Saingan Berat, Facebook Bakal Rombak Tampilan Mirip TikTok

pada 3 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Uzone.id- TikTok memang masih jadi raja saat ini, tak heran kalau semua perusahaan sosial media semakin merombak brand mereka agar bisa menyaingi platform asal China tersebut, salah satunya adalah Meta.

Dilihat dari popularitas TikTok yang masih belum tergantikan, Mark Zuckerberg dan eksekutif Meta lainnya mengungkapkan bahwa bersaing dengan TikTok adalah prioritas utama mereka.

Rencana ini semakin terang-terangan ditunjukkan dengan cara merombak total aplikasi Facebook yang dulu pernah merajai industri media sosial.

Facebook sedang mendesain ulang feed utama mereka dan akan menekankan konten-konten yang direkomendasikan daripage, kreator dan juga pengguna yang tak diikuti. Mungkin ini akan jadi semacam FYP versi Facebook nantinya.

Baca juga:'Tangan Kanan' Mark Zuckerberg Hengkang dari Meta, Apa Alasannya?

Mengutip dari The Verge, rencana ini dibagikan oleh Eksekutif Facebook, Tom Alison yang menyebutkan kalau tujuan mereka adalah mengubah Facebook menjadi "Mesin Penemuan” atauDiscovery Engineyang bakal bergantung banyak pada fitur rekomendasi.

Fitur ini nantinya bakal menampilkan konten-konten yang ‘tak terhubung’, termasuk Reels. Pengguna juga bakal melihat lebih sedikit postingan dari pengguna yang berteman dengan mereka.

Rencana lainnya, Facebook juga akan membawa pulang Messenger kembali ke aplikasi utama mereka dalam mencapai upaya tersebut.

Belum jelas berapa lama waktu yang dibutuhkan Meta untuk menerapkan perubahan ini namun ini bukan pertama kalinya Meta mengisyaratkan perubahan besar untuk platform mereka.

Contohnya, pada bulan April lalu, Zuckerberg mengatakan bahwa perusahaan berada di tengah-tengah "pergeseran besar" yang akan mengubah dinamika umpan untuk menekankan rekomendasi berbasis AI di atas grafik sosial pengguna.

Baca juga:Ajaibnya Netizen Indonesia, Sungai Aare Sampai Dikasih Bintang 1 di Google

Selanjutnya, memo dari Alison ini memperjelas betapa pentingnya prioritas baru bagi perusahaan, yaitu berusaha mati-matian untuk mengejar TikTok.

Sementara itu, algoritma rekomendasi sendiri tengah disalahkan karena banyaknya promosi misinformasi. Maka dari itu, Alison menegaskan kalau mereka akan menyediakan aturan yang lebih ketat untuk konten yang direkomendasikan.