Pendapatan Telkom di 2021 Tembus Rp143,2 Triliun
Uzone.id– PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) menutup kinerja perseroan tahun buku 2021 dengan kinerja yang memuaskan, baik dari pendapatan, EBITDA (Laba sebelum Bunga, Pajak, Depresiasi, dan Amortisasi), dan laba bersih.
Secara detail, Telkom mencatat laba bersih sebesar Rp24,8 triliun atau tumbuh 19,0 persen dari periode yang sama tahun lalu.
Pencapaian ini diperoleh dari pendapatan konsolidasi perseroan sebesar Rp143,2 triliun tumbuh positif sebesar 4,9 persen dibanding tahun 2020.
Sedangkan EBITDA Perseroan tahun 2021 tercatat Rp75,7 triliun atau tumbuh positif 5,1 persen year-on-year (YoY). Margin EBITDA dan laba bersih juga mengalami peningkatan menjadi 52,9 persen dan 17,3 persen.
Di tengah tekanan dan tantangan yang dihadapi sektor telekomunikasi dalam beberapa tahun terakhir, Telkom terus beradaptasi dan berinovasi baik dari sisi strategi perusahaan, model bisnis, maupun produk dan layanan.
Telkom konsisten fokus mengembangkan tiga domain bisnis digital, yakni digital connectivity, platform, dan services. Selain itu, Telkom secara berkelanjutan mengembangkan kapabilitas digitalnya melalui tiga strategi, yakni build (membangun kapasitas sendiri), borrow (menjalin kemitraan strategis dengan tech giant/global partner), dan buy (melalui investasi secara selektif).
Baca juga: Perhatian Milenial dan Gen Z, Telkom Buka 250 Posisi Kerja Nih!
Beberapa inisiatif investasi Telkom di bisnis digital memperlihatkan kinerja yang baik, tercermin dari valuasi positif yang diperoleh perusahaan, baik dari sisi synergy value maupun capital gain, yang turut berkontribusi pada peningkatan pendapatan Perseroan.
Untuk membangun competitive advantages perusahaan, Telkom mencanangkan lima strategi utama yang dikenal dengan strategi Five Bold Moves. Ini sekaligus memantapkan langkah untuk menjadi digital telco kelas dunia dengan tujuan jangka panjang dapat memberikan value creation yang optimal bagi stakeholders dan masyarakat.
Strategi Five Bold Moves telah dilaksanakan sejak 2021 dan saat ini sudah mulai berbuah manis. Pada 22 November 2021, salah satunya strategi utama berhasil direalisasikan, yakni unlocking bisnis menara telekomunikasi melalui aksi korporasi penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) Mitratel di Bursa Efek Indonesia.
Mitratel berhasil meraup dana hingga Rp18,8 triliun dari aksi korporasi ini, di mana 90 persen di antaranya akan digunakan untuk belanja modal demi mengembangkan bisnis Mitratel baik secara organik maupun inorganik, sejalan dengan strategi perusahaan.
Sementara untuk empat strategi lainnya masih gencar diakselerasikan Telkom, yaitu percepatan bisnis digital secara terstruktur melalui pembentukan Digital Company (DigiCo), unlocking bisnis data center, penguatan bisnis B2B IT Services, dan menginisiasi integrasi bisnis broadband (fixed mobile convergence, FMC).
“Langkah Telkom menjadi digital telco mulai memperlihatkan hasil yang baik, dengan pendapatan, EBITDA, dan laba bersih pada akhir 2021 yang tumbuh positif. Pencapaian ini tidak lepas dari konsistensi perusahaan dalam melakukan transformasi digital, memperkuat kapabilitas digital serta melakukan inovasi di berbagai aspek,” ungkap Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah.
Ia menyambung, “kali ini strategi Five Bold Moves merupakan prioritas Telkom untuk memperkuat competitive advantages perusahaan sehingga mampu mengakselerasi terwujudnya visi menjadi digital telco terdepan kelas dunia. Setelah berhasil melakukan unlocking bisnis tower Mitratel, kini Telkom fokus untuk mendorong keempat strategi lainnya yang kami targetkan dapat terealisasi hingga akhir 2023.”
Kinerja positif di seluruh segmen bisnis
Pada segmen Fixed Line, IndiHome masih menjadi salah satu kontributor utama pertumbuhan pendapatan Perseroan, dengan total kontribusi kepada pendapatan Perseroan sebesar 18,4 persen di akhir 2021 dari 16,3 persen pada periode yang sama tahun lalu.
IndiHome membukukan pendapatan sebesar Rp26,3 triliun atau tumbuh 18,5 persen YoY. EBITDA margin IndiHome pun kian meningkat menjadi 46,7 persen pada akhir 2021.
Hal ini didorong penambahan 585 ribu pelanggan baru sehingga total pelanggan IndiHome pada Desember 2021 mencapai 8,6 juta atau tumbuh 7,3 persen YoY. Demi meningkatkan kualitas dan pengalaman digital terbaik bagi pelanggan, IndiHome secara kontinyu melakukan pengayaan konten melalui kerja sama strategis dengan penyedia konten (content provider) global, seperti Disney+ Hotstar dan Lionsgate Play.
Pada segmen Mobile, Telkomsel berhasil membukukan pendapatan tahun buku 2021 sebesar Rp87,5 triliun dengan pertumbuhan laba bersih 4,4 persen YoY, serta pendapatan bisnis digital Telkomsel mencapai Rp68,2 triliun atau tumbuh 9,5 persen YoY.
Pencapaian ini didukung oleh basis pelanggan yang terus meningkat mencapai 176,0 juta pelanggan atau tumbuh 3,8 persen YoY, dengan pengguna mobile data sebanyak 120,5 juta pelanggan (tumbuh 3,9 persen YoY).
Lalu lintas data tumbuh 43,3 persen dari periode yang sama tahun lalu menjadi 13.513 petabyte. Pembangunan infrastruktur secara agresif terus dilakukan agar layanan digital Telkomsel berjalan optimal.
Baca juga: Telkom University Gelar Wisuda Metaverse Pertama di Indonesia
Total BTS yang dimiliki hingga akhir tahun 2021 mencapai 251.116 unit atau tumbuh 8,6 persen YoY yang 80 persen di antaranya berbasis 3G/4G/5G, di mana 137.613 BTS berteknologi 4G dan 113 BTS adalah BTS 5G.
Sebagai bentuk kontribusi dalam mengakselerasi ekonomi digital Indonesia, Telkomsel menghadirkan PT Telkomsel Ekosistem Digital (IndiCo) sebagai digital powerhouse yang didedikasikan untuk meningkatkan inovasi digital yang berpusat pada pengguna dengan menawarkan produk dan layanan di luar konektivitas.
IndiCo akan diposisikan sebagai holding company yang membawahi beberapa anak perusahaan dari portofolio bisnis vertikal Telkomsel yang sedang berkembang di sektor digital dengan mengoptimalkan sinergi ekosistem aset unggulan yang dimiliki perusahaan.
Hingga Desember 2021, segmen Enterprise mencatat kinerja yang kian mengesankan dengan pendapatan Rp19,1 triliun atau tumbuh 8,0 persen YoY, di mana layanan B2B IT Services dan layanan digital untuk korporasi masih menjadi kontributor terbesar.
Sementara itu, segmen Wholesale dan International mencatat pendapatan Rp14,3 triliun atau tumbuh 5,6 persen YoY yang terutama berasal dari pertumbuhan bisnis menara telekomunikasi, data center, dan A2P services.
Pada bisnis menara telekomunikasi, Mitratel membukukan pendapatan Rp6,87 triliun atau tumbuh 11,0 persen YoY dengan EBITDA dan laba bersih tumbuh 23,9 persen dan 129,4 persen.
Pertumbuhan kinerja keuangan tersebut didukung jumlah kolokasi dan tenant Mitratel yang juga mengalami kenaikan sebesar 18,9 persen dan 39,3 persen.
Saat ini Mitratel mengoperasikan 28.206 menara telekomunikasi dengan tenancy ratio 1,5x. Menara telekomunikasi Mitratel tersebar di seluruh Indonesia di mana 58 persen di antaranya berlokasi di luar Pulau Jawa, sementara 42% lainnya di Pulau Jawa.
Baca juga: Telkom Siap Kembangkan Platform Kadin Tech Hub
Selanjutnya data center dan cloud masih menjadi fokus bisnis yang dikembangkan Telkom seiring dengan permintaan yang tumbuh signifikan dari aktivitas bisnis perusahaan digital.
Saat ini Telkom memiliki 27 data center (22 data center domestik dan 5 data center luar negeri, termasuk data centertier 3 dan 4 di Singapura). Sepanjang 2021, pendapatan data center tercatat Rp1,7 triliun atau tumbuh 19,0 persen YoY.
Perseroan telah menggunakan belanja modal sebesar Rp30,3 triliun hingga akhir 2021 atau 21,2 persen dari total pendapatan. Belanja modal terutama digunakan untuk memperkuat infrastruktur jaringan dan pendukung untuk meningkatkan kapasitas, baik pada fixed line maupun mobile business demi pengalaman digital pelanggan yang lebih baik.
Tahun ini demi mengakselerasi langkah transformasi perusahaan, Telkom akan mengalokasikan penggunaan laba bersih Perseroan untuk fokus pada pengembangan bisnis digital, yang sejalan dengan strategi Five Bold Moves yang telah dicanangkan.
“Kami akan terus mempercepat langkah transformasi dan mengembangkan potensi bisnis digital TelkomGroup untuk value creation yang optimal tidak hanya bagi perusahaan tapi juga seluruh stakeholders. Kami meyakini hal ini merupakan langkah yang tepat untuk memastikan pertumbuhan perusahaan yang berkelanjutan di masa mendatang dan mendukung percepatan transformasi digital Indonesia,” tutup Ririek.