Laris Manis Aplikasi Kesehatan saat Pandemi Covid-19
Ilustrasi. (Foto: Freepik)
Uzone.id- Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengimbau masyarakat untuk berobat secara online melalui aplikasi kesehatan (telemedicine) selama pandemi virus Corona (Covid-19). Jokowi menyebut aplikasi kesehatan sebagai rumah sakit tanpa dinding.
“Tidak semua orang harus ke dokter, atau ke rumah sakit, atau ke puskesmas, tetapi bisa lewat telemedicine, sehingga mengurangi risiko pada tenaga medis,” ujar Jokowi beberapa waktu lalu dalam pernyataan resminya.
Ia menambahkan, “Saya mendapat laporan bahwa sekarang beberapa perusahaan aplikasi medis sudah masuk dan bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan dari yang sebelumnya hanya 4 juta sekarang sudah mencapai lebih dari 15 juta orang menggunakan aplikasi ini.”
Selaras dengan itu, VP Marketing Halodoc Felicia Kawilarang mengungkapkan bahwa layanantelemedicinesemakin menjadi andalan masyarakat di tengah masa pandemi dan pemberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
“Pertumbuhan pengguna aktif Halodoc meningkat 10 kali lipat pada April 2020. Tidak hanya itu, kanal ‘Check Covid-19’ yang diluncurkan pada 13 Maret 2020 membantu pengguna mengetahui risiko Covid-19 dengan teknologi berbasis Artificial Intelligence (AI) dan telah diakses 7.4 juta kali oleh pengguna,” ujarnya dalam wawancara khusus denganUzone.id.
Baca juga:5 Aplikasi Kesehatan Lokal untuk Konsultasi dengan Dokter di Rumah Aja
Head of B2B KlikDokter, Mia Argianti juga mengamini hal yang sama. Ia menyampaikan ada peningkatan konsultasi dokter secara signifikan setelah ada PSBB, dan imbauan dari Perhimpunan Dokter Spesialis untuk tetap berada di rumah dan tidak ke rumah sakit apabila memang tidak ada hal-hal yang bisa dikatakan sebagai kegawatdaruratan.
“10.000 konsultasi per hari selama pandemi atau naik tiga hingga empat kali lipat dari hari normal,” ujar Mia.
Dokter umum di salah satu rumah sakit swasta di Karawang, Yunny Faustine juga memandang bahwa aplikasi kesehatan yang sudah ada sejak beberapa tahun terakhir mulai banyak dipakai sebagai dampak dari pandemi Covid-19.
“Telemedicinesendiri sangat membantu di tengah pandemi Covid-19. Di satu sisi dengantelemedecinemenjadi jawaban kekhawatiran pasien atau keluarga pasien yang mau ke rumah sakit tapi takut tertular Covid-19, karena saya yakin tidak ada rumah sakit yang tidak terpapar penyakit ini sebenarnya,” ungkap Yunny.
Ia menilai bahwa orang-orang pasti akan sangat memilih telemedicine selama penyakit mereka bukan sebuah kegawatdaruratan. “Atau mungkin dia sendiri bingung ini gawat darurat atau kasus yang harus dibawa ke rumah sakit atau cukup dirawat dirumah saja dulu? Dia bisa konsultasi dulu dengan menggunakan telemedicine ini,” ujarnya.
Baca juga: Rekomendasi Aplikasi Kesehatan Biar Ramadan Tetap Prima
Di sisi lain, angka kunjungan di berbagai rumah sakit menurun turun sejak pemerintah memberlakukansocial distancing. Hal ini cukup berdampak bagi keuangan rumah sakit. Karena itu, perantelemedicinedinilai menjadi sangat penting.
Ia menegaskan, “Karena itu supaya rumah sakit tetap bisa menjalankan pelayanan dan menjagacashflow, harus ada terobosan-terobosan sepertitelemedicineini. Jadi masyakat tetap terbantu dan rumah sakit tetap bisa menjual jasanya.”
Platform aplikasi kesehatan menempuh berbagai cara untuk meningkatkan kepercayaan pengguna. Halodoc menghadirkan ekosistem layanan kesehatan dari hulu ke hilir, mulai dari konsultasi dokter hingga pembelian obat yang langsung diantarkan ke rumah.
Saat ini, Halodoc telah bermitra dengan 22.000 lebih dokter-dokter andal yang sudah mengantongi Surat Izin Praktik (SIP) dan Surat Tanda Registrasi (STR) yang bisa melayani pasien, 2.500 lebih rumah sakit, dan 2.500 lebih apotek di 100 kota lebih di Indonesia.
Hal yang sama juga dilakukan KlikDokter. Mia menegaskan, “Konten yang dihasilkan harus dapat dipertanggungjawabkan secara medis dan jurnal medis yang ada, dokter-dokter yang melayanichatwajib dilengkapi dengan Nomor SIP, STR serta terdaftar aktif di Ikatan Dokter Indonesia (IDI).”
VIDEO: Halodoc, Aplikasi Kesehatan Andalan Ditengah Pandemi