Qualcomm Perkenalkan Snapdragon 690, Bikin Ponsel 5G jadi Lebih Murah

pada 5 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Uzone.id -Qualcomm pada hari Selasa (16/6), memperkenalkan chipset 5G terbaru dalam jajaran produknya, Snapdragon 690, yang ditargetkan menjadi smartphone murah dengan dukungan jaringan internet 5G.

Snapdragon 690, menandai langkah awal bagi Qualcomm untuk menawarkan handset 5G untuk segmen menengah ke bawah.

Seperti dikutip dari Cnet, Rabu (17/6), setelah diperkenalkan, nantinya ponsel berbasis Snapdragon 690 diperkirakan akan hadir pada akhir tahun 2020. Soal harga berkisar antara USD 300 atau setara Rp 4,2 juta hingga USD 400 atau setara Rp 5,6 juta.

Baca juga: AS Uji Coba 5G di Pangkalan Militer

Pihak Qualcomm mengatakan, prosesor Snapdragon 690 akan muncul di ponsel yang lebih murah dari perusahaan seperti pembuat handset Nokia HMD, LG , Motorola , Sharp dan TCL.

“Kami ingin membawa lebih banyak pengalaman unggulan (Snapdragon 690) ini agar pengalaman kamera yang lebih mendalam, game yang intensif dan interaktif , [dan] asisten suara AI yang merespons dengan cepat," jelas Deepu John, Direktur Senior Manajemen Produk di Qualcomm.

Walaupun pandemi telah merusak penjualan ponsel pintar, di tempat-tempat seperti di Amerika Serika, namun , perusahaan penyedia peralatan jaringan Swedia Ericsson dan lainnya mengatakan pada akhirnya tidak akan menghentikan ekspansi 5G di seluruh dunia selama beberapa tahun mendatang.

Ponsel dianggap sebagai perangkat yang harus dimiliki. Bahkan, ketika sejumlah orang menunda pengeluaran, ponsel dengan basis chipset Qualcomm Snapdragon 690, menjadi pilihan tepat.

Baca juga: Dua Tahun Lagi ada 1 Miliar Koneksi 5G

Walaupun demikian, dampak jangka panjang dari pandemi Covid-19 pada pertumbuhan jaringan 5G sepertnya akan sampai ke 2022.

Pada tahun tersebut diprediksi jumlah koneksi di jaringan 5G akan mencapai angka satu miliar.

Hal ini diungkap oleh analis dari perusahaan riset CCS Insight. Menurut mereka, pandemik ini memang akan mengganggu industri dalam beberapa tahun ke depan.


Akibat lockdown dimana-mana, membuat langkah operator untuk membangun 5G menjadi terhalang, menyebabkan regulator menunda lelang spektrum baru dan menurunkan minat untuk membeli smartphone baru.