Kiat Agar Anak Menjadi Pribadi yang Tangguh dalam Menghadapi Masalah

pada 6 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Uzone.id - Kamu pernah mendengar istilah resiliensi? Ya, resiliensi merupakan kemampuan untuk menghadapi perubahan dan memanfaatkan setiap tantangan dan kesempatan dengan baik. Setiap orang tua tentu mengharapkan agar buah hatinya memiliki keterampilan ini.

Agar anak dapat tumbuh menjadi pribadi yang tangguh dan tidak mudah terpatahkan dalam menghadapi masalah, orang tua perlu menanamkan karakteristik perilaku positif dalam diri anak.

Karakteristik perilaku yang positif meliputi tradisi kebersamaan, bertukar informasi yang komunikatif dan kooperatif, hingga membiasakan anak untuk hidup aktif dan sehat.

Mengutip dalam salah satu publikasiAmerican Psychological Associationtentang resiliensi pada anak, Retno Dewanti Purba, psikolog keluarga mengatakan bahwa mengembangkan keterampilan resiliensi adalah sebuah perjalanan personal.

Orang tua hendaknya menggunakan pemahaman tentang anaknya untuk menuntun mereka melalui perjalanan mencapai ketangguhan. Perjalanan ini bisa jadi bersifat unik, tidak sama antar satu individu dengan individu lainnya.

Baca:5 Makanan Terbaik untuk Meningkatkan Sistem Imun Tubuh di Musim Hujan

Orang tua harus memastikan adanya hubungan yang suportif antara anak dan orang dewasa (significant others). Bagi anak-anak tentu tak selalu mudah untuk berani menghadapi masalah, mencari jalan keluar dan bangkit kembali.

via GIPHY

Orang dewasa di sekitar anak punya potensi besar untuk memastikan bahwa keberadaannya memiliki efek dukungan positif pada anak. Hal ini sangat membantu anak untuk merasa yakin bahwa dia bisa menghadapi masa sulit dan ada orang yang dipercayainya untuk mendampinginya.

“Dengan adanya dukungan positif dari orang dewasa, termasuk orangtua, maka anak belajar untuk memupuk rasa percaya diri, kemampuan memecahkan masalah, dan kontrol diri,” ujar Ratna dalam siaran pers bertajukFrisian Flag Indonesia Rayakan Hari Keluarga Nasional dengan Mengusung Semangat Resiliensi Sebagai Salah Satu Pesan Kearifan Keluarga untuk Membangun Keluarga Kuat.

Saat sedang tidak menghadapi masalah, orang tua bisa mengajarkan pada anak melalui cara-cara kreatif untuk menjadi tangguh. Kedekatan emosional anak-anak dengan berbagai tokoh animasi yang inspiratif juga dapat dimanfaatkan orang tua dalam menanamkan nilai dan kebiasaan resilien pada anak.

Baca:Berwisata Kuliner Sambil Menikmati Keindahan Sungai Cikeas di Ah Poong Sentul  

Retno pun mengungkapkan bahwa melibatkan tokoh-tokoh yang digemari anak—baik itu tokoh manusia sungguhan ataupun karakter dalam buku, film, atau cerita—merupakan cara yang bisa digunakan orang tua.

via GIPHY

Biasanya anak memiliki tokoh yang dia idolakan. Cobalah mencari kisah-kisah resiliensi dari tokoh tersebut, ceritakan pada anak bagaimana tokoh tersebut menghadapi masalah, merespons kegagalan, serta mencoba bangkit dan kembali gembira.

“Belajar dari tokoh yang dia sukai bisa jadi akan mempermudah pemahamannya,” tambah Retno.

Orang tua juga diharapkan dapat membangun generasi resilien yang sehat dan aktif. Sebagai lingkungan pertama yang dikenal anak, orang tua memiliki peran penting dalam penanaman kebiasaan baik termasuk pola hidup sehat. Perkembangan fisik dan psikologis anak juga memiliki pengaruh besar dalam proses pembentukan pola perilaku baik.

Baca:Percaya Enggak, Tempat Kerja Kamu Bisa Bikin Berat Badan Naik?