Telat Adopsi AI, Startup Edutech Chegg Bangkrut

pada 41 menit lalu - by
Advertising
Advertising

Uzone.id –Perusahaan bimbel online paling terkenal di Amerika Serikat, Chegg, dikabarkan mengalami kebangkrutan. Kepopuleran aplikasi kecerdasan buatan (AI) telah membuat banyak pengguna Chegg beralih menggunakan chatbot untuk mendapatkan bantuan.

Terlebih, chatbot AI menyediakan versi gratis yang dapat diakses kapanpun, serta memiliki biaya overhead yang jauh lebih rendah. Hal tersebut pun secara perlahan menyebabkan kekayaan finansial perusahaan teknologi pendidikan tersebut mengalami kemunduran.

 

 

Sebenarnya, di tahun 2022, karyawan Chegg mulai meminta perusahaan untuk mengembangkan perangkat AI guna otomatisasi jawaban dan mengatasi lonjakan pelanggan. Namun, jajaran pemimpin Chegg menolak ide tersebut. 

Naas, meski kini Chegg sudah berupaya mengadopsi AI ke dalam platform mereka, namun perusahaan harus mengakui bahwa mereka telah terlambat. Belum lama ini, Chegg mengumumkan kerugian kuartal ketiga sebesar $212,6 juta atau sekitar Rp 3,29 triliun yang disebabkan oleh penurunan jumlah pelanggan. 

 

 

Chegg menyebutkan bahwa mereka telah mengalami penurunan bisnis selama tiga tahun berturut-turut. CEO Chegg sebelumnya, Dan Rosenweig—sosok yang telah memimpin perusahaan selama satu dekade—memutuskan untuk mundur dari posisinya di bulan Juni lalu. 

Posisi CEO kemudian digantikan oleh Nathan Schultz yang langsung melakukan PHK besar-besaran. Di bulan Juni kemarin, Chegg telah memangkas sebanyak 319 karyawannya untuk mengendalikan pengeluaran. 

Dan, akan segera kembali memangkas sekitar 21 persen dari tenaga kerja yang tersisa. Dari pemangkasan karyawan tersebut, perusahaan akan menghemat  sekitar $50 juta atau Rp 775 miliar rupiah. 

Keadaan diperparah sebab saat ini banyak raksasa teknologi yang mengembangkan AI mereka sendiri. Tak sedikit dari perusahan tersebut yang menggunakan laporan media, sumber daya daring, dan bahkan data dari perusahaan swasta seperti Chegg untuk menjawab pertanyaan dari pengguna. 

Cara-cara seperti ini akhirnya merugikan perusahaan seperti Chegg, dan hanya menguntungkan bagi perusahaan pengembang AI karena banyak dari mereka yang tidak mencantumkan tanggapan dengan sumber aslinya. 

Sampai saat berita ini dibuat, belum diketahui secara jelas langkah apa yang akan dilakukan oleh Chegg selanjutnya. Namun, mengingat kejayaannya di masa lalu, Wall Street Journal menyebutkan bahwa tidaklah bijaksana untuk mengabaikan perusahan ini begitu saja. 

Chegg sendiri merupakan perusahaan teknologi pendidikan yang menyediakan buku pelajaran sewaan bagi pelanggan, menyediakan jawaban atas pertanyaan yang mencakup berbagai topik akademis, dan juga bimbingan belajar dari langsung.