New Normal, Kominfo Terus Genjot Jaringan 4G di Wilayah 3T

pada 4 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

(Ilustrasi BTS/Unsplash)

Uzone.id-- Indonesia menjadi negara yang telah menerapkan “new normal” sesuai protokol kesehatan yang berlaku agar masyarakat tetap dapat beraktivitas keluar rumah. Hal ini juga termasuk aktivitas perluasan cakupan jaringan 4G di daerah pelosok Indonesia.

Hal ini disampaikan oleh Ismail selaku Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI) Kementerian Komunikasi dan Informatika.

Ismail mengatakan, adanya pandemi COVID-19 yang melanda dunia, termasuk Indonesia, telah mengubah perilaku masyarakat secara keseluruhan. Dalam hal ini, masyarakat seperti dituntut harus semakin melek terhadap teknologi digital.

Baca juga:Data Pasien COVID-19 Dijual Rp4 Juta, Ini Reaksi Menkominfo

“ICT [teknologi informasi dan komunikasi] itu sebuah keharusan. Faktor ini semakin harus dipercepat penerapannya, baik dalam konteks selama COVID maupun pasca. Banyak yang menganggap perubahan selama pandemi memunculkan peluang-peluang baru,” kata Ismail dalam kesempatan webinar yang digelar Mastel belum lama ini.

Dia melanjutkan, “ada banyak elemen dari ICT, dari konten, platform aplikasi, keamanan siber, regulasi, digital talent, hingga infrastruktur. Nah, salah satu peran penting pemerintah di elemen infrastruktur yang masih menjadiconcernutama.”

Ismail menyinggung soal jangkauan akses internet dan akses 4G yang belum merata, khususnya di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, Terluar).

Baca juga:Sambutan Menkominfo untuk Peluncuran Google Cloud Jakarta

Diakui Ismail, pemerintah tetap harus memperhatikan daerah yang belum terjamah 4G sama sekali, serta kawasan yang sudah menerima 4G namun koneksinya masih lelet.

“Urusan infrastruktur itu gak jauh-jauh soalbackbonedan frekuensi atau spektrum. Garis besar concern pemerintah itu daerah 3T, karena ada sekitar 9.113 desa di area 3T yang belum 4G sama sekali. Kami akan terus meng-addresshal ini, entah itu melalui program BAKTI, pendekatan investasi atau dana APBN, hingga kolaborasi dengan operator seluler,” tutup Ismail.