Shopee Bakal PHK Massal Karyawan di Asia Tenggara, Termasuk Indonesia?

pada 3 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Uzone.id- Maraknya PHK massal di kalangan startup saat ini memang bikin ngeri. Baru-baru ini perusahaan Sea Group sebagai induk perusahaan Shopee dikabarkan akan melakukan PHK karyawan di beberapa pasar Asia Tenggara, termasuk di Indonesia.

Katanya, kebijakan ini dilakukan untuk merasionalisasi bisnise-commercemereka. Selain di Asia Tenggara, ‘penyesuaian’ ini juga bakal berpengaruh ke pasar Amerika Latin dan juga Eropa.

Keputusan PHK massal ini diumumkan oleh Shopee kepada karyawannya dalam sebuah pertemuan internal perusahaan secara internasional.

Baca juga:Ramai Soal Bubble Burst, Startup Game Lokal Kena Juga Gak?

Kira-kira karyawan negara mana yang bakal kena PHK?Dilansir dariDealstreetAsia, wilayah yang bakal terkena PHK ini termasuk Indonesia, Thailand dan Vietnam. Bahkan, beberapa menyebutkan kalau Shopee telah mengirim email komunikasi kepada mereka yang terkena PHK.

Layanan ShopeePay dan juga ShopeeFood bakal jadi layanan yang kena pemotongan karyawan. Townhall juga dilaporkan diadakan pada hari Senin lalu untuk membahas langkah PHK dengan karyawan Shopee.Sebelumnya, perampingan karyawan ini telah lebih dulu pada layanan ShopeeFood dan ShopeePay di Thailand.

Shopee sepertinya sedang mengalami masa-masa kritis, selain melakukan pemutusan hubungan kerja, mereka kabarnya juga telah membekukan perekrutan dan beberapa tawaran untuk peran regional.

Tapi di sisi lain, bisnis Sea Group tak menunjukkan kerugian alias terus menunjukkan tanda-tanda peningkatan profitabilitas secara keseluruhan, sebagian besar pendapatannya terus datang dari cabang game Garena.

Baca juga:Cara Pinjam Uang di Shopee, Buat Beli Ponsel Gaming

Sea Group di Q1 2022 mengalami peningkatan hingga 64,4 persen YoY dengan pendapatan GAAP sebesar USD2,9 miliar. Laba kotor juga meningkat hingga 81,3 persen menjadi USD1,2 miliar di periode yang sama.

Hal baiknya, meskipun terbilang merugi, Shopee juga mengalami peningkatan pesanan hingga 71,3 persen YoY menjadi USD1,9 miliar, sementara itu GMV naik 38,7 persen menjadi USD17,4 persen.