Toyota Mau Jiplak Jimny,AutoDitolak Suzuki

pada 4 bulan lalu - by

Uzone.id-PesonaSuzuki Jimnymemang menggoda, termasuk pabrikan sekelas Toyota yang sampai tertarik untuk menjiplak aliasmerebadgeSuzuki Jimny menjadi merek Toyota, alias Toyota Jimny.

Langkah Toyota tersebut sebenarnya sah-sah saja, apalagiToyotadan Suzuki saat ini memang tengah menjalin kerja sama di India untuk mengembangkan model bersama.

 

 

Hal tersebut, tentu saja bertujuan untuk menghemat biaya riset, agar bisa berbagi platform dan menghasilkan satu kendaraan yang bisa dipakai dua merek.

Sudah banyak mobil-mobil Toyota dan Suzuki saling berbagi model, dengan hanya menempelkan logo masing-masing merek. Mulai dari Toyota Glanza dan Urban Cruiser yang merupakan hasil rebadge dariSuzukiBaleno dan Vitara Brezza.

Toyota pun berniat untuk terus melakukanrebadgeproduk-produkSuzuki, termasuk rencananya yang terbaru ketika Toyota ingin menghadirkan Suzuki Jimny versi Toyota.

Tapi, kali ini, Suzuki dikabarkan dengan tegas menolak rencana Toyota itu. Alasan Suzuki menolaknya, karena Jimny merupakan bagian integral dari DNA merek Suzuki dan tidak bisa dibagi atau diperjual belikan dengan Toyota.

“Toyota ingin merakayasa Jimny, tapi kami menolaknya dengan sopan," ujar perwakilan Suzuki, dilansir dariAutocar India.

Toyota tentu menginginkan sebuah SUV berukuran kecil, dengan memakai basisSuzuki Jimnyyang nantinya juga bisa menjadi alternatif pilihan untuk model 4x4 dengan harga terjangkau.

Tapi Suzuki tisak mau karena biar bagaimanapunJimnyadalah sebuah ikon dari Suzuki dan mobil ini sudah punya sejarah yang sangat panjang, sebagaimana mobil-mobil tertentu dari Toyota.

 

 

"Ini seperti meminta Toyota untuk mengizinkan kami merekayasa Land Cruiser. Model yang menjadi inti merek kami tidak dimaksudkan untuk dibagikan dan kedua perusahaan menghormatinya," tegas pihak Suzuki.

Namun, penolakan Suzuki ini, tidak berpengaruh terhadap hubungan bisnis dua pabrikan Jepang tersebut, dan keduanya tetap akan melakukan pengembangan mobil bersama untuk bisa memenuhi kebutuhan pasar global, seperti Eropa, India, Afrika Selatan, dan juga negara Asia Tenggara.