Jika IMEI Ponsel Legal Tidak Bisa Dipakai, Ini yang Dikhawatirkan Oppo
(Foto: Uzone.id)
Uzone.id-- Siapa yang bakal menyangka apabila ponsel baru tidak mendapatkan sinyal bisa berujung ke kehilangan pekerjaan, atau paling parahnya, resesi industri ponsel pintar? Ini hal yang dikhawatirkan salah satu vendor ponsel pintar, Oppo.
Polemik mesin Centralized Equipment Identity Register (CEIR) yang disebut-sebut sudah penuh kapasitasnya masih belum bisa menampung nomor IMEI baru dari ponsel-ponsel legal, khususnya ponsel yang sudah siap dijual ke pasar.
Padahal implementasi regulasi IMEI seharusnya sudah beroperasi sejak 15 September 2020, namun kendala pada mesin CEIR ini bikin aturan ini mandek dan menyebabkan ponsel legal malah jadi tidak bisa dipakai oleh konsumen karena tidak dapat menerima sinyal seluler.
Menurut PR Manager Oppo Indonesia, Aryo Meidianto jika hal ini tidak segera diselesaikan maka dampaknya bisa besar dan semua aspek kena imbasnya.
Baca juga:Blokir IMEI Belum Kondusif, Konsumen Diimbau Hindari Beli Ponsel Online
“Dari produsen, pekerja, semuanya terimbas. Sekarang, IMEI tidak bisa dipakai, ponsel jadi sulit dijual. Tenaga kerja kami juga gak bisa bekerja. Orang-orang di pabrik tidak bisa produksi, lalu bagaimana? Mau gak mau dirumahkan, begitu?” tutur Aryo saat berbincang denganUzone.idpada Senin (12/10).
Masalah seperti tidak mendapatkan sinyal walaupun konsumen membelinya secara legal saja menurut Aryo sudah merugikan perusahaan.
“Dari kami itu banyak yang mengeluhkan di lini produk Oppo A53 [yang tidak mendapatkan sinyal], lalu ini ponsel Reno4 F baru meluncur juga, lalu kalau gak dapat sinyal nanti, bagaimana coba. Kalau ada masalah soal sinyal, konsumen khususnya netizen pasti menyalahkan vendor. Ini miris ya, padahal kita sudah mengikuti aturan pemerintah,” kata Aryo lagi.
Dia melanjutkan, “sejauh ini ada kabar kalau sudah ada vendor lokal yang telah merumahkan karyawan gara-gara masalah ini. Kita bisa-bisa resesi minor jika seperti ini. Kami harap pemerintah tahu berapa kapasitas yang diperlukan dan melihat bagaimana kondisi di masyarakat.”
Sebelumnya, dalam kesempatan terpisah, pengamat telekomunikasi Doni Ismanto meminta agar pemerintah segera menambahkan saja server dan kapasitas link untuk solusi jangka pendek.
Baca juga:Mesin CEIR untuk IMEI Mau Dimatikan, APSI: Usulan Konyol
“Solusi jangka pendek secara teknis sama seperti kalau portal website kita lelet, tambahkan saja kapasitas server-nya. Dalam kasus CEIR ya, biar nyala saja dahulu yang ada biar tidak mengganggu bisnis.Loss-in saja dulu sembari benahin kapasitas server dan database,” kata Founder Indotelko Forum, kepadaUzone.id.
Namun Doni menilai, sebetulnya bukan itu inti permasalahannya, Sebab masalahnya adalah terjadi salah kaprah memakai Equipment Identity Register (EIR) untuk menyetop barang black market (BM). Sudah begitu, yang menjalan operator.
Sementara menurut Ketua APSI, Hasan Aula, usulan mengenai dimatikannya mesin CEIR untuk sementara merupakan usulan konyol yang akan berujung pada ketidakpastian hukum. Sudah begitu, tidak akan jelas lagi antara ponsel resmi dan ponsel ilegal.
“Mematikan mesin CEIR untuk sementara waktu bukanlah solusi. Itu akan kembali pada sistem lost control. Ponsel ilegal dan resmi tidak bisa lagi dibedakan. Solusinya pihak terkait yang bertanggung jawab terhadap aturan ini agar melakukan upgrade kapasitas daya tampung mesin. Bukan dimatikan,” ungkap Hasan dalam pernyataannya yang diterimaUzone.id, Senin (12/10).