GoTo Tepis Rumor Merger dengan Grab

pada 10 bulan lalu - by
Advertising
Advertising

Uzone.id– Kabar merger dua raksasa ride-hailing Asia TenggaraGoTo dan Grabkembali ramai dibicarakan semenjak pekan lalu.

Grab Indonesiamenyangkal adanya kabar tersebut dan enggan memberikan jawaban. Dihubungi timUzone.id,Senin, (12/2), Mayang Schreiber selaku Chief Communications Officer, Grab Indonesia mengatakan, “Kami tidak berkomentar mengenai rumor atau spekulasi yang beredar.”

Pihak GoTo pun ikut buka suara terkait kabar ini dan membantah adanya diskusi antara Grab dan GoTo soal rencana merger dua perusahaan teknologi ini.

“Kami tidak mengomentari rumor yang beredar di pasar. Saat ini tidak ada diskusi terkait hal tersebut,” tegas Sinta Setyaningsih, Head of Corporate Communications, GoTo kepadaUzone.id, Selasa, (13/2). 

Kabar merger Grab dan GoTo ramai dibicarakan usai sumber yang tak ingin disebutkan identitasnya menyebut kalau keduanya hendak bersatu sebagai strategi untuk mengakhiri kerugian yang dialami keduanya gara-gara persaingan bisnis.

GoTo pun menyanggah kondisi keuangan perusahaan dan mengungkapkan kalau GoTo saat ini memiliki fundamental dan posisi keuangan yang solid.

“Dapat kami tegaskan, GoTo saat ini memiliki fundamental dan posisi keuangan yang semakin solid. Kami telah berhasil mencapai target Adjusted EBITDA positif di Q4 2023. Arus kas kami juga semakin kuat dengan adanya revenue berupa fee dari Tokopedia secara kuartalan,” tambah Sinta.

Selanjutnya, GoTo menyebut akan terus berfokus untuk tumbuh dan meraih pendapatan dengan cara mengembangkan bisnis di bisnis On Demand dan Fintech.

“Fokus GoTo ke depan adalah untuk tumbuh secara sehat dan meraih profitabilitas dengan mendorong pengembangan bisnis dan inovasi dari unit bisnis On Demand Service dan Fintech,” ujar Sinta. 

Melansir dariBloomberg, Senin, (12/02), dua perusahaan raksasa di bidangride hailingdanfood deliveryini dikabarkan akan bersatu dan memiliki beberapa skenario untuk mencapai kesepakatan ini.

Sumber yang tidak ingin disebutkan namanya menyebut salah satu opsinya adalah Grab yang berbasis di Singapura akan mengakuisisi GoTo menggunakan uang cash, saham atau keduanya.

Isu merger dua raksasa ride hailing di Asia Tenggara ini ternyata sudah pernah muncul ke permukaan di tahun 2020 lalu. Saat itu tepatnya pada Desember 2020, laporan dariDealStreetAsiamengatakan kalau penggabungan ini mencakup semua layanan Grab dan Gojek, termasuk layanan transportasi, food delivery hingga pembayaran digital.