Jumlah Startup yang Dapat Kucuran Dana Malah Meningkat Saat Pandemi
Ilustrasi. (Foto: Unsplash)
Uzone.id- Dampak pandemi Covid-19 menyentuh banyak perusahaan di berbagai sektor, termasuk startup. Bahkan, ada startup yang tumbang di awal-awal pandemi, seperti Airy Rooms.
Decacorn seperti Gojek juga melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 430 karyawan pada akhir Juni 2020. Pendiri Dailysocial.id Rama Mamuaya juga menyatakan bahwa banyak startup yang tumbang saat pandemi.
Namun, Rama menegaskan bahwa tak sedikit pula startup yang mampu bertahan. “Tapiin general, masih banyak yangsurvivedan masih bertahan dan bertumbuh di tengah pandemi.”
Baca juga:Bagaimana Startup Mampu Bertahan di Masa Pandemi?
“Bahkan data kami menujukkan jumlah startup yang dapatfundingtahun ini meningkat ketimbang tahun lalu,” imbuhnya. Menurut Rama, hal itu terjadi, lantaran banyak startup membutuhkan dana tunai untuk bertahan saat pandemi, sehingga banyak yang melakukanfundraising(pengumpulan dana).
“All the startups needs capital cash to survive the pandemic, makanya mereka semuafundraising. Investor tertarik karena situasi pandemi dan startup butuhcapital, jadi valuasinyaat a discount,” ujar Rama.
Menurut Rama, pandemi memberikan dampak yang bagus terhadap lanskap investasi startup di Indonesia. Pada paruh pertama 2019, ada 51 pengumuman pendanaan startup. Sementara itu, pada paruh kedua 2020, terdapat 52 pengumuman pendanaan startup.
Sementara itu, berdasarkan tinjauan Deal Street Asia, perusahaan modal ventura (venture capital) di Indonesia dan seluruh dunia masih sangat bersemangat untuk berinvestasi. Startup di Indonesia juga dipandang sebagai pahlawan untuk membantu negara keluar dari masalah ekonomi di tengah pandemi Covid-19.
Baca juga:Kunci Transformasi Digital
MengutipTech Collective, kajian tersebut juga menyatakan bahwa di Asia Tenggara, ada lebih dari 184 kesepakatan pendanaan dengan total dana 2,8 miliar dolar Amerika Serikat (AS) (sekitar Rp 41,5 triliun) pada kuartal kedua 2020.
Sementara itu, ada sedikit penurunan pada kuartal pertama sebesar 1,9 miliar dolar AS (sekitar Rp 28,1 triliun). Meski demikian, angka yang diperoleh pada kuartal kedua dinilai sebagai indikator yang sangat baik bahwa perusahaan modal ventura yakin bahwa kawasan Asia Tenggara akan bangkit dengan cepat dan terus berkembang.