop WhatsApp di Ternate. Donny BU Chairman Siberkreasi (empat dari kiri), Dr. La Ode Irman Dekan Fakultas Agama Islam UMMU (empat dari kanan), Adrian Yoro Naleng Bawaslu Maluku Utara (tiga dari kanan), Indriyatno Banyumurti Executive Director ICT Watch (dua dari kanan).

WhatsApp juga turut mengundang tokoh masyarakat setempat, pemuka agama, relawan pemilu, dan perwakilan mahasiswa. Diharapkan, ada 800 tokoh masyarakat yang nantinya bisa mengedukasi komunitasnya masing-masing setelah mengikuti workshop ini.

Salah satu materi yang diberikan adalah cara menemukan misinformasi di aplikasi perpesanan dan mencegah penyebarannya. WhatsApp sendiri memiliki fitur verifikasi yang dibantu oleh International Fact Checking Network (IFCN), serta tanda “diteruskan’ dan ‘diteruskan berkali-kali’ pada pesan yang disebarluaskan berkali-kali oleh pengguna.

Juga, aplikasi ini memberikan fitur batas penerusan pesan, opsi untuk memblokir, dan melaporkan pesan yang mencurigakan.

 

 

“Literasi digital adalah pengetahuan dasar yang wajib dimiliki masyarakat, terutama menjelang Pemilu. Untuk itu kita perlu bangun perisai penangkal hoaks dengan literasi digital, berpikir kritis dan cek fakta,” kata Semuel A. Pangerapan, Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kominfo.

Di kesempatan yang sama, Lolly Suhenty selaku anggota Bawaslu berharap, workshop ini bisa memperkuat pencegahan pelanggaran dan sengketa proses pemilu yang akan datang. 

“Harapannya, daya kritis masyarakat meningkat, kemudian mampu mengidentifikasi dan melawan misinformasi Pemilu,” pungkasnya.