Review Sharp Aquos Sense8: Tahan Banting, Tapi Speknya Terlalu Standar

pada 10 bulan lalu - by
Advertising
Advertising

Uzone.id -Laptopdenganbuilt qualitystandar militer, sudah biasa. Kalausmartphone, rasanya masih jadi fitur yang jarang banget ditemui di pasaran. Kalaupun ada, biasanyaform factor-nya tebal dengan bodi yangrugged.

Tapi bagaimana kalau adasmartphoneAndroiddengan standar militer Amerika Serikat (AS), tapi bentuknya seperti ponselmainstream, cenderung ringan dan ergonomis di genggaman pula. Inilah Sharp Aquos Sense8 yang baru saja kamireview.

Aquos Sense8 adalahsmartphonepertama Sharp di tahun ini untuk pasar Indonesia. Harganya Rp5,9 jutaan atau lebih murah Rp600 ribu dari Jepang, dimanasmartphonetersebut dijual di harga Rp6,5 jutaan.

Harganya lumayan tinggi, jika kalian hanya melihat spesifikasi dapur pacu yang diusung ponsel ini. Ya,Sharp Aquos Sense8‘cuma’ ditenagai Snapdragon 6 Gen 1, suksesor dari Snapdragon 695 yang umumnya dipakai ponsel Rp3 jutaan. 

Beginireviewlengkap Sharp Aquos Sense8 setelah kami gunakan sebagaidaily driverkurang lebih dua minggu.

Tahan banting!

Sharp Aquos Sense8 beda dengan ponsel bersertifikasi militer AS, MIL-STD-810G lainnya.Smartphoneini tak dibalut casingruggedyang bikin bobotnya berat dan tak ergonomis kalau dibawa kemana-mana.

Sharp Aquos Sense8 justru dibikin tipis, bobotnya juga ringan. Dibuat menggunakan material aluminium, tebal ponsel ini cuma 8,4 mm dengan berat 159 gram. 

Gak nyangka awalnya saat mendengar penjelasan perwakilan Sharp Indonesia yang menyebut kalau ponsel ini sudah mengantongi sertifikasi MIL-STD-810H. Sebab, untuk mendapatkan sertifikat tersebut, ponsel harus lolos lebih dari 15 pengujian ketahanan.

Ada banyak pengujian ketahanan yang dilakukan, mulai dari tes suhu ekstrem, kelembapan, guncangan, ketinggian, dan lain sebagainya. 

Pada akhirnya kami harus percaya setelah melakukan pengujian langsung terhadap ponsel ini. Beberapa kali kami jatuhkan Sharp Aquos Sense8 dari meja dengan tinggi sekitar 70 - 75 cm, ternyata aman-aman saja.

Boro-borobocel, baret pun tidak. Baik layar atau bodi belakang - termasuk bingkai kameranya, hingga sudut-sudut ponsel. 

Bukan cuma ketahanan standar militer AS, Sharp Aquos Sense8 sudah mengantongi rating IP68 yang membuatnya tahan air sedalam 1,5 meter selama 30 menit dan terpaan debu. 

Desainnya sangat minimalis

Boleh lah kami apresiasi usaha Sharp untuk merancang ponsel yang ergonomis, tapi tahan banting. Tapi soal selera desain, rasanya Sharp harus banyak belajar pada merek-merek asal China yang kerap bikin ponseleye-catchingyang menarik minat konsumen di Indonesia.

Gak ada tuh warna gradasi atau warna yang bisa berubah-ubah ketika terkena pantulan cahaya. Dari tiga warna yang tersedia, yakni Pale Green, Light Copper, dan Cobalt Black, semuanya menampilkan kelir yang bikinboring.

Untungnya, ponsel ini gak gampang kelihatan kotor karena jejak sidik jari yang menempel. Bodi belakangnya yang terbuat dari polikarbonat atau plastik dengan tekstur yang dibikin agak keset,pluswarnanya memang bernuansamatte.

Ada yang menarik dari Sharp Aquos Sense8. Awalnya kami sempat dibuat heran, kok gak ada SIM ejector dalam paket penjualan? Ternyata, gak butuh alat tersebut untuk buka SIM tray, karena desainnya mirip seperti ponsel awal tahun 2000-an.

Untuk membuka SIM tray Aquos Sense8, tinggal congkel saja. Letaknya ada di atas, bersanding dengan mikrofon. Adapun, jenis SIM tray-nya SIM 1 + microSD, karenasmartphoneini mendukung teknologi eSIM juga.

Bahas tiap sisinya, tombol Volume dan Power ada di tepian sebelah kanan. Catatannih, tombol Power-nya kerendahan buat dipencet, sementara tombol Volume posisinya ketinggian.

Di bawah, ada mikrofon, jack audio 3,5 mm, port USB-C dan lubang speaker. 

Layarnya bagus,bezel-nya ketebelan

Adaplus minusdari layar Sharp Aquos Sense8. Kualitasnya bagus, tapi kami gaksregdenganbezeldi sekeliling layarnya.

Sharp Aquos Sense8 punya layar OLED yang kualitas warnanya bagus, tingkat kecerahannya juga tinggi, serta menyuguhkan detail yang lebih jernih. Bukan sembarang OLED, melainkan IGZO OLED buatan Sharp sendiri.

IGZO merupakan akronim dari Indium Gallium Zinc Oxide, yang sudah sering diadopsi Sharp pada rangkaian produknya, termasuk TV. Panel ini punya konsumsi daya yang lebih rendah, tapi gak mengorbankan kualitas visual secara keseluruhan. 

Mengikuti bodinya yang ringkas, ukuran layarnya terbilang kecil. Cuma 6,1 inci saja, gak selebarsmartphonekelas menengah keluaranSamsung, Xiaomi, Vivo, Oppo, dan lainnya. 

Resolusinya Full HD+, tapirefresh rate-nya adaptif dari 1Hz sampai 90Hz. Ini fitur yang mewah di kelasnya, dan Sharp pun membenamkan teknologi Black Frame Insertion yang bikin kecepatan refresh layar akan terasa seperti 180Hz.

Tingkat kecerahan maksimal yang ditawarkan layar ponsel ini mencapai 1.300 nits. Setidaknya, pengguna dapat memakai ponsel ini di berbagai kondisi, baik indoor dan outdoor secara maksimal.

Kurangnya satu doang nih. Desain bagian depan ponsel yang jadul banget. Pertama, masih saja pakainotchatau poni. Dan kedua, busetbezel-nya gak kurang tebal nih? 

OS bersih, fiturnya segudang

Sharp Aquos Sense8 berjalan di sistem operasi Aquos UX berbasisAndroid 13. Salah satu OS yang kami suka, karena UI-nya sederhana, bersih, dan gak banyakbloatware. Paling cuma ada beberapa aplikasi bawaan Google saja.

Tampilannya beneran khas Android murni. Tapi jangan salah, banyak banget fitur yang disuguhkan oleh OS ini. 

Nah, ini harus ditiru oleh parabrand smartphoneAndroid lainnya. Daripada ngeluncurin banyak fitur tapi gak kepakai karena sulit ditemukan oleh para pengguna, mending contoh cara Sharp ini.

Sharp menghadirkan fitur bernama Aquos Tricks yang bisa dibuka via Settings atau pengaturan. Di sini, Sharp mengumpulkan banyak fitur dalam satu menu. Fitur-fitur mulai pengaturan layar hingga menaikkan performa saat main game, tumplek blek di sini.

Sharp Aquos Sense8 juga dijamin akan mendapatkan update OS setidaknya sampai Android 16. Juga, ponsel ini akan menerima security patch rutin selama 5 tahun ke depan.

Performa standar banget!

Sharp boleh berbangga Aquos Sense8 menjadismartphonepertama di Indonesia dengan prosesor Snapdragon 6 Gen 1. Tapicome on, masa HP harga nyaris Rp6 juta pakai prosesor medioker?

Ini bukan salah Snapdragon 6 Gen 1, karenasystem on chip(SoC) ini memang andal performanya. Namun lagi-lagi, buatsmartphoneharga Rp5,9 jutaan, rasanya kok kurang banget. 

Oke, kita kenalan sedikit dengan prosesor ini. Snapdragon 6 Gen 1 merupakan suksesor dari Snapdragon 695 yang kebetulan digunakan pada Sharp Aquos Sense7. Prosesor ini menggunakan arsitektur 4nm, dimanaclock-speedpadaperformance-coretembus 2,2 GHz. 

Klaimnya Sharp, Snapdragon 6 Gen 1 pada Aquos Sense8 memiliki peningkatan kinerja CPU sampai 36 persen dibanding Aquos Sense7. Performa grafisnya juga lebih ngebut 33 persen dari sebelumnya.

RAM-nya masih LPDDR5 8 GB, sedangkan ruang penyimpanan ponsel ini masih saja UFS 2.2 dengan kapasitas 256 GB. Lagi-lagi mengecewakan buat ponsel harga Rp5,9 jutaan. Untung, Sharp tak lupa kasih slot microSD yangsupportsampai 1 TB.

Kami menguji kemampuan Sharp Aquos Sense8 pakai beberapa aplikasibenchmark, berikut hasil pengujiannya:

- AnTuTu Benchmark v10: 485.604 poin

- PCMark Work 3.0: 10.977 poin

- 3DMark Wild Life Stress Test: 2.383 (best loop) dan 2.378 poin (lowest loop)

Kalau bicara soal gede-gedean skorbenchmark, jelas skor AnTuTu-nya kalah dari Poco X6 dan Poxo X6 Pro yang dibanderol dengan harga di bawahnya. Angka ini setaranya dengan Vivo Y100 5G dijual di Indonesia dengan Rp3,8 jutaan.

Tapi kami apresiasi kestabilan performa grafis darismartphoneini. Nyaris sempurna, alias 99,8 persen pada Wild Life Stress test. Meski,frame ratetertingginya hanya mentok pada 18 FPS saja.

Walau biasa sajabenchmark-nya, tapi dalam pemakaian sesungguhnya, ponsel ini tetap lancar dan bisa diandalkan. Main game misalnya, kami bermain beberapa game seperti Seal M, Call of Duty Mobile, sampai Stumble Guys, semuanya lancar tanpangelagsama sekali.

Walau memang, grafis yang diset secaradefaultpada Call of Duty Mobile agak rendah. Tapi semuanya terbayar denganframe raterata-rata pada 60 FPS.

Baterai Sharp Aquos Sense8 terbilang jumbo, padahal bodinya lumayan tipis dan ringan. Kapasitasnya 5.000 mAh yang dapat bertahan selama 7 jam 23 menit untuk bermain game tanpa henti sampai baterainya benar-benar habis alias 0 persen. Sementara untuk pemakaian normal, ponsel ini bisa bertahan lebih dari 10 jam. 

Sangat mengecewakan, ponsel dengan harga Rp5,9 jutaan ini tak didukung teknologifast chargingyang cepat. Meski adaptor charger dapat memberikan daya hingga 30W, Sharp Aquos Sense8 cuma mendukungfast charging18W saja.

Dari pengujian kami, ngecas dari 0 persen hingga penuh butuh waktu 3 jam lebih. 

Harus terbiasa dengan hasil kameranya

Di bagian kamera, Sharp Aquos Sense8 punya kamera utama 50 MP dengan ukuran sensor 1/1.55”. Kamera ini sudah didukungoptical image stabilization(OIS) yang membuat pengambilan gambar jauh lebih stabil tanpa kehilangan kualitas warna dan detailnya. 

Lalu, ada kamera 8 MP berlensaultrawide. Sementara di depan, disematkan kamera selfie 8 MP. Sudah, cuma tiga saja kamera yang diusung olehsmartphoneini. 

Kameratelephotosaja tidak ada, untungnya kamera utama bisa melakukanoptical-zoomsebanyak dua kali. Jangan berharap kameraultrawidepada ponsel ini mendukungautofocus, hanyafixed focussaja, jadi kalian gak bisa ambil foto dari dekat atau makro.

Bicara soal kualitas, gak ada yang salah dengan keluaran gambar dari kamera Sharp Aquos Sense8. Semuanya terlihat normal, baik-baik saja dengan detail yang juga jernih.

Tapi bagi kalian yang terbiasa pakai Xiaomi, Oppo, Vivo, Realme, atau bahkan Samsung yang biasanya melakukantweakpada saturasi warna - terutama warna terang, mungkin sedikit dibuat kecewa. 

Tangkapan kamera ponsel ini lebih realistis, jadi apa yang kalian lihat, ya itulah yang tampil pada layar ponsel. Tapi tetap saja, kalau kalian kurang puas, bisa gunakan Adobe Lightroom atau Snapseed untuk edit foto yang diambil ponsel ini.

Menangkap momen menggunakan 2xoptical-zoomjuga bagus kok. Cuma kurangnya, lagi-lagi soal proses pengambilan gambar yang kerap membutuhkan waktu beberapa detik, terlebih saat memotret di kondisi cahaya yang menantang, seperti remang atau terlalu terang (backlight)

Sementara kameraultrawide-nya, gak bisa berharap banyak sebenarnya. Kualitasnya biasa saja,noisedi sudut-sudut gambar juga kelihatan dengan jelas. Serta saat diperbesar, detailnya sangat kurang, apalagi warnanya yang cenderung agak gelap pada beberapa skenario pengambilan gambar.

Begitu juga dengan kamera selfie-nya. Kalau ponsel ini harganya Rp1 jutaan, wajarsihkalau kameranya 8 MP. Tapi ini nyaris Rp6 juta lho, kok setega itu kasih kamera selfie 8 MP sih, Sharp?

Untungnya, bak smartphone kelashigh-enddan flagship, Sharp Aquos Sense8 mampu memotret gambar dengan format RAW dan sudah dilengkapi sistem pencitraan rancangan Sharp sendiri bernama ProPix5.

Berikut beberapa hasil gambarnya:

Kesimpulan

Sharp beneran serius masuk ke segmen bisnissmartphonedi Indonesia. Mulai rutin lho brand asal Jepang inilaunchingponsel di pasar tanah air, walau harganya yang kadang ‘tak masuk akal’.

Kami sempat mengernyitkan dahi saat mengetahui harga Sharp Aquos Sense8 di Indonesia, gakmake sensetidak seperti nama yang diusungnya. Tapi kalau tetappositive thinking, sebenarnya banyak kelebihan darismartphoneini.

Pertama, tentu saja sertifikasi militer MIL-STD-810H dan rating IP68. Soalbuilt quality, lengkap banget Sharp Aquos Sense8 ini. Dipakai dengan cara yang ekstrem, sering-sering kena air, pokoknya aman,tested by Uzone!

Kedua, layar ini punya kualitas yang bagus. OLED IGZO denganrefresh rateadaptif menambah pengalaman kami saat pakai ponsel ini, baik untukscrollingmedsos, chatting, atau bahkan ngegame.

Ketiga, performanya stabil, terutama buat main game. Gak gampang panas pula, padahal bodinya telah menggunakan material aluminium.

Keempat, kamera utamanya yang menurut kami sudah mumpuni, baik untuk mengambil foto atau merekam video. Dengan OIS yang ditambahelectronic image stabilization(EIS), hasil gambar dengan kamera utama bakalan minimnoise.

Kurangnya ada banyak juga, dari desainnya yang terlampau sederhana,bezellayar yang terlalu tebal, prosesor yang menurut kami tak seharusnya ada padasmartphoneRp5,9 jutaan, belumfast charging, hingga kameraultrawidedan selfie yang beresolusi rendah. 

Masih ada waktu buat Sharp untuk dapat menarik perhatian konsumen di Indonesia. Ingat, walau Sharp laku keras di Jepang, tapi tipikal konsumen di Indonesia itu berbeda. Harga terjangkau dengan spek ‘rata kanan’, masih jadi primadona, lho!