Miris, Ini 3 Fakta Tentang Merokok pada Anak di Indonesia

pada 7 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Uzone.id - Kamu tentu tahu bahwa merokok merupakan salah satu aktivitas yang dapat mengganggu kesehatan tubuh. Beberapa studi klinis membuktikan bahwa merokok merupakan penyebab utama kematian akibat penyakit kardiovaskular, serta meningkatkan angka kejadian penyakit jantung koroner.

Berdasarkan data World Health Organization (WHO), kematian dini yang disebabkan oleh rokok di dunia mencapai hampir 5,4 juta kematian per tahun. Jika ini terus terjadi, diperkirakan 10 juta orang perokok meninggal setiap tahunnya pada 2025.

Sebesar 35-40 persen kematian disebabkan oleh penyakit kardiovaskular dan berhubungan dengan rokok. Sedangkan 25-30 persen menunjukkan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular pada perokok pasif.

Baca:Penyakit Cacingan Ternyata Bisa Mengganggu Pertumbuhan Fisik dan Mental Anak

Lantas seperti apa fakta tentang merokok pada anak di Indonesia? Berikut ini rangkumannya berdasarkan konferensi pers dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI).

Lebih dari sepertiga anak laki-laki merokok

Menurut data WHO tahun 2015, lebih dari sepertiga anak laki-laki usia 13-15 tahun di Indonesia mengonsumsi produk tembakau. Lebih dari 3.9 juta anak – antara usia 10-14 tahun – menjadi perokok setiap tahun. Setidaknya 239.000 anak di bawah umur 10 tahun sudah mulai merokok.

Lebih dari 40 juta anak di bawah lima tahun menjadi perokok pasif

Di samping itu, lebih dari 40 juta anak di bawah lima tahun menjadi perokok pasif. Menurut WHO, risiko kanker paru-paru meningkat pada perokok pasif antara 20-30 persen, serta risiko penyakit jantung sekitar 25-35 persen.

Baca:Melihat Keindahan Pulau Jeju, Pulau Vulkanik Terbesar di Korea Selatan

Asap rokok meningkatkan risiko sindrom kematian bayi mendadak

Asap rokok meningkatkan risiko sindrom kematian bayi mendadak (SIDS), dan bisa menyebabkan problem kesehatan serius pada anak-anak, termasuk serangan asma berkali-kali dan parah, serta infeksi pernapasan dan telinga.

Melihat begitu banyak risiko yang terjadi pada anak yang merokok maupun menjadi perokok pasif, kamu sebagai orang tua atau saudara perlu membantu menjauhkan anak dari rokok. Kalau tidak, masa depan anak akan terganggu karena aktivitas yang merugikan tersebut.