LinkAja dan BUMN Lain: Pandemi ‘Paksa’ Masyarakat Jadi Serba Digital

pada 4 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

(Ilustrasi/dok: LinkAja)

Uzone.id-- Pandemi COVID-19 yang melanda dunia, termasuk Indonesia memang membuat segalanya jadi serba dalam keterbatasan. Namun, di balik itu semua, tetap ada hikmah berharga, yaitu digitalisasi jadi lebih cepat.

Pengakuan tersebut datang dari para pelaku usaha milik negara seperti BRI, PT Kereta Commuter Indonesia (KCI), hingga penyedia layanan dompet digital LinkAja. Menurut mereka, kondisi seperti sekarang mendorong terjadinya transformasi digital lebih cepat dari perkiraan.

Awalnya, hal ini dianalisis oleh Profesor Mohamad Ikhsan selaku Staf Khusus II Kementerian BUMN yang mengatakan bahwa pandemi COVID-19 mempengaruhi ekonomi dari segi produksi dan konsumsi, sampai-sampai cara konvensional perlahan-lahan banyak yang mati.

“Biasanya produksi dan konsumsi bertemu di pasar, tapi yang beroperasi secara fisik, banyak yang mati karena harus jaga jarak. Maka cara bertahan yang paling praktis adalah going digital. Digitalisasi ini membantu kita dalam merespons krisis agar dapat menerapkan contactless dalam beraktivitas, namun tetap produktif,” ujarnya dalam kesempatan bincang-bincang yang digelar LinkAja secara virtual pada Rabu (15/7).

Baca juga:1 Tahun LinkAja Catat 50 Juta Pengguna di Indonesia

Hal ini disambut baik oleh LinkAja yang belum lama ini genap berusia satu tahun.

Dikatakan Direktur Marketing LinkAja, Edward Kilian Suwignyo, perusahaan semakin gencar dalam mendorong masyarakat yang awalnya berbasis uang tunai menjadi cashless.

“Kami sebagai penyedia pembayaran digital melihat kebutuhan masyarakat sehari-hari, itulah yang kita masukan ke dalam bentuk digital. Setahun hadir kami membangun ekosistem yang luas, seperti menyediakan produk pembelian pulsa, pembayaran internet, tagihan listrik, PDAM, dan merchant-merchant,” ungkap pria yang akrab disapa Kiki itu.

Dari penuturan Kiki, LinkAja juga sudah hadir untuk pembayaran transportasi, hingga transaksi di SPBU Pertamina.

“Solusi seperti ini yang kami harapkan dapat mengubah pelan-pelan kebiasaan dari uang tunai menjadi cashless tadi, atau dari yang serba kontak langsung menjadi contactless via internet saja. Hal ini sudah terlihat, mereka jadi hemat waktu saat membayar listrik misalnya, tinggal lewat ponsel. Pandemi ini seperti menyadarkan mereka kalau selama ini segalanya mudah, bisa langsung dari tangan masing-masing, alias ponsel pintar,” lanjut Kiki.

Transformasi digital selama pandemi ini juga dilakukan oleh PT KCI.

Diutarakan oleh VP Komersial Karina Amanda, ia menjelaskan bahwa selama pandemi, perusahaan mengimbau kepada masyarakat untuk menggunakan pembayaran nontunai agar menghindari kontak dengan petugas dan orang lain.

Baca juga:Gandeng Kominfo, LinkAja Sediakan Belanja Online di 18 Pasar Jakarta

Karina juga mengklaim, sejauh ini ada 70 persen pengguna jasa kereta commuter line yang sudah memakai uang elektronik, termasuk penggunaan LinkAja.

“Lumayan ini transaksi digital di tahun ini mencapai 10 sampai 13 persen. Rencananya kami akan menambah tiga stasiun khusus yang melayani uang elektronik di area yang kepadatannya tinggi, yakni Cilebut, Bogor, dan Cikarang,” kata Karina pada kesempatan yang sama.

Sementara dari penuturan Direktur Konsumer Bank BRI, Handayani, selama ini LinkAja telah menjadi jembatan bagi pengguna Brizzi yang ingin mengisi ulang kartu.

“COVID-19 ini mempercepat transformasi dan adopsi keuangan digital. Jumlah pengguna internet dan mobile banking BRI itu bertumbuh dua kali lipat year-on-year per Juni 2020, sekarang sekitar 24 juta user,” kata Handayani.

Dia menyambung, “sinergi dan integrasi transaksi melalui LinkAja ini cukup membantu, karena bisa langsung melakukan debit dari savings pengguna, bisa melakukan top-up Brizzi, digital lending juga. Saya harap hikmah ini bisa menunjukan pertumbuhan berarti bagi sektor ekonomi untuk menjalani kehidupan yang baru.”