Giliran Karyawan Facebook Bikin Petisi Soal Sensor Konten Palestina

pada 4 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Ilustrasi Palestina (Foto: Ehimetalor Akhere Unuabona/Unsplash)

Uzone.id-- Setelah Apple, Instagram, hingga Google, kini karyawan Facebook yang bersuara terkait konten Palestina yang disensor di platform jejaring sosialnya. Mereka kompak membuat petisi internal soal ini.

Sejak perang Palestina dan Israel kembali memuncak pada awal Mei lalu, platform media sosial populer seperti Facebook, Instagram, dan Twitter mendapat kecaman dari netizen berbagai dunia karena dianggap telah menyensor konten yang berbau Palestina dengan sengaja.

Kebanyakan penjelasan mereka terletak di algoritma. Karena itu, karyawan Facebook kemudian membuat petisi internal yang ditujukan kepada perusahaan untuk investigasi sistem moderasi konten agar mengetahui apa alasan di balik dibungkamnya suara-suara orang Palestina.

Baca juga:Kelompok Yahudi di Google Kirim Surat Agar Dukung Palestina

Diketahui keputusan moderasi konten di Facebook dibuay oleh kontraktor dan algoritma pihak ketiga, dan selama ini prosesnya dinilai belum sempurna, khususnya di negara-negara yang bahasa utamanya bukan Bahasa Inggris.

“Seperti yang sudah disoroti oleh karyawan, pers, dan anggota Kongres, tak lupa rating menurun pada aplikasi mobile di App Store, para pengguna dan komunitas kami merasa kami telah mengingkari janji untuk melindungi kebebasan berekspresi di tengah situasi Palestina,” begitu isi petisi tersebut.

Mereka melanjutkan, “kami percaya Facebook bisa dan harus lebih mengerti pengguna kami dan memperbaiki kepercayaan mereka terhadap platform ini.”

Petisi ini dipublikasikan di forum internal oleh sekelompok karyawan Facebook yang bernama “Palestinians@” dan “Muslims@”. Kabarnya, petisi itu sudah ditandatangani sekitar 174 tanda tangan.

Baca juga:Hampir 1.000 Karyawan Apple Surati Tim Cook untuk Bela Palestina

Mereka juga meminta Facebook untuk mengaudit pihak ketiga yang melakukan moderasi seputaran konten yang berkaitan dengan Arab dan kaum Muslim. Mereka juga mau postingan dari Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu agar ditinjau kembali oleh dewan independen Facebook.

“Kami menyadari ada beberapa isu yang berdampak pada kemampuan orang-orang yang membagikan postingan di aplikasi kami. Seiring kami memperbaikinya, kami meminta maaf bagi kalian yang merasa bahwa kami tidak dapat memperhatikan peristiwa penting, atau bagi mereka yang berpikir kalau ini adalah penindasan atas suara-suara mereka,” ungkap juru bicara Facebook kepadaThe Verge.

Ia melanjutkan, “kami merancang kebijakan untuk memberi semua orang suara dan melindungi mereka secara adil tanpa memandang identitas dan kepercayaan personal masing-masing.”

Sebelumnya, karyawan di Google, Apple, dan Amazon juga telah menulis surat internal kepada jajaran eksekutif perusahaan agar membela dan mendukung Palestina. Karyawan dari tiga raksasa teknologi itu merasa kalau jajaran eksekutif mereka tidak suportif terhadap pekerja Muslim.