Kisah Fajar Satritama Jadi Anggota Tetap God Bless

pada 6 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Uzone.id- Di industri musik, terutama musik rock, siapa sih yang gak gak kenal sama drummer kawakan Fajar Satritama. Musisi kelahiran Jakarta, 11 Juli 1970 ini bikin kejutan karena telah bergabung dengan God Bless sejak ia terlibat dalam penggarapan album 'Cermin 7'.

Album Cermin 7 yang dirilis God Bless pada akhir 2016 itu diisi 12 lagu dengan komposisi 9 lagu lama dan 3 lagu baru. Untuk 9 lagu diambil dari album Cermin yang rilis 1982.

Uzone.id berkesempatan mewawancarai Fajar di rumah Ian Antono di bilangan Cibubur, Jakarta Timur, ketika memulai latihan untuk konser God Bless selama dua hari, 3-4 November 2018 di Telkom Land Tower.

Dia bercerita bisa bergabung dengan God Bless awalnya dia sempat nge-jam bareng Ian Antono di acara Dewa Gitar di Grand Pacific Hall, Yogyakarta, Rabu 9 November 2011.

Selain hadir juga musisi Mus Mujiono, John Paul Ivan, M Gunawan (Gugun Blues Shelter), Azis MS (Jamrud), Rama Satria Claproth, Toto Tewel, , Balawan, Qoqo (She), dan Benk-Benk (PAS Band).

"Itu yang pertama kali saya main bersama mas Ian," kenang Fajar.

Setelah itu, Fajar dikontak untuk membantu God Bless tahun 2012 untuk menggantikan Yaya Moektio yang sibuk dengan band Cockpit. Dia tak keberatan selama jadwal tidak bentrok. Ketika itu bassis God Bless Donny Fattah usai menjalani operasi jantung sehingga tak bisa manggung.

Donny menjalani operasi jantung jelang perhelatan Java Jazz bulan Maret 2012 di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat.

Posisi Donny sementara digantikan oleh bassis Arya Setiadi yang sering ngejam bareng Fajar. Mereka berdua pun jadi additional ketika God Bless menghibur penggemar di Java Jazz.

Baca juga:Awal Terbentuknya God Bless

Setelah itu, akhirnya Fajar keterusan bantu God Bless hingga meluncurkan album Cermin 7. Di album Cermin 7, Fajar cukup punya andil dalam mewarnai musik God Bless. Fajar terlibat bikin komposisi lagu Bukan Mimpi Bukan Ilusi.

"Untuk Cermin 7 ini tentunya kan ada lagu baru, waktu itu ada satu lagu bukan tulis saya sendiri, Rocky, tim produksi, ingin bikin lagu agak berbau progresif tapi agak berbau sekarang gitu saya kasih masukan satu komposisi, lagunya 'Bukan Mimpi Bukan Ilusi'. Progresif, kekinian lah," kata pria berkacamata ini.


Fajar dengan Edane

Meskipun sudah jadi anggota tetap God Bless, bukan berarti Fajar keluar dari Edane. Dia masih bertahan sebagai drummer Edane. Lihat saja acara Jogjarockarta 2018 yang menghadirkan band heavy metal Megadeth di Stadion Kridosono, Yogyakarta.

Saat itu God Bless dan Edane juga menjadi line up. Fajar pun jadi penabuh drum untuk kedua band itu.

"God Bless ini waktu saya masih SMA, waktu festival saya main lagunya God Bless, terutama album Semut Hitam, waktu itu saya ingat (lagu) Trauma, Kehidupan, ada beberapa lagu God Bless lah, bermain dengan mereka gak nyangka aja sih," kata dia.

Sebetulnya, Fajar sudah beberapa kali main dengan mantan personel God Bless, Jongky Surjoprajogo. Fajar juga diminta bantu God Bless. Sayangnya belum bisa terwujud karena Edane sangat sibuk saat itu.

Setelah merasakan sering kumpul personel God Bless, Fajar merasakan ada yang membedakan God Bless dengan band lainnya, yakni soal kedewasaan karena memang sudah lama main musik.

"Dan yang sangat spesial tuh harmonisasi dan dinamika komposisi lagunya. Jadi ini clasic rock sangat kental dinamika dan harmoninya," kata Fajar.

Kemudian, Fajar bercerita pengalaman main drum untuk God Bless ada perbedaan mencolok dengan Edane. God Bless, menurutnya punya lagu berdurasi panjang dan banyak ketukan ganjil.

"Aransemsen panjang-panjang, itu dia dinamik, impresif lah
beberapa lagu progresif," ujarnya.


Kemudian, yang membedakan musik Edane dengan God Bless, kata Fajar, kalau Edane lebih heavy, kebanyakan lagu Edane dari depan sampai akhir intens keras, kecuali lagu ballad. Fajar memainkan musik Edane mengeluarkan tenaga ekstra.

Sementara, God Bless lebih dinamik, aransemennya banyak hitungan-hitungan yang sulit sehingga perlu waktu untuk mempelajari dan menghapalnya.

"Akhirnya bisa nyerap gitu ya. Jadi bisa spontan mainnya dan lepas gitu. Anak Adam, Musisi, Cermin, itu kan panjang-panjang banyak tikungan-tikungan," kata dia.

Antara God Bless dan Edane

Fajar merasa wajar dirinya menjadi anggota tetap dua band besar, God Bless dan Edane. Menurutnya, banyak juga musisi yang menjalankan dualisme. Paling sulit adalah mengatur jadwal dengan pekerjaanya sebagai petinggi di sebuah bank.

"Yang susah aku kan kerja juga nih, itu yang kadang tiba-tiba ada show di mana, di luar kota, sementara saya ada tugas di luar kota atau luar negeri, ya udah deh terpaksa gak bisa ikutan tapi waktu sama Edane gitu juga sih, karena urusan kantor keburu ada jadwal ya terpaksa ada pengganti, biasa lah band-band kayak gitu," kata dia.

Kalau God Bless dan Edane sama-sama ada jadwal manggung, Fajar akan memilih siapa yang dapat jadwal duluan. 'Tapi sering sih urusan
kantor, udah harus dinas ke mana gitu, panjang, ke luar negeri tiba-tiba ada acara, ya sudah."

God Bless konser di Gedung Telkom

God Bless dijadwalkan konser pada 3-4 November 2018 di lantai 6 Gedung Telkom Landmark Tower, Gatot Subroto, Jakarta Selatan, dengan kapasitas 700 sampai 900an bangku.

Tiket yang dijual mulai Gold Rp525 ribu, Platinum Rp1,05 juta dan Diamond Rp1,575 juta.

Penjualan tiket ini tersedia di berbagai platform online seperti Blanja.com, Tiketapasaja.com, Rajakarcis, tiket.com, Go-tix, hingga Traveloka.

Konser God Bless ini berkonsep eConcert, yaitu turut ditayangkan secara online melalui tayanganstreaminglangsung di Uzone.id yang bisa dibeli seharga Rp15 ribu.