Hasil Merger Indosat dan Tri Belum Bisa Mengalahkan Telkomsel
Ilustrasi (Foto: Indosat Ooredoo Hutchison)
Uzone.id- Dua operator di Indonesia, Indosat Ooredoo dan Tri telah melakukan merger dan telah diumumkan pada 16 September 2021. Kedua entitas tersebut sepakat melahirkan nama baru, Indosat Ooredoo Hutchison.
Merger antara Indosat Ooredoo dengan Tri telah menghasilkan transaksi dengan total nilai sekitar USD6 miliar atau sekitar Rp85,5 triliun (kurs Rp14.258 per USD1).
Heru Sutadi, Executive Director Indonesia ICT Institute, memberikan komentar terkait merger kedua entitas tersebut. Menurutnya, merger Indosat Ooredoo dan Tri (Hutchison) tentu baik bagi industri secara keseluruhan.
BACA JUGA:Merger Jadi Indosat Ooredoo Hutchison, Pemerintah RI Pegang Saham 9,6 Persen
"Jumlah pemain menjadi lebih sederhana dan diharapkan juga industri menjadi sehat," kata Heru Sutadi saat dihubungi oleh UzoneID.
Dia menambahkan, merger ini merupakan "game changer" kompetisi di bisnis seluler. "Telkomsel akan head to head dengan Indosat Ooredoo Hutchinson, dan mungkin mendorong merger pemain lainnya," kata dia.
Alasannya, kata Heru Sutadi, karena industri operator seluler hanya sehat untuk tiga pemain saja. Heru pun mengatakan bahwa meskipun para pesaing Telkolsel melakukan merger, itu belum bisa mengalahkan Telkomsel.
"Namun, hanya saja, kalau operator gabungan dianggap bisa mengalahkan Telkomsel, tidak semudah itu dan jalannya masih panjang. Telkomsel sudah begitu kuat menguasai separuh bisnis seluler," ungkap dia.
Indosat Ooredoo Hutchison menyampaikan kepadaUzoneIDpada 16 September 2021 bahwa perusahaan hasil merger telah menjadi operator nomor dua terbesar di Indonesia dengan pendapatan tahunan sekitar USD3 miliar atau sekitar Rp42,77 triliun.
BACA JUGA:Indosat Ooredoo Resmi Merger dengan Tri, Nama Barunya Unik
"Dari aksi merger ini, CK Hutchison akan mengakuisisi 50 persen kepemilikan saham di Ooredoo Asia dengan menukarkan 21,8 persen kepemilikannya di Indosat Ooredoo Hutchison dengan 33,3 persen saham di Ooredoo Asia, dan akan mengakuisisi tambahan 16,7 persen saham dari Grup Ooredoo dengan imbalan uang tunai sebesar USD387 juta atau sekitar Rp5,5 triliun," kata perusahaan.
Setelah transaksi, Para Pihak masing-masing akan memiliki 50,0 persen saham Ooredoo Asia, yang akan diubah namanya menjadi Ooredoo Hutchison Asia, yang akan mempertahankan 65,6 persen kepemilikan saham pengendali di perusahaan hasil merger.
Setelah penutupan transaksi, Indosat Ooredoo Hutchison akan dikendalikan bersama oleh Grup Ooredoo dan CK Hutchison.
Ini akan tetap tercatat di Bursa Efek Indonesia, dengan Pemerintah Indonesia memegang 9,6 persen kepemilikan saham, PT Tiga Telekomunikasi Indonesia memegang 10,8 persen saham, dan pemegang saham publik lainnya memegang sekitar 14,0 persen," imbuh mereka.
Tunduk pada persetujuan pemegang saham Indosat Ooredoo yang diperlukan, Para Pihak telah sepakat untuk mencalonkan Vikram Sinha sebagai CEO dan Nicky Lee sebagai CFO Indosat Ooredoo Hutchison.
Kemudian, Ahmad Al-Neama akan tetap menjadi Presiden Direktur dan CEO Indosat Ooredoo dan Cliff Woo akan tetap sebagai CEO H3I sampai selesainya merger.
Setelah selesai, Ahmad Al-Neama dan Cliff Woo akan bergabung dengan Dewan Komisaris dari perusahaan hasil merger, dengan tunduk pada persetujuan Indosat Ooredoo yang diperlukan.