Ini Pentingnya Telkom Gerak ke Ranah Digital Menurut Komut Rhenald Kasali
(Komisaris Utama Telkom Rhenald Kasali/dok. Merdeka)
Uzone.id-- Mendengar nama Telkom erat kaitannya dengan industri telekomunikasi yang membangun infrastruktur agar masyarakat bisa menelepon, kirim SMS, hingga internetan. Semakin canggih perkembangan teknologi, Telkom semakin giat bertransformasi ke arah digital. Memangnya, sepenting apa?
Tak sedikit yang mungkin menganggap Telkom lebih baik fokus di ranah infrastruktur saja ketimbang mengarah ke digital. Namun, hal ini ditepis oleh Komisaris Utama Telkom Rhenald Kasali.
Menurutnya, industri teknologi bergerak begitu cepat dan bagi pelaku usaha atau perusahaan yang ingin terus berkembang, harus paham terhadap dinamika yang ada.
“Dulu mungkin kompetitor kami sebatas sesama operator, seperti Indosat, XL. Tapi sekarang ada banyak kompetitor baru dari luar, dan mereka itu gak terlihat wujudnya,” ungkap Rhenald dalam sesi Expert Insight Series yang digelar oleh Telkom Corporate University secara virtual pada Jumat (21/8).
Dia melanjutkan, “kompetitor itu biasa kita sebut dengan istilah OTT [layanan over-the-top], mereka bergerak di ranah digital, menawarkan layanan kepada masyarakat, dan operasinya di atas infrastruktur kita, tidak bayar pula. Mereka tidak membangun infrastruktur, jadi hal ini mengakibatkan pendapatan tradisional kami turun.”
Baca juga:Bos Telkom Bagikan Tips Jadi Leader yang Baik di Era Digital
Pria yang dijuluki Bapak Perubahan itu menyebut contoh perubahan nyata yang dibawa dari perusahaan OTT populer, seperti Facebook, Gooogle, dan lain-lain.
Dia mengatakan, dulu perusahaan telekomunikasi bisa mewujudkan jalur komunikasi melalui panggilanvoicesebagai pendapatan besarnya. Seiring berjalannya teknologi, orang-orang beralih ke panggilan suara melalui aplikasi pesan instan seperti WhatsApp karena lebih murah. Tak lupa video call melalui Skype, Hangout, dan lain-lain.
“Kemajuan teknologi digital dari perusahaan OTT itu menjadi contoh mengapa pendapatan bisa menurun. Jika menurun, kita tidak bisa menciptakan lapangan kerja, sementara kompetitor kita seperti Google dan sebagainya semakin kaya. Amazon jualan, masuk ke sini bawa cloud. Tentu kita harus bertransformasi juga agar tetap berkembang. Kita harus kenal dunia ini,” ujar Rhenald.
Mengenali pasar dan prioritas
Jika berbicara di masa sekarang yang kemudian tidak bisa lepas dari penetrasi teknologi digital karena ada pandemi, Rhenald menuturkan bahwa dalam proses Telkom bertransformasi ke digital, sudah seharusnya mengenal prioritas pasar.
“Pandemi ini bikin pasar dan prioritas berubah, misalnya kesehatan jadi nomor satu, serta kesejahteraan ekonomi. Di Telkom ada Mas Fajrin [Rasyid] sebagai direktur digital yang akan terus mengembangkan produk-produk digital kami, termasuk game online. Pendapatan terbesar di industri ekonomi kreatif itu datang dari game, karena banyak peminat dan pelaku developernya di Indonesia,” lanjutnya.
Baginya, konektivitas masyarakat tetap menjadi hal terpenting bagi Telkom yang memiliki DNA telekomunikasi, namun dengan bertransformasi ke arah digital, perusahaan dinilai juga harus pelan-pelan membangun kreativitas.
“DNA digital perlahan kita tanam. Startup sedang booming, kami sudah punya MDI Venture Capital untuk bantu investasi, lalu produk digital lainnya bisa kita tumpangkan di platform Indihome. Dari sini, kita bisa mendapatkan value besar karena sudah berjalan di jalur yang sesuai,” tutup Rhenald.