Kongres AS: Ada ‘Darah’ Anak Muda di Balik Suksesnya Para CEO Medsos

pada 1 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Uzone.id– Pekan lalu, para bos media sosial mulai dari Meta,TikTok, Snap, Discord hingga X (Twitter) kembali dipanggil olehparlemen Amerika Serikatterkait isu keamanan platform terhadap pengguna generasi muda.

Sama seperti sebelumnya, banyak momen yang terjadi di sidang ini, ada yang membuat terharu, ada juga yang membuat jengkel, ada pula momen lucu yang terjadi sepanjang kongres ini. 

Salah satu yang membuat suasana menjadi haru adalah kehadiran orang tua dari anak-anak yang dirugikan oleh dampak negatif media sosial. Terlihat mereka membawa foto-foto anak mereka sebagai bentuk perjuangan bagi mereka agar adanya perubahan di platform media sosial untuk pengguna muda.

Kongres ini terasa berbeda karena hadirnya orang tua yang dirugikan oleh media sosial. Mereka memberikan tepuk tangan, tawa atas kesaksian CEO, desisan, dan momen mengheningkan cipta.

Tema kunci dari pertemuan ini adalah anak-anak yang menderita dan meninggal dunia karena dampak dari media sosial. Foto tersebut ditampilkan selama sidang Komite Kehakiman Senat tentang eksploitasi seksual anak secara online di US Capitol di Washington, AS, 31 Januari 2024. 

 

 

Hal ini menjadi pemicu para anggota parlemen dalam mencecar para CEO dengan pertanyaan-pertanyaan terkait keamanan. Kehadiran orang tua di ruangan tersebut mengubah suasana sidang dan memberikan rasa urgensi yang belum pernah terjadi di sidang sebelumnya.

Serangan telak Senator ke bos Meta

Senator Marsha Blackburn mengungkapkan sebuah dokumen internal dari Meta yang menunjukkan kalau perusahaan memperkirakan nilai seumur hidup pengguna remaja hanya sekitar USD270 atau Rp4,2 jutaan.

“Bagaimana mungkin kamu bisa berpikir seperti itu? Ini sangat mengejutkan,” ujarnya.

Mengenai isu ini, hadir pula para aktivis muda yang menggunakan baju dengan slogan “Saya bernilai lebih dari USD270.”

Zuckerberg juga dicecar soal keamanan anak-anak yang disebut bukan prioritas mereka.

“Anak-anak bukanlah prioritas Anda. Anak-anak adalah produk Anda,” kata Blackburn kepada Zuckerberg dengan nada tegang.

Selanjutnya, Zuckerberg juga dicecar oleh Senator Partai Republik Louisiana John Kennedy mengenai data yang digunakan oleh Meta.

Ia menyebut kalau media sosial Meta adalah sebuah “ladang informasi yang mematikan” dimana platform tersebut berhasil menyakinkan lebih dari 2 miliar orang mau memberikan data pribadi mereka.

 

 

“Anda berada di kaki bukit yang menyeramkan. Anda melacak orang-orang yang bahkan bukan pengguna Facebook. Saya hanya ingin tahu apakah teknologi kita lebih hebat dari kemanusiaan demi kepentingan platform ini,” tegas Kennedy.

Senator Demokrat Minnesota Amy Klobuchar juga tampak sangat kesal ketika dia menceritakan kisah orang tua yang anak-anaknya dirugikan oleh platform media sosial.

“Saya bosan dengan ini. Sudah 28 tahun, sejak dimulainya internet kita belum meloloskan rancangan UU soal (keamanan) ini. Ini saatnya kita meloloskannya,” ujarnya.

Zuckerberg dan Spiegel meminta maaf

Bos Meta (Facebook, Instagram dan WhatsApp), Mark Zuckerberg secara langsung meminta maaf kepada keluarga korban yang hadir di ruangan.

“Saya turut berduka dan meminta maaf atas semua yang telah Anda semua lalui. Tidak ada seorangpun yang harus mengalami penderitaan yang dialami keluarga Anda,” ujarnya dikutip dariCNN Internasional, Senin, (05/02).

Ia melanjutkan, “Inilah sebabnya kami berinvestasi begitu banyak dan kami akan terus melakukan upaya secara luas untuk memastikan tidak ada seorang pun yang mengalami penderitaan serupa yang dialami keluarga Anda.”

CEO Snap, Evan Spiegel juga ikut meminta maaf pada keluarga dan anak-anak yang menjadi korban setelah mereka membeli obat terlarang di Snapchat.

 

 

“Kami sangat menyesal tidak dapat mencegah tragedi ini,” kata Spiegel.

Sementara itu, sebagai tanggapan, Senator Republik Missouri Josh Hawley meminta Zuckerberg untuk memberi kompensasi kepada keluarga anak-anak yang menjadi korban dari platformnya.

Pertanyaan rasis Senator AS pada CEO TikTok

Shou Zi Chew selalu CEO TikTok kembali dicecar oleh pertanyaan soal hubungannya dengan pemerintah China. Ia kembali ditanya apakah dirinya WN China atau bukan, ia juga ditanya hubungan perusahaan tersebut dengan Tiongkok melalui perusahaan induknya, ByteDance.

Ia juga dicecar soal jumlah akses serta pengaruh yang diberikan TikTok kepada pemerintah China.

“Mohon maaf Senator, saya warga negara Singapura. Saya mengabdi untuk negara saya, bukan China.” ujarnya ketika ditanya soal hubungannya dengan pemerintah China dan partai komunis di negara tersebut.

 

 

Chew juga ditanya apakah dirinya merupakan kewarganegaraan China, ia dengan tegas menjawab kalau dirinya adalah warga Singapura, bahkan telah ikut wajib militer di Singapura.

CEO TikTok ini kemudian menjelaskan kalau TikTok tidak beroperasi di China. Namun perusahaan induknya, ByteDance, mendistribusikan aplikasi serupa yang dikenal sebagai Douyin di China.

Pertanyaan ini sebelumnya juga ditujukan pada Chew dalam sidang yang sebelumnya, dimana ia dituduh merupakan bagian dari pemerintah dan warga negara China. Ia pun meyakinkan para senator bahwa dirinya 100 persen WN Singapura dan tidak ada hubungannya dengan China.