Lebaran Hari 2, Topik Hepatitis Misterius ‘Teror’ Medsos
Uzone.id– Perayaan Idulfitri tahun ini memang lebih semarak karena tradisi mudik ke kampung halaman sudah diperbolehkan. Di hari ke-dua Lebaran ini, linimasa media sosial seperti Twitter justru sedang diramaikan oleh topik seputar hepatitis misterius.
Jika melihat daftar Trending Topic wilayah Indonesia di Twitter, pembahasan tentang “hepatitis” masuk ke jajaran Top 5 dengan jumlah cuitan lebih dari 51 ribu twit.
Pembahasan soal penyakit ini tampaknya dimulai dari cuitan Zubairi Djoerban yang viral. Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) ini mencuitkan concern-nya mengenai hepatitis misterius pada Senin (2/5) malam.
Hingga tulisan ini dibuat, cuitan awal Zubairi sendiri mencapai lebih dari 10 riburetweet, 605quoteretweet, dan 29 ribulikes.
Dari pantauannya, setidaknya ada 100 kasus hepatitis misterius yang dilaporkan, termasuk tiga anak di Indonesia yang meninggal.
Baca juga: 'Inovasi' Elon Musk: Embed Twitter Jadi Berbayar dan Potong Gaji Direksi
“Apa penyebab hepatitis misterius ini? Para ahli sedang menyelidiki, termasuk di Indonesia. Sebagian ketemu Adenovirus 41, sebagian ketemu SARS-CoV2, sebagian kombinasi dua virus itu, dan masih mungkin dipicu penyebab lain,” twit pemilik akun @ProfesorZubairi ini.
Dari penjelasan di utas (thread) Twitternya, ia menjelaskan Adenovirus itu adalah virus umum yang menyebabkan berbagai penyakit seperti pilek, demam, sakit tenggorokan, bronkitis, pneumonia, dan diare.
Sedangkan Adenovirus 41 belum pernah terkait dengan hepatitis, dan patogen umum ini biasanya bisa sembuh sendiri.
“Seberapa serius hepatitis misterius ini? Amat serius, karena beberapa anak meninggal. Bahkan 10 dari 145 pasien dengan hepatitis akut ini memerlukan transplantasi hati (di Inggris),” lanjut Zubairi.
Sejauh ini, menurut Zubairi belum ada tes yang dapat memastikan diagnosis hepatitis misterius. Tapi syaratnya adalah pasien harus negatif terhadap virus hepatitis A, B, C, D, E dan dengan kadar enzim transaminase lebih dari 500 unit per liter.
Baca juga: 4 Tips Main Medsos Tanpa 'Nambah Dosa'
Sementara itu menurut WHO, yang dapat terinfeksi adalah rentang usia pasien yang diidentifikasi sejauh ini antara bayi berusia satu bulan hingga remaja berusia 16 tahun.
“Gejalanya? Sebagian besar anak-anak ini mengalami masalah gastrointestinal terlebih dahulu, diikuti penyakit kuning. Tes laboratoriumnya juga menunjukkan tanda-tanda peradangan hati parah. Sebagian besar anak tidak mengalami demam,” sambung Zubairi.
Viralnya soal hepatitis misterius yang terjadi di beberapa negara lain termasuk Inggris ini pastinya menyumbang kekhawatiran masyarakat di tengah situasi yang bisa dibilang masih pandemi.
Maka tak heran jika ada saja netizen yang bertanya apakah hepatitis misterius ini masih berkaitan dengan Covid-19, atau bahkan menjadikan vaksin Covid-19 sebagai ‘kambing hitamnya’.
Terkait vaksin Covid-19, Zubairi punya jawaban sendiri.
“Hipotesis ini [berkaitan dengan vaksin Covid-19] tidak didukung data, karena sebagian besar anak-anak yang terkena hepatitis misterius ini justru belum menerima vaksinasi Covid-19,” tutupnya.