Israel Pantau Mobillitas Pasien Covid-19 Pakai Software Mata-mata di Smartphone

pada 5 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Uzone.id- Israel diketahui telah lama menggunakan teknologi mata-mata di smartphone-nya untuk memantau gerakan militan Palestina. Kini, software tersebut akan digunakan untuk memantau mobilitas pasien positif virus corona Covid-19.

Penggunaan teknologi ini dikabarkan telah mendapat persetujuan dari Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Mereka ingin menggunakan teknologi yang sama agar bisa mendeteksi kemana saja carrier virus corona berada sebelum akhirnya dinyatakan positif mengidap Covid-19.

Netanyahu telah memberikan wewenang kepada badan keamanan Shin Bet untuk menggunakan taktik pengintaian teleponnya pada pasien virus corona. Demikian dilansir dari Associated Press, Senin, 16 Maret 2020.

Baca juga: Cara Cek Online Update Sebaran Corona

Namun begitu, ada saja kekhawatiran dari pihak oposisi yang menganggap langkah ini akan meningkatkan masalah privasi warga, mengakses data dan privasi mereka tanpa izin. Namun Netanyahu yakin jika langkah ini adalah tepat.

"Langkah ini tentu saja bisa diandalkan dan akan melindungi kesehatan masyarakat. Walaupun akan menimbulkan pelanggaran privasi," ujar Netanyahu dalam pidatonya di televisi swasta setempat.

Sampai saat ini Israel telah mendeteksi lebih dari 200 kasus virus corona di negaranya. Para pasien pun ditanya mengenai pergerakan mereka dalam kurun 14 hari sebelumnya dan meminta mereka yang berada di tempat itu, bahkan yang sempat melakukan kontak dengan pasien untuk melapor atau melakukan karantina sendiri di rumah, tidak keluar rumah.

Baca juga: Trending Topik Hari Ini Kontradiktif

Diharapkan pelacakan melalui smartphone ini bisa memberikan histori yang jelas terkait perjalanan mereka sebelum didiagnosa dan bisa mengidentifikasi orang-orang yang mungkin tertular. Teknologi ini memang belum pernah digunakan dengan melibatkan warga namun Netanyahu berharap kepentingan kesehatan orang lain bisa menjadi alasan untuk bisa mendapatkan persetujuan penggunaan teknologi ini. Pasalnya, gejala virus corona tidak bisa terdeteksi secara kasat mata.

"Ini bukan ukuran waktunya berdebat karena hanya melibatkan sebagian kecil orang yang terkait. Kami bisa menemukan mereka dengan cepat dan bisa mendeteksi siapa saja yang kontak dengan pasien. Ini adalah alat yang efektif untuk menemukan pasien yang terinfeksi," ujarnya.