Rasanya Jajal Apple Vision Pro: Gampang Dipakainya, Gak Bikin Mual!

pada 2 bulan lalu - by
Advertising
Advertising

Cupertino, Amerika Serikat, Uzone.id– Headset Vision Pro dari Apple memang sudah setahun umurnya, namun perangkat ini akan selalu menarik untuk dibahas, minimal dijajal. Maklum, tidak semua orang mampu membelinya – atau belum membutuhkannya di kehidupan sehari-hari.

Di sela rangkaian agenda Apple Event di Cupertino, California, Amerika Serikat, tim Uzone menyempatkan menjajal Vision Pro di Apple Park Visitor Center (APVC). Seperti apa rasanya?

Tidak seperti produk Apple lainnya yang dipajang di toko resminya, Vision Pro tidak bisa sembarang dicoba layaknya iPhone, iPad, hingga MacBook. Produk-produk Apple tersebut dapat dicoba di tempat tanpa harus membuat janji. Nah, demo dari Vision Pro mengharuskan pengunjung untuk booking terlebih dahulu.

Sebenarnya cara booking untuk demo Vision Pro ini sama seperti pengunjung yang ingin mengikuti sesi khusus produk Apple seperti iPad dan lainnya yang harus membuat janji.

 

 

TimUzonemelakukan booking demo Vision Pro melaluisitus Apple inilalu cari menu ‘Experience Apple Vision Pro’ lalu klik ‘Book a demo’. Situs Apple kemudian mengarahkan kita untuk sign in Apple ID.

Setelahsign in, kita bisa pilih lokasi toko Apple yang dituju, lalu pilih jam yang kita inginkan, klik ‘Continue’ di bagian bawah layar. Kemudian kita mengisi Contact Information berupa nama lengkap, alamat email, nomor telepon (opsional), dan selesai. Kalian tinggal klik ‘Reserve it’ untuk booking.

Kita akan menerima email dari Apple mengenai pemesanan waktu demo Vision Pro, lengkap dengan QR Code yang nantinya akan dipindai tim Apple saat kita sudah tiba di lokasi.

Langkah selanjutnya setelah memindai QR Code, pengunjung langsung diminta memindai wajah pada iPhone agar softwarenya mengenai wajah kita dan gerakan mata.

Karena timUzonemengenakan kacamata minus, tim Apple langsung meminjam kacamatanya untuk dipindai supaya menyesuaikan kondisi mata. Tak memakan waktu lama, tim Apple membawa satu set lensa yang menyesuaikan kacamata untuk disematkan di dalam Vision Pro.

Tentu hal ini sangat membantu agar penglihatan tidak buram — sesuatu yang sebelumnya tidak pernah saya rasakan setiap mengenakan headset VR. Benar saja, usai mengenakan Vision Pro, penglihatan normal, tidak ada buram atau pusing.

Sensor-sensor Vision Pro langsung meminta pengguna untuk latihan gesture pinching untuk mengklik menu atau aplikasi yang diinginkan, hingga gesture scrolling. Pengguna juga diminta untuk meluruskan lengan agar sensor Vision Pro membaca gerakan.

Begitu Vision Pro sudah menyala, pandangan pengguna bukan seperti menatap layar virtual seperti halnya Oculus dan headset VR yang ada di pasaran. Visualisasi yang saya lihat sama seperti realita saja, bedanya di depan mata saya ada banyak menu ala produk Apple.

‘Dunia’ digital dan nyata benar-benar menyatu dan cukupseamless.

Demo Vision Pro ini memperlihatkan foto-foto, cara mengoperasikan berbagai menu dengan gesture, hingga menonton video.

Awalnya, saya pikir akan sulit dan kagok, tak tahunya sangat mudah. Sekalinya terbiasa dengan gesture, Vision Pro akan begitu mudah dipakai.

Menonton video yang direkam sendiri pakai iPhone di dalam galeri rasanya begitu imersif, seolah-olah saya berada di momen itu juga. Nyaris tanpa batas — dari jarak orang-orang yang di dalam video, detail benda yang ada di depan mata, hingga suara yang dipancarkan, nyaris seperti nyata.

Belum lagi pengalaman menikmati video imersif dari demo Apple, ada beberapa momen yang membuat saya betulan kaget karena ada bola yang terasa seperti ingin menabrak saya, sampai ragam hewan yang jalan mendekati saya.

Pengalaman menjajal Vision Pro ini kira-kira berlangsung sekitar 10-15 menit. Selama itu, saya tidak merasakan pusing dan mual sama sekali. Perangkatnya juga tidak panas, dan saya sama sekali tidak merasa bobotnya terlalu berat di kepala. Bisa jadi karena pemakaian singkat.

Kalau kebetulan lewat Apple Store di manapun, sisihkan saja waktu 30 menit untuk Vision Pro. Harganya yang begitu fantastis sekitar Rp60 juta, setidaknya bisa kita nikmati selama belasan detik secara cuma-cuma.