Kemenkomarves Sebut Baterai Nikel Banyak Dipakai Mobil Listrik Mahal

pada 8 bulan lalu - by
Advertising
Advertising

Uzone.id- Baterai dalam sebuah kendaraan listrik memiliki beragam bahan utama, di antaranya terdapat nikel, kobalt, lithium, besi, katoda, grafit, dan karbon. Di Indonesia sendiri memiliki cadangan nikel yang melimpah sehingga bisa dimanfaatkan sebagai bahan mobil listrik.

Saat ini industri kendaraan listrik global memiliki tiga jenisbateraiterdapat lithium-ion berbasisnikel, NMC (Nikel, Mangan, Cobalt), dan besi adalahLFP(Lithium Ferrophosphate).

Karena Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar di dunia, maka pemerintah memiliki ambisi untuk menjadi raja industri kendaraan listrik. Bahkan pemerintah sampai menahan ekspor nikel dalam bentuk mentah ke sejumlah negara maju.

Rachmat Kaimuddin selaku Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi (Kemenkomarves) menyebutkan kelebihan dari baterai yang menggunakan bahan nikel.

Rachmat menyebutkan baterai dengan bahan baku nikel memiliki perbedaan, terutama dari segi kualitas dan harga jika dibandingkan dengan LFP.

Menurutnya baterai berbahan nikel lebih bagus dan tahan terhadap cuaca ekstrim. Oleh karenanya mobil listrik premium yang memiliki harga mahal cenderung menggunakan baterai berbahan nikel.

"Harganya lebih mahal ya apalagi pas harga nikel lagi tinggi-tingginya itu jadi mahal banget. Sama dia lebih tahan extreme weather, extreme temperature jadi kalau dia winter dan sebagainya dia lebih bisa tahan," ujarnya kepada wartawan, Jum'at (1/3).

Sementara untuk baterai berbahan LFP, menurut Rachmat dayanya bisa berkurang terutama ketika dicuaca dingin. Namun baterai jenis ini memiliki lelebihan dari segi harga yang lebih terjangkau dan ketersediaannya lebih banyak.

"Kita lihat mobil high end rata-rata pakai NMC, tapi low end hari ini untuk mendorong affordability monggo saja pakai LFP, enggak apa. Kita yang penting nanti semua pabriknya baik NMC maupun LFP ada di Indonesia," jelasnya.

Perlu diketahui, saat ini mobil listrik dari China yang masuk ke Indonesia rata-rata menggunakan baterai LFP. Di antaranya terdapat Wuling Air EV, Binguo EV, MG ZS EV, MG 4 EV, dan line-up mobil listrik dari BYD.

Bahkan Tesla di line-up entry levelnya mulai menggunakan LFP seperti pada MOdel 3 dan model Y yang diproduksi di China.

Sementara jika mobil listrik yang menggunakan baterai nikel memang berada di segmen mewah seperti Tesla Model S dan Model X yang diproduksi di Amerika Serikat. Kemudian terdapat Hyundai Ioniq 5, Ioniq 6, dan beberapa model BMW dan Mercedes-Benz.