Ini Kiat Mengendalikan Hipertensi dan Komplikasinya

pada 6 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Uzone.id- Hipertensi merupakan penyakit yang dapat menyebabkan komplikasi, seperti stroke, penyakit jantung koroner, dan gagal ginjal. Jumlah penderita penyakit tersebut meningkat dari tahun ke tahun.

Di samping itu, dr. Tunggul D. Situmorang SpPD-KGH dariIndonesian Society of Hypertension(InaSH) mengatakan, “Hipertensi dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh yang mempunyai pembuluh darah, antara lain jantung, ginjal dan otak.”

Karena hipertensi adalah silent killer, InaSH bersama PT Omron Healthcare Indonesia berpartisipasi dalam program mengukur tekanan darah jutaan orang di dunia, termasuk di Indonesia, melalui May Measurement Month.

Baca:5 Tanda Kamu Kebanyakan Minum Kopi

DalamMay Measurement Month 2018, lebih dari 120.000 orang di 27 propinsi telah berpartisipasi. Selain itu, mereka gencar mengomunikasikan pentingnya pengukuran tekanan darah secara rutin di rumah.

Menurut dr. Bambang Widyantoro, Sp.JP, PhD, Ketua PanitiaMay Measurement Month2017 dan 2018, menyampaikan, “Data pengukuran tekanan darah lebih dari 70.000 masyarakat Indonesia selama bulan Mei 2017 menunjukkan bahwa satu dari tiga orang dewasa dengan rerata usia 41 tahun mengalami peningkatan tekanan darah, dan satu dari enam orang sudah mengonsumsi obat penurun tekanan darah.”

Lantas, satu dari sepuluh orang kali pertama mengetahui bahwa tekanan darahnya di atas normal.

Baca:10 Kebiasaan yang Bikin Berat Badan Turun

Hal penting yang harus menjadi perhatian, yaitu 7.7 persen dari penderita hipertensi sudah pernah mengalami stroke.

Lalu 15.7 persen juga menderita penyakit jantung koroner, dengan lebih dari 19 persen masih merokok aktif, dan 16.2 persen dari penderita hipertensi juga mengalami diabetes.

Survei ini juga menunjukkan bahwa hipertensi terbukti meningkatkan risiko stroke 11 kali lebih tinggi, dan risiko serangan jantung koroner 8 kali lebih tinggi dibandingkan dengan yang tekanan darahnya normal.

Baca:5 Kiat Lindungi Diri dari Penyakit Selama di Pesawat

Karena itu, semua orang dewasa diharapkan untuk melakukan pengukuran tekanan darah secara rutin di rumah, terutama penderita hipertensi. Jangan lupa pula untuk selalu berkonsultasi dengan dokter, agar dapat menurunkan risiko komplikasi akibat hipertensi.

“Dalam melakukan pengukuran tekanan darah secara berkala di rumah, sangatlah penting untuk memahami teknik pengukuran yang benar. Yang dianjurkan adalah pengukuran pagi hari saat bangun tidur dan malam hari sebelum tidur, dengan dua sampai tiga kali pengukuran selang satu menit pada masing-masing waktu,” ujar Bambang.

Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa pengukuran tekanan darah sebaiknya dilakukan dalam posisi duduk bersandar, posisi lengan atas sejajar dada, dengan pemasangan kain lengan (cuff) yang tepat di lengan atas.