Review Poco F6: Ingat, ‘Flagship Killer’ Gak Cuma Prosesor Kencang!

pada 1 bulan lalu - by

Uzone.id -Flagship killer, jadi satu kata pemikat ketikaPoco F6meluncur di Indonesia. Bagaimana tidak,smartphoneini suguhkan spesifikasihigh-enddengan harga yang malah setara ponselmid-range, mulai dari Rp4 jutaan doang.

Ya, harus diakui harga Poco F6 memang murah untuk kelasnya, mulai Rp4.999.000 untuk model 8/256 GB dan Rp5.699.000 untuk versi tertinggi 12/512 GB. Kapan lagi coba bisa punyasmartphonebertenagaSnapdragon 8s Gen 3di harga serendah ini?

Tapi cukupkah hanya karena spek tinggi dengan harga yang murah, sebuah ponsel layak disebutflagship killer

Sebelum masuk ke dalam review lengkap Poco F6 di bawah ini, mari kita sepakati arti dariflagship killerini, yakni perangkat yang menawarkanexperiencelayaknya ponsel kelas atas dan dibanderol dengan harga yang terjangkau.

Tampil keren dengan warna Titanium

Tidak ada perubahan besar pada desain Poco F6 dibanding seri sebelumnya. Sekilas masih sama dengan Poco F5, paling ada beberapa detail cukup minor yang diubah oleh Poco pada ponsel barunya. 

Kamerasmartphoneini masih dibuatframe-less, walau sekarang cuma ada dua kamera belakang saja. Lingkarannyasihada tiga, namun satu lingkaran lainnya merupakan tempat untuk LED flash yang dibuat sedikit lebih besar dari sebelumnya. 

Bahkan dimensinya juga hampir identik. Bedanya sedikit saja, Poco F6 lebih tebal 0,1 mm, tapi lebih ringan 0,2 gram dari Poco F5.

Jangan harap bodinya terbuat dari material aluminium sepertismartphone flagshippada umumnya. Poco F6 masih terbuat dari plastik, dan sejujurnya,feelmenggunakan ponsel ini gak seperti menggenggam HP dengan harga Rp5 jutaan, berasa banget material plastiknya. 

Untung, Poco kasih warna yang keren. Salah satu opsi warnanya adalah Titanium, walau kenyataannya tidak dibuat dari material titanium seperti iPhone 15 Pro dan Pro Max atau Xiaomi 14 Ultra. 

Namun warna ini memberikan kesan ala ponselflagshipyang berkelas. Juga, warnanya diberikan tekstur matte yang halus. 

Permukaan yang halus,plustepian bodi belakang yang dibuat melengkung, memberikan grip pegangan yang nyaman. Gak licin juga pegang ponsel ini. 

Meski dari plastik, Poco F6 sudah mengantongi rating IP64 yang berarti memiliki perlindungan terhadap masuknya debu serta semprotan air dengan sudut kurang dari 60 derajat secara vertikal. Dan bagian depannya, Poco F6 dilapisi kaca Gorilla Glass Victus. 

Kualitas layarnya tinggi

 

Layar jadi salah satu sektor yang di-upgradePoco pada seri F6 dibanding sebelumnya. Panelnya AMOLED datar dengan bentangan 6,67 inci yang resolusinya tinggi. Gak main Full HD+, tapi mencapai 1.220 x 2.712 piksel.

Resolusi tinggi, ditambah cakupan warna yang lebih kaya dengan kedalaman sampai 68 miliar warna. Belum cukup, layar Poco F6 sudah didukung olehrefresh rate120Hz, HDR10+, Dolby Vision, hingga intensitas cahaya mencapai 2.400 nits padapeak modeyang terang.

Beberapa hal yang kami suka dari layar Poco F6. Pertama, kualitas visualnya yang ajib, terlebih bagi kami yang seringnyastreaming-an. Kalau buka YouTube, dan kebetulan nontonnya video HDR, fitur HDR langsung aktif otomatis. Tinggal sesuaikan saja resolusi yang kalian inginkan, makin tinggi pasti hasilnya makin tajam juga.

Kedua, layarnya yang tetap terang di berbagai kondisi, terutamaoutdoor. Tips buat kalian pengguna Poco F6 atau ponsel apapun yang dari pabrikannya diberikanscreen protectorberupa plastik, sebaiknya copot saja karena memengaruhi keluaran warna dari layar tersebut.

Ketiga, desain layarnya yang datar dan simetris.Bezeldi tiap sisinya dibuat sama dan tipis, berasa mantap buat main game apalagi skena kompetitif. 

Ini baru HP murah kencang

Poco F6 adalah bukti, punyasmartphonekencang gak perlu ngeluarin duit belasan juta Rupiah. Bisa dibilang, Poco F6 adalah HP harga Rp5 jutaan (salah satunya) yang punya performa tinggi, setidaknya berdasarkan rangkaian pengujian yang kami lakukan.

Poco F6 ditenagai prosesor Snapdragon 8s Gen 3, tentu jadi upgrade dari Snapdragon 7+ Gen 2 yang digunakan pada Poco F5. Snapdragon 8s Gen 3 adalah ‘versi Lite’ dari Snapdragon 8 Gen 3.

Snapdragon 8s Gen 3 memiliki kombinasi CPU 1+4+3, konfigurasi CPU-nya terdiri dari 1x prime-core Cortex X4 dengan kecepatan 3 GHz, 4x performance-core Cortex A720 pada kecepatan 2,8 GHz, dan 3x efficiency-core Cortex A520 dengan clock-speed 2 GHz. 

Kartu grafis yang terpasang adalah Adreno 735. Secara penamaan, mungkin kinerjanya sedikit berada di bawah GPU Adreno 740 pada Snapdragon 8 Gen 2.

Poco F6 yang kami gunakan memiliki RAM 12 GB dengan memori penyimpanan UFS 4.0 sebesar 512 GB. Ada fitur Memory Extension, bikin kapasitas RAM-nya naik sampai 20 GB (+8 GB).

Berikut ini pengujian kami menggunakan sejumlah aplikasibenchmark:

  • AnTuTu Benchmark v10: 1.506.373 poin
  • PCMark Work 3.0: 18.986 poin
  • 3DMark Wild Life Stress Test: 10.976 poin (best loop), 8.642 poin (lowest loop)

Skor AnTuTu-nya bikin kaget. Skor segini idealnya diraih oleh ponsel dengan harga Rp9 jutaan ke atas. Bahkan, poin yang didapat Poco F6 cuma beda 100 ribuan poin dari Exynos 2400, dan selisih sedikit dari Snapdragon 8 Gen 2.

Hasil yang impresif dicatatkannya pada PCMark. Stabilitas performa CPU-nya stabil, rata 100 persen di sepanjang pengujian. Skornya pun sangat tinggi mencapai 18.986 poin, dimana seluruh simulasi dilibas tanpa mengalami penurunan performa sama sekali.

Sedangkan 3DMark, kinerja GPU terpantau cukup oke denganframe rateyang cenderung naik turun. Stabilitasnya berada pada 78,7 persen dengan titikframe rateterendah berada di 39 FPS dan tertinggi mencapai 80 FPS.

Tapi, di samping kencangnya performa Poco F6, manajemen suhu pada ponsel ini bisa dibilang agak kurang. Mudah bagi Poco F6 mengalami kenaikkan suhu yang signifikan, terutama saat bermain game grafis tinggi seperti CarX Street atau COD: Mobile, hingga pengujian Stress Test di aplikasi benchmark.

Ketika mengalami overheat, performanya langsung menurun. Frame ratesaat bermain game langsung ngedrop, membuat experience gamingjadi berkurang. 

Bicara baterai, Poco F6 ditopang baterai dengan kapasitas 5.000 mAh yang mendukungfast charging90W. Dalam paket pembelian sudah disertakan adaptor charger-nya, sudah mendukungpower deliveryjuga, sehingga cocok untuk ngecas laptop dengan fitur yang sama.

Kecepatancharging-nya impresif, cukup 30 menitan untuk mengisi penuh baterai dari 10 persen. Sedangkan daya tahannya, ponsel ini dapat bertahan hingga 16 jam 33 menit dalam pengujian PCMark Work 3.0 Battery Life.

Flagshipitu gak banyak iklan, Poco!

Poco F6 sudah menjalankan HyperOS berbasis Android 14. Kulitnya, aliasuser interface-nya menggunakan Poco Launcher. Di sektor OS inilah yang bikin kami ragu atas klaim Poco soal ‘flagship killer’.

Mana ada HPflagshipyang dipenuhi iklan pada aplikasi bawaannya? Namanya ponsel ‘rasa’ flagship, harusnya memberikan user experience layaknya ponsel premium, setuju?

Kami senang dengan UI HyperOS, animasinya mulus danscrollingjugasat set, terlebih untuk berpindah antar aplikasi, terasa cepat saja tanpa hambatan. Tapi pada Poco F6, semuanya dirusak oleh hadirnya iklan di mana-mana, bahkan Home Screen pun ada.

Kalau swipe layar ke kanan saja, sudah muncul iklan. Pilih aplikasi native seperti File Manager, Security, sampai ke Music, muncul lagi iklan pop-up yang memenuhi layar dan sulit untuk ditutup. Munculnya iklan sudah di tahap sangat mengganggu, seperti ponsel yang terinfeksiadware.

Kami mungkin bakal sedikit mewajarkan bila hal ini terjadi pada Poco seri M atau X. Tapicome on, ini adalah seri F yang menjadi tipehigh-endalias kebanggaan Poco sendiri. Gak wajar saja rasanya, HP harga Rp5 jutaan lebih masih ada iklan pada sistem operasinya.

Beberapa tips menghilangkan iklan di HP Xiaomi, Redmi, atau bahkan Poco, seperti di bawah ini sudah kami lakukan. Tapi tetap saja, iklan muncul tak beraturan.

Bicara fitur, dalam hal ini AI karena Snapdragon 8s Gen 3 punya kemampuan AI yang mumpuni, Poco belum terlalu fokus ke arah sana. Berbeda dengan Realme GT 6 (pesaingnya) yang lebih siap dengan serangkaian fitur berbasis kecerdasan buatan.

Ada beberapa yang kami temukan, seperti saat bermain game misalnya. Bila menyalakan Game Turbo, kalian bisa mengaktifkan mode Wild Boost yang bakal meningkatkan performa berdasarkan game yang dimainkan pengguna.

Fitur AI lainnya, Active Visual Perception, sebuah fitur yang mendeteksi mata pengguna agar layar ponsel tidak mati atau terkunci ketika sedang menatapnya. 

Lalu Contactless Gestures, fiturnya mirip Air Gesture pada Realme GT 6. Ada fitur AI yang mungkin masih dikembangkan, tapi sudah muncul di sistem, yakni AI Subtitles. Ketika ditekan, fitur ini khusus bagi para Beta Tester saja. 

Gak ada lagi kameragimmick

Poco F6 mengusung kamera tanpagimmicklagi. Gak ada lagi kamera 2 MP yang kayaknya jarang banget dipakai pengguna untuk memotret. Sekarang, hanya ada sepasang kamera di belakang dan satu kamera di depan pada punch hole di tengah atas layar.

Kamera utamanya menggunakan sensor Sony IMX882 50 MP yang menggantikan sensor OmniVision 64 MP pada Poco F5. Kamera utamanya didukungoptical image stabilization(OIS), jadi lebih stabil juga.

Disandingkan dengan kamera 8 MP berlensa ultrawide, dan di depan ada kamera 20 MP yang lebih oke dari 16 MP di seri sebelumnya.

Bagaimana hasil kameranya? Kamera utama Poco F6 menghasilkan gambar yang bagus bila cahaya yang diterima sensor sudah mendukung. Detailnya minimnoise,plusrentang dinamis yang pas. Kami juga suka dengantonewarna yang diberikannya, tetap natural denganwhite balanceyang relatif oke.

Kamera ini memiliki kemampuan 2xoptical-zoomyang hasilnya patut dapat apresiasi. Detailnya terlihat bagus, pas lah untuk cariangleyang berbeda ketika mendapatkan momen yang bagus.

Memotret di malam hari masih ada sedikitnoise, tapi secaraoverallwarna yang dipersembahkan kamera utama Poco F6 lumayan tajam. Berbeda saat memotret di siang hari, menggunakan mode 2xoptical-zoomdi malam atau saat cahayanya redup, malah membuat detail gambar menurun.

Kami tidak berharap banyak pada kameraultrawide-nya. Kamera ini bekerja cukup baik bila saat pengambilan gambar didukung cahaya yang pas. Sensornya bisa mengatasi sinar matahari yang terang, dimana hasilnya takbacklightdan tetap memberikan warna yang cukup baik.

Sedangkan untuk selfie, kontrasnya menurut kami agak rendah, walau kamera ini sanggup juga menangani swafoto yang menghadap sinar cahaya secara langsung, mencegah hasil foto yangbacklight.

Untuk video, ponsel ini bisa merekam video 1080p dan 4K pada 60 FPS secara stabil. Bila menyalakan Steady Video, perekaman dibatasi menjadi Full HD pada 30 FPS saja.

Hasil foto:

Hasil video:

1080p @60 FPS

1080- @30 FPS (Steady Mode)

Kesimpulan

Buat kami, Poco F6 bukanlah sebuah perangkatflagship killer, melainkan hanya ponsel menengah ke atas yang kebetulan mengusung dapur pacu yang kencang. Ya, performa daya gedornya memang jadi kelebihan tak tertandingi pada Poco F6 dibandingsmartphonelain di rentang harga yang sama. 

Snapdragon 8s Gen 3 di ponsel ini gak ada lawan di segmen harganya. Mengapa kami bilang ponsel ini bukanlahflagship killer? Untuk sebuah ponsel yang ‘katanya’flagship killer, bagi kami menyuguhkanexperienceyang mirip-mirip ponsel kelas premium dengan harga yang lebih bersahabat.

Dan ponselflagship, gak hanya menyuguhkan performa tinggi berkat prosesor kelas atas saja.User experiencebenar-benar diperhatikan dengan sangat baik. Adanya iklan yang sangat mengganggu, jadi kekurangan terbesar dari Poco F6.

Namun lagi-lagi, bila kalian memang mencari ponsel dengan performa tinggi dengan harga ‘rata kiri’ alias murah, dan bisa sabar dengan iklan yang tampil di OS, Poco F6 adalah pilihan yang pas. Asal harganya tak digoreng oleh para tengkulak, dengan harga mulai Rp4,9 jutaan, Poco F6 bisa jadi opsi yang menarik.