Twitter Siapkan Tiga Label untuk Tandai Cuitan Sesat

pada 3 tahun lalu - by

Ilustrasi/Unsplash

Uzone.id-- Twitter masih berkomitmen untuk memerangi penyebaran konten yang menjurus ke misinformasi, hoaks, dan menyesatkan. Kali ini, layanan mikroblog ini dikabarkan sedang menyiapkan fitur label baru yang disematkan ke cuitan pengguna.

Sistem label ini singkatnya adalah sebagai peringatan tentang seberapa ‘sesatnya’ konten atau tulisan yang kita cuitkan.

Bocoran dari periset aplikasi Jane Manchun Wong memperlihatkan ada tiga level label peringatan misinformasi, yakni ‘Get the latest’, ‘Stay Informed’, dan ‘Misleading’.

Baca juga:Layanan Premium Twitter Dibanderol Rp42 Ribuan, Apa Istimewanya?

Tingkat akurasi sebuah cuitan pengguna ditentukan dari sistem Twitter yang menempel pada salah satu dari tiga label ini, di mana masing-masing menyertakan petunjuk yang mengarahkan pengguna ke informasi tambahan.

Dari temuan Wong, fitur label ini masih dalam tahap pengembangan. Ia mengunggah screenshot yang berisi tiga cuitannya sebagai percobaan dari fitur label Twitter.

Pertama, ia mencuit, “menghirup 60 gram dihidrogen monoksida dan saya tidak enak badan sekarang.” Cuitan ini diberi label ‘Get the latest’ lengkap dengan informasi tambahan tentang air. Label tersebut tampaknya bertujuan agar pengguna dapat mengecek informasi terbaru mengenai hal yang baru saja dicuitkan tersebut.

Baca juga:Twitter Tunda Proyek 'Centang Biru', Apa Alasannya?

Lalu uji coba cuitan kedua berbunyi, “dalam 12 jam, kegelapan akan naik di beberapa bagian di dunia. Pantau terus.” Twitter memberi label ‘Stay Informed’ lengkap dengan tautan yang dimaksudkan agar pengguna dapat mempelajari lebih dalam lagi tentang konsep zona waktu.

Kemudian twit terakhir Wong berbunyi, “kita makan. Penyu makan. Maka, kita semua adalah penyu.” Cuitan ini dilabeli ‘Misleading’ alias menyesatkan dengan catatan bahwa konten tersebut mengandung kesalahan logika.

MengutipGizmodo, fitur label Twitter ini dapat mengurangi penyebaran misinformasi, namun juga menghadirkan kekhawatiran tentang penyensoran, khususnya bagaimana platform media sosial ceroboh dalam memoderasi isu Palestina di tengah perang dengan Israel.

Algoritma Twitter sempat kacau dan rasanya tidak bijak jika terjadi kesalahan melabeli ‘Fake News’ terhadap berita akurat. Dampaknya bisa menjadi jangka panjang.

Masih belum ada kepastian kapan fitur label Twitter ini akan diluncurkan secara publik. Pihak Twitter belum menanggapi hal ini.