Tips dan Tren UI/UX di Masa Pandemi
Ilustrasi (Foto: Dok Tokopedia)
Uzone.id -Perubahan aktivitas pada masa pandemi COVID-19, dari yang awalnya bersifatofflinehingga menjadi serbaonlinememberikan banyak perubahan termasuk melonjaknya pengguna di berbagai platform digital.
Tokopedia menjadi salah satu platform yang mengalami lonjakan pengguna selama masa pandemi ini. Banyak orang yang beralih dari tokoofflinemenuju tokoonlineuntuk memenuhi kebutuhannya. Begitupun dengan para pegiat usaha, dari yang sebelumnya hanya mengandalkan kanal luring, kini tidak sedikit yang memutuskan untuk bertransformasi ke platform digital untuk menjalankan usaha.
Data internal menyebutkan, penjual terdaftar di Tokopedia mencapai lebih dari 10 juta per Januari 2021, meningkat sebanyak lebih dari 2,8 juta sejak Januari 2020. Begitupun dengan jumlah pembeli yang kenaikannya mencapai lebih dari 10 juta pengguna.
Baca juga: Riset: Tokopedia, e-Commerce Favorit
Perubahan serta peningkatan ini juga mengharuskan para praktisiUser Experience(UX) memutar otak untuk menyesuaikan platform yang ditampilkan sesuai dengan kebutuhan para penggunanya.
“Lonjakan ini tentunya berdampak terhadap peningkatan pencarian secaraonlineselama pandemi dan memunculkan tren mereplikasioffline experiencekeonline experiencedengan beberapa pendekatan, seperti dengan memangkasjourneyagar pengalaman pengguna terasa lebih cepat dan nyata,” ujar Ananda Nadya, Senior UX Researcher Tokopedia, kepadaUzone.id.
Tips
“Bagi para desainer UI/UX, hal yang harus diperhatikan adalah memberikan kemudahan penggunaan aplikasi dan bagaimana aplikasi itu dapat menjadi jawaban atas permasalahan pengguna,” tambah Ananda.
Tak hanya memberikan kemudahan pada pengguna,tonewarnajuga menjadi salah satu yang patut diperhatikan.
“Tonewarna pun menjadi hal penting bagi penentu identitas suatu produk agar menjadi pembeda dengan kompetitor. Namun, kami melihat tidak ada perubahan tren terkait perubahantonewarna dalam sebuah aplikasi selama pandemi ini,” ungkap Dicki Dahrurozak, selaku Senior UX Designer Tokopedia , di kesempatan yang sama.
Dicki juga memberikan tips, agarInterfacedapat membuat betah penggunanya, perlu ditanamkan bahwa tujuan membuat UI ataupun UXadalah untuk menyelesaikan masalah.
“Maka dari itu, prioritas kita harus pada solusi desain yang dapat menjawab masalah paling besar dan krusial. Dengan demikian, manfaat besar yang dirasakan oleh pengguna dapat menciptakan rasa nyaman saat menggunakan aplikasi kita. Hal ini, pada akhirnya, akan berdampak pada loyalitas pengguna terhadapbrand,” tambahnya.
Baca juga:Kisah Penuh Ujian di Balik Pujian untuk Aplikasi Tokopedia
Seorang desainer juga perlu memilikiskilluntuk berpikir kritis dan sistematis. “Desain yang baik lebih banyak terlahir karena berorientasi pada solusi akan suatu permasalahan dengan cara yang sistematis dan runut,” tambah Dicki.
Tren
Sementara itu Ananda Nadya menyebutkan ada empat bidang UX yang kini sedangboomingdan populer pada masa pandemi COVID-19.
1. Digital Health
Pada masa pandemi ini, semua orang ingin tetap sehat dengan tidak terpapar virus COVID-19 sehingga trend UXdigital healthkini sedang naik daun. Penggunanya pun meningkat kian pesat.
Ananda menjelaskan jika penggunacenderung menggunakan aplikasi-aplikasi yang berkaitan dengandigital health, baik itu konsultasi dokter hingga aplikasi untuk berat badan dan detak jantung. Ia juga menambahkan jika fiturtouchless interactionmemungkinkan orang untuk melakukan sesuatu dalam dunia digital lewat suara.
Contohnya adalah Alexa, meski belum begitu populer, tapi karena orang-orang khawatir bila menyentuh sesuatu dapat terjadi penularan virus, maka ini adalah jalan keluar bagi para pengguna.
“Kita tak tahu yang kita sentuh itu benar-benar bersih atau tidak, sehingga orang-orang kini beralih ketouchless interaction.” Ananda menambahkan.
2. VR dan AR
Virtual Reality(VR) danAugmented Reality(AR) bertujuan untuk merangsang persepsi dan inderauser, menjadi pilihan untuk menghilangkan kebosanan para pengguna.
Karena banyak orang yang tidak bisa ke mana-mana, mereka kemudian melakukantour onlineke berbagai tempat. “Melihat seolah-olah museum itu ada di depan mata, padahal museum itu sebenarnya ada jauh di sana dan mungkin keadaannya tidak seperti itu,” ujar Ananda.
3.Immersive Virtual Event
Immersive Virtual Eventjuga menjadiboomingpada masa pandemi ini. Orang-orang berlomba-lomba menciptakansarana hiburanbaru, hal ini tentu menunjukkan jika teknologi dapat mendekatkan manusia dengan apa yang ingin diraihnya.
Penghargaan yang biasanya digelar secaraofflinedengan menampilkan musik dan lainnya pun kini harus digelar secaraonlinekarena kondisi yang tak memungkinkan.
“Meski awalnya mungkin belum terbiasa, orang-orang sekarang jadinya sudah terbiasa dengan kondisi ini. “Oh iniThe New Entertainment’ gitu, dan akhirnya orang-orang akan beradaptasi dengan hal ini,” papar Ananda.
Anandya menambahkan, “Di Tokopedia misalnya, kami menggelar beragam acara-acara yang biasanya dilaksanakanofflinemenjadionlinedi platform kami seperti bazar buku terbesar di dunia, Big Bad Wolf, pameran produk fesyen lokal Jakcloth dan Jakarta Sneakers Day serta masih banyak lagi.”
4.Advance Personalized
Ada jugaAdvance Personalizedyang kini sedang naik daun. Saat ini orang-orang bergantung dengantoolspersonalisasi di mana algoritma kini menjadi sesuatu yang sangat menarik untuk dikembangkan, terlebih karena orang-orang menjadi enggan untuk memilih sesuatu secara manual.
Contohnya, pada saat menonton Netflix, terkadang orang merasa kontenautoplayyang muncul kurang menyenangkan, lalu karena tayangan tersebut diputar secara terus menerus, orang-orang bisa saja berubah pikiran karena terbiasa dan lanjut menontonnya karena serupa dengan apa yang mereka sukai.
Jika ini terus menerus muncul, maka algoritma akan menyesuaikan pada kebutuhan para pengguna. Hal ini tentunya akan membuat para pengguna menjadi senang karena tak perlu mencari tontonan secara manual, karena nantinya akan muncul rekomendasi serupa yang sesuai dengan apa yang telah mereka tonton sebelumnya.