Melihat Lanskap Investor Startup di Indonesia dari Kacamata CEO Bubu.com

pada 4 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Shinta Dhanuwardoyo, CEO Bubu.com. (Foto: Instagram Shinta Dhanuwardoyo)

Uzone.id- Saat membicarakan startup, kita tak bisa terlepas dari investasi. Ya! Keduanya memiliki kaitan yang erat demi pertumbuhan startup, terutama di Indonesia.

Sayangnya, masyarakat Indonesia belum terlalu banyak mengetahui seluk-beluk investasi. Padahal negara Indonesia menempati urutan nomor lima dengan jumlah startup terbanyak yakni 2.193 buah pada 2019, setelah AS, India, Inggris, dan Kanada.

Demikian pandangan Shinta Dhanuwardoyo, CEO Bubu.com terhadap lanskap investor startup di Indonesia.

Sebagai informasi, Bubu.com adalah pionir perusahaan digital di Indonesia yang didirikan pada tahun 1996. Sebelum era Google atau Facebook, Bubu.com memiliki awal yang sederhana sebagai perusahaan pengembangan web.

Bubu.com sekarang telah menjadi sebuah venture builders, selain sebagai agensi digital yang memiliki layanan lengkap dan terkemuka di Indonesia. Bubu.com juga menaungi Startupindonesia.co yang dalam waktu dekat akan mengadakan menggelar webinar IDBYTE-X: VC Series.

Baca juga:Startupindonesia.co Bakal Gelar Webinar, Dukung Perkembangan Investor saat Pandemi

“Kebanyakan perusahaan startup di Indonesia masih dihadapkan dengan masalah yang sama, yakni tidak memiliki akses terhadap modal yang diperlukan untuk tumbuh,” ujarnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan, “Masa pandemi Covid-19 justru mendukung perkembangan dan adopsi digital di Indonesia. Sehingga sangat menguntungkan bagi para startup teknologi agar bisa bertumbuh cepat.”

Menurut Shinta, dalam melakukan investasi yang efektif di masa pandemi, investor harus jeli dan berhati-hati dalam menanamkan modal kepada perusahaan startup.

Ia menyatakan bahwa beberapa faktor penting sebelum melakukan investasi adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang harus dimiliki oleh sebuah perusahaan startup seperti, target pasar yang jelas, skalabilitas yang tepat guna, memiliki rasio pengembalian investasi yang baik, dan yang paling penting adalah para kualitas tim dari para founders startup tersebut.

Para pelaku usaha pun harus bisa lebih kreatif memanfaatkan teknologi untuk menciptakan solusi-solusi inovatif dalam mengatasi berbagai macam masalah yang timbul akibat pandemi Covid-19 ini,” tambah Shinta.

Sementara itu, Erwin Arifin, Head of Startupindonesia.co, menyampaikan bahwa dalam situasi pandemi seperti saat ini, perusahaan startup harus beradaptasi seiring dengan berubahnya perilaku masyarakat.

Baca juga: Inovasi Baru Amoeba Telkom, Studext untuk Dunia Pendidikan RI

Beberapa sektor seperti tranportasi akan mengalami kesulitan di masa pandemi. Di sisi lain sektor-sektor seperti pengiriman barang, makanan, e-commerce, dompet digital justru mengalami peningkatan seiring dengan semakin terbatasnya mobilitas masyarakat.

“Yang terpenting adalah startup dapat memiliki sense of business bahwa sektor startup itu menarik perhatian investor melalui ide-ide kreatif dan inovasi digital. Selain itu, diselenggarakannya IDBYTE-X yang merupakan wadah bagi pelaku usaha startup yang semakin mendorong semangat wirausaha dan inovasi di masa sulit pandemi Covid-19 ini,” ujar Erwin.

Di tahun 2020, iklim investasi di Indonesia masih mencatat angka yang kuat. Sepanjang kuartal kedua 2020 (Q2 2020 di bulan April-Juni) tahun ini, tercatat ada 32 transaksi pendanaan startup yang diumumkan atau dikonfirmasi ke publik.

erolehan ini lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu, yakni 24 transaksi. Sementara itu Indonesia menempati peringkat ke-54, turun 13 peringkat dibanding tahun sebelumnya. Di Asia Tenggara, posisi ini hanya unggul dari Vietnam.

Singapura berada di posisi teratas, yaitu peringkat ke-16. Laporan ini menyoroti kontribusi sejumlah kota terhadap perkembangan ekosistem. Secara berurutan Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Medan, dan Semarang menjadi yang kota-kota yang paling signifikan mendorong pertumbuhan ekosistem startup.