Toyota Akui Sudah Punya Teknologi untuk Adopsi Bahan Bakar Bioetanol

pada 10 bulan lalu - by

Uzone.id- Pertamina akan segera merilis bahan bakar baru yakni Pertamax Green 95 di beberapa kota di Jawa Timur. Pertamax Green 95 sendiri merupakan bahan bakar minyak (BBM) yang mencampurkan Pertamax dengan Bioetanol sebesar lima persen (E5).

Menanggapi hal ini, Anton Jimmi Suwandy selaku Marketing Director PT Toyota Astra Motor (TAM) menyebutkan pihaknya sudah memiliki teknologi untuk mengadopsi bahan bakar Bioetanol.

Lebih lanjut Anton menyebutkan produk yang saat ini dijual oleh TAM memiliki spesifikasi yang dapat menggunakan Pertamax Green 95. Bahkan beberapa produk Toyota di luar negeri sudah bisa menggunakan bahan bakar E100.

"Bahkan teknologi Toyota sudah sampai di E100 seperti di Brasil. Kita juga ada produk ekspor yang E100, teknologinya sudah ada," ujar Anton saat ditemui di Kota Batu, Jawa timur beberapa waktu lalu.

Anton sendiri menyampaikan mobil dari Toyota tidak ada masalah jika melakukan uji coba menggunakan Pertamax Green 95 yang mengandung E5.

"Jadi tidak ada masalah. Tapi kalau kita bicara E10, E15, E20 mungkin kita harus melakukan pengujian. Ada beberapa mobil yang sudah siap, ada beberapa mobil yang belum. Tapi sudah memiliki teknologi yang tentunya siap," lanjutnya.

Sebelumnya, Bob Azam, Direktur Hubungan Eksternal PT Toyota Motor Manufactur Indonesia (TMMIN) juga menyebutkan mobil Toyota tidak terdapat masalah untuk menggunakan Bioetanol.

Namun Bob masih mempertanyakan kesiapan bahan bakar dari Pertamax Green 95 yang menggunakan Bioetanol 5 persen.

"Secara global E5 itu bisa, tidak ada (penyesuaian), cuma gini ada dua engine-nya dan bahan bakarnya. Kalau engine-nya tidak ada masalah, tapi bahan bakarnya bagaimana?,” papar Bob beberapa waktu lalu.

Sebagai tambahan informasi, Pertamina sebentar lagi akan merilis BBM jenis baru yakni Pertamax Green 95. Bahan bakar ini merupakan campuran antara Pertamax dan etanol yang diolah dari Tebu.

Kabarnya BBM jenis baru ini akan dirilis pertama kali di Kota Surabaya terlebih dahulu, sebelum didistribusikan ke seluruh Indonesia.